Rabu, 01 Maret 2017

SUKROSA



BAB 1
PEMBAHASAN

A.    SUKROSA
  1. Definisi sukrosa
Sukrosa ialah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu maupun dari bit. Selain pada tebu dan bit, sukrosa terdapat pula pada tumbuhan lain, misalnya dalam buah nanas dan dalam wortel. Dengan hidrolisis sukrosa akan terpecah dan menghasilkan glukosa dan fruktosa.[1]
Pada molekul sukrosa terdapat ikatan antara molekul glukosa dan fruktosa, yaitu antara atom karbon nomor 1 pada glukosa dengan atom karbon nomor 2 pada fruktosa melalui atom oksigen. Kedua atom karbon tersebut adalah atom karbon yang mempunyai gugus –OH glikosidik, atau atom karbon yang merupakan gugus aldehida pada glukosa dan gugus keton pada fruktosa. Oleh karena itu molekul sukrosa tidak mempunyai gugus aldehida atau keton bebas, atau tidak mempunyai gugus –OH glikosidik. Dengan demikian sukrosa tidak mempunyai sifat dapat mereduksi ion-ion Cu++ atau Ag+ dan juga tidak membentuk osazon.[2]
Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan fruktosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,2 –α. Sukrosa dibentuk oleh banyak tanaman , tetapi tidak terdapat pada hewan tingkat tinggi. Berlawanan dengan laktosa dan maltosa, sukrosa tidak mengandung atom karbon anomer bebas, karena karbon anomer kedua komponen unit monosakarida pada sukrosa berikatan satu dengan yang lain, karena alasan inilah sukrosa bukan merupakan gula pereduksi.
Struktur sukrosa  (α- D- glukopiranosil –β-D-fruktofuranosida)
Atom-atom isomer unit glukosa dan fruktosa berikatan dengan konfigurasi ikatan glikosilik yakni α untuk glukosa dan β untuk fruktosa. Dengan sendirinya, sukrosa tidak mempunyai gugus pereduksi bebas (ujung aldehid atau keton).
Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa dikatalis oleh sukrase (disebut juga invertase karena menubah aktivitas optic dari putaran ke kanan menjadi ke kiri). Sukrosa mempuyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Hasil yang diperoleh dari reaksi hidrolisis ialah glukosa dan fruktosa dalam jumlah yang ekuimolekuer. Glukosa memutar cahaya terpolarisasi ke kanan, sedangkan fruktosa ke kiri. Oleh karena fruktosa mempunyai rotasi spesifik lebih besar daripada glukosa, maka campuran glukosa dan fruktosa sebagai hasil hidrolisis itu memutar ke kiri.[3]
Dengan demikian pada proses hidrolisis ini terjadi perubahan sudut putar, mula-mula ke kanan menjadi ke kiri, dan oleh karenanya proses ini disebut juga inversi. Hasil hidrolisis sukrosa yaitu campuran glukosa dan fruktosa disebut gula invert. Madu lebah sebagian besar terdiri atas gula invert ini dan dengan demikian madu mempunyai rasa lebih manis daripada gula. Apabila kita makan makanan yang mengandung gula, maka dalam usus halus sukrosa akan diubah menjadi glukosa dan fruktosa oleh enzim sukrase atau invertase. Enzim ialah suatu jenis protein yang berperan sebagai katalis pada reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh kita, karenanya enzim dinamakan biokatalis.[4]
2.      Kegunaan Sukrosa
Sukrosa memiliki peranan yang penting dalam industri makanan dan minuman. Selain sebagai bahan pemanis, gula juga merupakan pengawet. Daya larut gula yang tinggi dengan kemampuan mengurangi keseimbangan kelembaban relatif dan mengikat air adalah sifat-sifat yang menyebabkan gula dipakai dalam pengawetan bahan pangan atau hasil olahannya. Peranan gula yang lainnya adalah dapat menyempurnakan rasa manis dan cita rasa lain, memberikan rasa berisi karena dapat meningkatkan kekentalan, dapat membantu transfer panas selama proses, mengisi ruang kosong antara buah yang satu dengan yang lainnya, dan dapat memberikat perbaikkan aroma bagi bahan yang diawetkan. Mekanisme larutan gula dalam menghambat pertumbuhan mikroba adalah dengan cara mendehidrasi bakteri atau khamir melalui proses osmosis dimana air dari dalam sel mikroba tersedot ke luar ke larutan gula sehingga sel mikroba mengalami penciutan.
