Rabu, 01 Maret 2017

SPINGOLIPID dan TERPEN



SPINGOLIPID dan TERPEN
MAKALAH
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah BIOKIMIA
yang dibimbing oleh Tutik Sri Wahyuni., M.P.d









Oleh
Kelompok 7

Aziza Hajir                              (17208153046)
Eka Suciati Pratiwi                 (17208153045)
Syafiq Al-faizar                      ( 17208153061)
Nurul Hidayati                        (17208153044)

JURUSAN TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
Oktober  2016
BAB I
PEMMBAHASAN

A.    SPINGOLIPID
Spingolipid Merupakan lipida yang tidak mengandung gliserol amfipatik, terutama berlimpah dalam jaringan otak dan saraf. Lipida ini diturunkan dari spingosin. Sfingosin adalah senyawa induk dari sejumlah alkohol amino berantai panjang yang ditemukan pada berbagai sfingolipid. Kepala gugus polar pada sfingolipid terikat pada gugus hidroksil sfingosin, sedangkan komponen asam lemaknya berikatan dengan gugus amino dan membentuk suatu ikatan amida.
                                                                
                                                    H                  H
            HзC ─ (CH2)12    CH ═ CH ─ C ─ C ─ CH2OH
                                                    HO  NH2
                                             Sfingosin.
Seramida adalah turunan asam lemak N-asil dari sfingosin. Jika seramida tersebar secara luas  dalam jaringan tumbuhan dan hewan namun pada umumnya mereka bukan merupakan unsur lipida yang utama. Turunan seramida tertentu terdapat lebih dari cukup. Misalnya serebrosida terdapat dalam jumlah berlimpah dalam pelepah (sheath) myelin dari jaringan saraf. Seperti ditunjukkan oleh struktur dibawah ini, maka serebrosida merupakan glikolipida karena sebagian gula terikat pada bagian lipida oleh sambungan glikosida. [1]
                   
Sfingolipida yang paling berlimpah adalah Sfingomyelin yang terdapat dalam jaringan otak dan saraf dan dalam lipida darah. Struktur suatu sfingomyelin diperlihatkan dibawah ini dan merupakan wakil dari sifat amfipatik dari lipida-lipida membrane ini.
                                              O
                HзC ─ (CH2)16 ─ C ─ N ─ H     O
CHз (CH2)12 ─ CH ═ CH─CH─CH─ CH2 ─ O ─ P ─ O ─ CH2CH2 ─ N+ (CHз)з
                                           OH                             O-
                     Hidrofobik                                                    Polar
            Gugus asil lemak dapat berubah-ubah dari C16 hingga C24
Sphingolipid adalah kelompok lipid yang struktur utamanya adalah rantai panjang amino alkohol sphingosin. Sfingolipid dapat ditemukan di hampir seluruh jaringan manusia. Konsentrasinya yang tertinggi walaupun demikian terdapat di jaringan saraf sistem saraf pusat, khususnya di zat putih diotak. Sphingolipid ada dalam darah dan hampir semua jaringan tubuh. Konsenrasi tertinggi ditemukan di sistem saraf pusat Sphingolipid terdiri dari 3 tipe utama : Sphingomyelins, Glycosphingolipids, dan Gangliosides. Seramid adalah keluarga dari molekul lipid. Seramide disusun dari sphingosine dan asam lemak. Seramid disintesa dari dehydrosphingosin dan rantai panjang asam acylCoA oleh enzim pada retikulum endoplasma. Seramid ditemukan dengan konsentrasi tinggi di dalam membran sel. Sfingolipidosis (penyakit penimbunan lipid) adalah sekelompok penyakit herediter yang disebabkan oleh efek genetik katabolisme lipid yang mengandung sfingosin. Kelompok penyakit ini adalah bagian dari kelompok penyakit lisosom yang lebih luas serta memperlihatkan beberapa gambaran tetap : (1) terjadi penumpukan lipid kompleks yang mengandung seramid di sel, terutama di sel neuron, dan menyebabkan neurodegenerasi dan memendeknya masa hidup .[2]
Senyawa yang termasuk golongan ini dapat dipandang sebagai derivat spingosin atau mempunyai strkutur yang mirip, misalnya dihidrosfingosin.
          Seramida adalah derivat sfingosin yang mengandung gugus asil dari asam lemak. Gugus ini terikat pada gugus amino dalam bentuk amida.