Fungsi sukrosa bagi tubuh manusia
  • Sebagai sumber energi tubuh
Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa sukrosa merupakan bentuk lain dari karbohidrat. Senyawa penyusun sukrosa akan sama dengan karbohidrat namun dalam bentuk atau tampilan yang berbeda. Sukrosa adalah gula yang dimanfaatkan oleh tubuh sebagai sumber energi. Pengubahan gula sukrosa menjadi energi dapat terjadi apabila kondisi kesehatan tubuh masih normal. Tubuh mampu memproduksi enzim-enzim yang mampu mengolah dan mensintesis karbohidrat.
  • Sebagai cadangan lemak
Sukrosa tersusun oleh fruktosa dan juga glukosa, fruktosa akan dipecah dari glukosa untuk kemudian dipindahkan ke organ hati. Pemindahan ini dapat terjadi apabila kebutuhan tubuh akan fruktosa sudah terpenuhi dan memiliki jumlah yang masih berlebih. Cadangan fruktosa ini oleh hati kemudian diolah kembali dan mejadi bentuk lemak. Lemak ini merupakan sumber energi, sayangnya apabila fruktosa berlebihan tersimpan di dalam hati maka akan menimbulkan gangguan pada organ ini.
  1. Dampak negatif sukrosa bagi tubuh
Sukrosa yang mengandung glikemik akan mengurangi kemampuan tubuh dalam mengolah atau mencerna karbohidrat. Akibatnya tubuh akan mengalami penumpukan gula yang berlebihan, baik dari masuknya sukrosa maupun karbohidrat. Pada akhirnya akan menjadikan kadar gula di dalam darah naik secara drastis ataupun perlahan. Sehingga memicu gangguan kesehatan pada pankreas dan memunculkan penyakit diabetes. Konsumsi sukrosa yang terlalu banyak juga bisa memicu pertumbuhan bakteri yang membentuk karang pada gigi. terlebih jika tidak diimbangi dengan aktivitas menjaga kebersihan gigi secara rutin.
Konsumsi sukrosa yang terlalu tinggi juga meningkatkan resiko obesitas karena adanya penumpukan gula di dalam tubuh. Metabolisme tubuh akan terganggu sehingga proses kimia pemecahan lemak bermasalah. Penumpukan lemak dan gula berlebihan tidak dapat dihindari dan menjadikan tubuh kegemukan dan mengalami masalah kesehatan yang serius. Konsumsi makanan dengan sukrosa memang tetap diperlukan sukrosa sendiri juga memberikan manfaat bagi tubuh. Namun mengusahakan mengkonsumsi makanan dengan kandungan sukrosa alami tetap dijadikan prioritas. Sukrosa alami pada buah dan sayuran akan lebih mudah dicerna oleh tubuh jika dibandingkan dengan gula pasir.
B.     LAKTOSA 
1.      Definisi Laktosa
Laktosa adalah komponen utama yang terdapat pada air susu ibu dan susu sapi. Laktosa tersusun dari molekul β-D-galaktosa dan α-D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,4′-β.
Karena laktosa memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas pada residu glukosa, laktosa adalah disakarida pereduksi. Hidrolisis dari laktosa dengan bantuan enzim galaktase yang dihasilkan dari pencernaan, akan memberikan jumlah ekivalen yang sama dari α-D-glukosa dan β-D-galaktosa.[5]
Dengan hidrolisis laktosa akan menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa, karena itu laktosa adalah suatu dasakarida. Ikatan galaktosa dan glukosa terjadi antara atom karbon nomor 1 pada galaktosa dan atom karbon nomor 4 pada glukosa. Oleh karenanya molekul laktosa masih mempunyai gugus –OH glikosidik. Dengan demikian laktosa mempunyai sifat mereduksi dan mutarotasi. Biasanya laktosa mengkristal dalam bentuk α. Dalam susu terdapat laktosa yang sering disebut gula susu. Pada wanita yang sedang dalam masa laktasi atau masa menyusui, laktosa kadang-kadang terdapat dalam urine dengan konsentrasi yang sangat rendah. Di bandingkan terhadap glukosa, laktosa mempunyai rasa yang kurang manis. Apabila laktosa dihidrolisis kemudian dipanaskan dengan asam nitrat akan terbentuk asam musat.
2.      Kegunaan Laktosa
Ada banyak sekali manfaat laktosa yang begitu baik untuk tubuh manusia dan pada dasarnya, tubuh kita   pun memerlukan laktosa agar fungsinya dapat berjalan dengan baik. Seperti berikut inilah manfaat atau fungsi dari laktosa pada tubuh sehingga segala kegiatan atau aktivitas kita dapat dilakukan dengan baik.
·         Sebagai Penyedia Energi
Gula adalah sumber energi selain dari lemak, protein dan juga karbohidrat dan laktosa sendiri pun masih tergolong karbohidrat di mana nutrisi ini begitu wajib untuk diasup oleh tubuh. Tanpa adanya karbohidrat atau karbohidrat pada kadar rendah sekalipun tak akan baik untuk kesehatan tubuh. Tubuh akan cepat lelah, lemas, lesu dan letih begitu tak bersemangat bila tak mengonsumsi karbohidrat, termasuk laktosa ini dan alhasil kita pun menjadi semakin malas bergerak karena tak merasa tak punya cukup tenaga. Laktosa tidaklah begitu manis dan inilah mengapa laktosa dimanfaatkan untuk pembuatan makanan bayi karena kadar gulanya sangat pas untuk anak kecil.
·         Sebagai Pendukung Penyerapan Mineral
Pada proses penyerapan mineral di dalam tubuh manusia, kita tentu memerlukan laktosa karena laktosalah yang memainkan peran sebagai pendukung atau bahkan perangsang agar mineral yang masuk ke dalam tubuh dapat terserap sempurna. Tak hanya membantu penyerapan, mineral pun juga akan dipertahankan di dalam tubuh, seperti halnya magnesium, mangan, kalsium dan zinc. Kesemua mb  ineral tersebut jelas dibutuhkan untuk menjaga kondisi kesehatan dan fungsi serta perkembangan yang maksimal. Ketika laktosa dikonsumsi pada jumlah yang benar, mineral pun kemudian akan diserap dan digunakan secara efektif oleh tubuh.[6]
·         Menjaga Kesehatan Usus
Usus perlu kita jaga dengan baik agar sistem pencernaan lancar dan kesehatan pun otomatis terjaga baik. Laktosa rupanya pun berperan besar dalam menaikkan perkembangan dan pertumbuhan bakteri usus baik yang sangat dibutuhkan oleh pencernaan tubuh kita. Lactobacilli adalah bakteri usus yang fungsinya baik dan tak akan menyebarkan penyakit. Laktosa pun sangat baik untuk diandalkan karena mampu membasmi bakteri patogen jenis tertentu yang tumbuh di dalam tubuh kita. Oleh sebab itu, bayi dan anak-anak dalam masa pertumbuhan mereka sangat dianjurkan untuk memperoleh laktosa dalam jumlah yang pas supaya kekebalan tubuh dapat meningkat dan terjauh dari kondisi infeksi usus. Flora yang sehat pada usus kita pun dapat tumbuh berkat laktosa.
3.      Dampak Negatif dari Laktosa
·         Intoleransi Laktosa
Keadaan intoleransi laktosa menandakan bahwa laktase yang biasanya digunakan dalam proses pencernaan laktosa telah berhenti produksi ketika kita memasuki usia dewasa. Laktase sendiri adalah sebuah enzim yang fungsinya akan membuat gula susu terpecah di mukosa usus halus menjadi monosakarida yang tubuh akan dengan mudah menyerapnya. Ketika sudah tak tercukupi lagi ketersediaan laktase, laktosa pada susu yang biasanya kita konsumsi tak akan mampu dicerna sempurna dan justru bakterilah yang akan memecahnya di dalam usus halus dan proses fermentasi yang ada malah akan membuat kita mengalami kembung karena gas di dalam perut disertai rasa nyeri.

Penyebab Intoleransi Laktosa
·         Faktor genetik adalah sebagai penyebab utama intoleransi laktosa
·         Kekurangan besi asupan besi yang rendah pada tubuh malah justru bisa membuat sistem pencernaan terganggu, berikut juga penyerapan laktosa. Ada gas hidrogen yang juga dihasilkan di dalam pencernaan jauh lebih banyak dari yang seharusnya.
·         Infeksi parasit ketika tubuh mengalami infeksi parasit maka terjadilah juga pengurangan pada jumlah laktase yang tidak lama tapi akan berimbas pada kesehatan pencernaan kita.
·         Gastroenteritis. suatu kondisi yang akan memicu adanya penguraian enzim laktase
C.    MALTOSA
1.      Definisi Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida yang paling sederhana dan merupakan hasil dari hidrolisis parsial tepung (amilum) dengan asam maupun enzim. Maltosa mengandung dua residu D-gluksa yang dihubungkan oleh suatu ikatan glikosida diantara atom karbon 1 ( karbon anomer) dari residu glukosa yang pertama dan atom karbon 4 dari glukosa yang kedua.[7]
Maltosa adalah gula reduksi dan larut dalam air. Maltosa jarang ditemukan dalam bentuk bebas di alam. Maltosa hanya ditemukan dari hasil degradasi pati oleh enzim atau hasil proses pengekstrasi sukrosa. Pada proses pembentukan ber dari kecambah barley (sejenis biji-bijian), terjadi proses degradasi pati menjadi maltosa oleh enzim amilase.
Konfigurasi atom karbon anomer dalam ikatan glikosida diantara kedua residu  D-glukosa adalah bentuk α, dan ikatan ini dilambangkan sebagai α(1→4 ). Unit monosakarida yang mengandung karbon anomer di tunjukan oleh nomor pertama atau lokan pada lambang ini. Kedua residu  glukosa pada maltosa berada dalam bentuk piranosa.
Telah diketahui bahwa hidrolisis amilum akan memberikan hasil akhir glukosa. Dalam tubuh kita amilum mengalami hidrolisis menjadi maltose oleh enzim amylase. Maltosa ini kemudian diuraikan oleh enzim maltase menjadi glukosa yang digunakan oleh tubuh. Maltose mudah larut dalam air dan mempunyai rasa lebih manis daripada laktosa, tetapi kurang manis daripada sukrosa.
Maltosa memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas, yang dapat dioksidasi. Residu glukosa dari maltosa dapat berada dalam bentuk α maupun β, Bentuk α dibentuk oleh kerja enzim air liur amylase terhadap pati. Maltosa dihirolasi menjadi dua molekul D-glukosa oleh enzim usus maltosa, yang bersifat spesifik terhadap ikatan α(1→4) Disakarida selobiosa juga mengandung dua residu D-glukosa, tetapi senyawa ini dihubungkan oleh ikatan β(1→4). Pada maltosa, sebuah molekul glukosa dihubungkan dengan ikatan glikosida melalui atom karbonnya yang pertama dengan gugus hidroksil atom karbon keempat pada molekul glukosa lainnya.
Dari struktur maltosa, terlihat bahwa gugus -O- sebagai penghubung antar unit yaitu menghubungkan atom karbon 1 dari α-D-glukosa dengan atom karbon 4 dari α-D-glukosa. Maltosa adalah gula pereduksi karena gula ini memilki gugus karbonil yang berpotensi bebas yang dapat dioksidasi. Satu molekul maltosa terhidrolisis menjadi dua molekul D-glukosa oleh enzim usus maltose, yang bersifat spesifik bagi ikatan α(1-4).
Sifat-sifat Maltosa
Karena maltosa adalah disakarida, maka sifat-sifat dari maltosa yang bisa ditemukan adalah seperti yang dijelaskan di bawah ini:
1. Mengalami hidrolisis seperti
2. Dapat larut di dalam air.
3. Memiliki rasa manis meski memang tidak semanis fruktosa.
4. Merupakan gula pereduksi bersama dengan laktosa , sementara sukrosa tidak termasuk di dalam gula pereduksi. Maltosa dikatakan sebagai gula pereduksi karena memang diketahui mampu mereduksi larutan Fehling yang dipicu oleh adanya sisa satu gugus hemiasetal bebas oleh maltosa dan laktosa yang disebut juga dengan istilah gugus pereduksi. Sedangkan untuk sukrosa, pembentukannya memang ada gugus hemiastal yang terlibat berikut juga hemiastal fruktosa sehingga gugus pereduksi tidak dimiliki oleh sukrosa.
2. Kegunaan Maltosa
Meskipun maltosa tidak mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh, tapi senyawa ini dapat digunakan untuk pemanis buatan secara massal dalam bentuk sirup ataupun bubuk. Selain itu juga dapat ditambahkan ke berbagai sukrosa bebas dan makanan manis seperti permen karet, permen, selai, cokelat, roti, dan es krim.
1. Sebagai Pemanis Buatan
Maltosa ini tidaklah begitu berpengaruh besar dan tak memiliki fungsi khusus pada tubuh kita. Hanya saja, senyawa ini masih dapat dikatakan berguna untuk sebagai penolong aktivitas produktif sehari-hari manusia dalam memroduksi aneka macam varian makanan dan minuman. Maltosa ini rupanya sangat berharga bagi para pengusaha makanan karena bisa dijadikan sebagai pemanis buatan yang digunakan secara massal.
Dalam bentuk sirup, maltose akan dicampurkan atau ditambahkan ke beragam sukrosa bebas serta makanan-makanan yang rasanya manis. Maltosa dalam bentuk bubuk pun juga bisa dimanfaatkan, dan makanan-makanan yang akan mendapat tambahan maltosa ini antara lain seperti es krim, roti, cokelat, selai, permen dan permen karet
2. Mendukung Pembuatan Minuman Ringan dan Bir
Disakarida satu ini terbentuk dari hasil pemecahan glikogen serta pati yang ada pada proses pencernaan kita. Maltosa selain dapat digunakan untuk ditambahkan pada beberapa jenis makanan manis rupanya juga dapat menolong pembuatan minuman dan makanan ringan berikut juga bir. Fungsi maltosa ini bisa terwujud ketika sang produsen melakukan pengubahan maltosa ke bentuk alkohol gula disakarida. Rasanya yang kurang begitu manis dibanding glukosa dan fruktosa memang kemudian dapat menjadi pilihan yang tepat untuk digunakan pada pembuatan bir. Di sini pati akan berubah menjadi maltosa yang akan menambah rasa manis pada bir untuk melawan rasa pahit pada minuman tersebut.
3. Mendukung Pembuatan Makanan Bayi
Karena manisnya yang ada pada level rendah, maka makanan-makanan bayi biasanya menggunakan maltosa untuk ditambahkan ke produknya. Dengan kadar yang tak begitu tinggi serta rasa yang tak begitu manis, ini memang cocok untuk bayi dalam melatih indera perasanya.



BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
Sukrosa ialah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu maupun dari bit. Selain pada tebu dan bit, sukrosa terdapat pula pada tumbuhan lain, misalnya dalam buah nanas dan dalam wortel Sukrosa memiliki peranan yang penting dalam industri makanan dan minuman. Selain sebagai bahan pemanis, gula juga merupakan pengawet.
Laktosa adalah komponen utama yang terdapat pada air susu ibu dan susu sapi. Pada wanita yang sedang dalam masa laktasi atau masa menyusui, laktosa kadang-kadang terdapat dalam urine dengan konsentrasi yang sangat rendah. Di bandingkan terhadap glukosa, laktosa mempunyai rasa yang kurang manis. Apabila laktosa dihidrolisis kemudian dipanaskan dengan asam nitrat akan terbentuk asam musat
Maltosa adalah gula reduksi dan larut dalam air. Maltosa jarang ditemukan dalam bentuk bebas di alam. Maltosa hanya ditemukan dari hasil degradasi pati oleh enzim atau hasil proses pengekstrasi sukrosa. Senyawa ini dapat digunakan untuk pemanis buatan secara massal dalam bentuk sirup ataupun bubuk.







[1] Anna Poedjiadi, Dasar Dasar Biokimia, (Universitas Indonesia), hal 31
[2] Albert e Lehninger. Principle of Biochemistry : Dasar dasar Biokimia.  Erlangga : Jakarta, hal 322

[3] Anna Poedjiadi, Dasar Dasar Biokimia, (Universitas Indonesia), hal 31

[4] Anna Poedjiadi, Dasar Dasar Biokimia, (Universitas Indonesia), hal 31

[5] Albert e Lehninger. Principle of Biochemistry : Dasar dasar Biokimia.  Erlangga : Jakarta, hal 322

[6] Davis S Page. Prinsip-prinsip Biokimia Edisi Kedua. Erlangga : Jakarta, hal 157
[7] Albert e Lehninger. Principle of Biochemistry : Dasar dasar Biokimia.  Erlangga : Jakarta, hal 322

Tidak ada komentar:

Posting Komentar