Senyawa senyawa yang termasuk dalam kelompok ini dibedakan satu dari yang lain pada asam lemak yang terdapat pada molekulnya. Seramida terdapat dalam jumlah kecil pada jaringan tumbuhan maupun hewan.
          Sfingomielin adalah kelompok senyawa yang mempunyai rumus dan merupakan satu satunya sfingolipid yang mengandung fosfat. Sfingomielin terutama terdapat dalam jaringan syaraf. Dalam otak juga terdapat sfingomielin yang mengandung sfingosin dengan beberapa ikatan rangkap.
                           Hasil gambar untuk ikatan spingomielin

          Disamping kelompok seramida dan sfingomielin ada senyawa dalam golongan sfigolipid yang mengandung karbohidrat. Kelompok ini disebut glikolipid dan salah satu contoh senyawa tersebut ialah serebrosida.
Hasil gambar untuk serebrosida
          Serebrosida terdapat terutama dalam jaringan syaraf. Dengan hidrolisis serebrosida akan menghasilkan molekul sfingosin, asam lemak dan heksosa, terutama galaktosa dan kadang-kadang glukosa. Perbedaan antara masing-masing senyawa yang termasuk serebrosida ini ialah pada jenis asam lemak yang terikat. Sebagai contoh kerasin mengandung asam lignoserat dan serebron mengandung asam hidroksilignoserat atau asam serebronat.[3]

B.     TERPEN
Terpena dapat dipandang sebagai lipida yang mengandung rangka-rangka satuan isoperna.
                                                              CHз
                                           H2C ═ C
                                                                CH ─ CH2
                                             Isoperna
            Banyak hasil alam yang luar biasa adalah terpena dan kimia organic dari zat-zat ini adalah baik merupakan tantangan maupun hal yang menarik. Secara biologic terpena berguna dalam banyak peranan yang berbagai macam,[4] skualena misalnya merupakan hidrokarbon alam penting yang ada sebagai komponen utama dari sebum (minyak kulit), dalam minyak hati, atau limpa hiu, dan sebagai pelopor biosintetik ke kolesterol dan karena itu ke steroida-steroida lain.

Hubungan antara skualena dan stereroida dapat dilihat lebih mudah jika kita menuliskan kembali struktuk skualena kedalam ukuran yang sedikit berbeda seperti ditunjukkan di bawah.
Contoh-contoh zat lain yang merupakan terpena menunjukkan rantai samping fitol dan β-karotena, keduanya penting dlam fotosintesis. Seperti telah diuraikan dalam Bab 3, vitamin-vitamin yang dapat larut dalam lemak A,E, dan K merupakan turunan terpena, termasuk geraniol, unsur utama dari minyak bunga mawar.[5]
                  H3C                         H
                                 C ═ C                    H2C               CHз
                  H3C                          CH3                  C
                                                                             C
                                                                      H           CH2OH
                              Geraniol (dua satuan isoperna)
Biokimia dari organ penglihatan memerlukan terpena retinal yang diturunkan dari vitamin A didalam retina mat sel-sel penglihatan penglihatan mengandung pigmen yang disebut rhodopsin atau warna ungu visual. Protein terkonjugasi ini terdiri atas dua bagian : Opsin yaitu appoprotein dan gugus prostetik II ─ Cis ─ retinal. Apabila cahaya jatuh pada molekul rhodopsin, maka II ─ Cis ─ retinal telah terfotoisomerasasikan menjadi II ─ trans ─ retinal dan berdiosisasi dari proteinnya. Peristiwa isomerisasi dan disosiasi ini akhirnya telah di ubah menjadi suatu dorongan (impuls) saraf oleh suatu mekanisme yang masih tidak dimengerti dengan jelas. Siklus visual telah lengkap apabila II ─ trans ─ retinal telah difotoisomerasasikan kembali menjadi bentuk II ─ Cis  dan secara spontan bersosiasi kembali dengan opsin untuk membentuk rhodopsin.[6]
Dalam alam banyak terdapat senyawa yang molekulnya dapat dianggap terdiri atas beberapa molekul isoprene (2-metilbutadiena) atau mempunyai hubungan strukutural dengan isoprena.[7]
Hasil gambar untuk isoprena

          Senyawa-senyawa tersebut dikelompokkan dalam golongan terpen. Molekul senyawa yang termasuk terpen ini kebanyakan terdiri atas kelipatan dari lima atom karbon. Yang termasuk terpen antara lain ialah sitrat, pinen, geraniol, kamfer, karoten, vitamin A, fitol dan skualen. Rumus kimia senyawa-senyawa tersebut adalah sebagai berikut:
Hasil gambar untuk ikatan vitamin a
Sitral, pinen dan geraniol terdapat dalam minyak atsiri (minyak yang mudah menguap) yang berasal dari tumbuhan, misalnya terpentin dan minyak mawar. Sitronelal terdapat dalam minyak sereh. Kamfer dalam alam terdapat dalam pohon kamfer (chinnamomumcamphora). Wortel yang kita kenal sehari-hari berwarna merah kekuning-kuningan mengandung banyak karoten yang merupakan pembentuk vitamin A. vitamin A sendiri dapat diperoleh dari minyak ikan paus. Fitol adalah salah satu hasil hidolisis klorofil, sedangkan skualen dapat diperoleh dari minyak ikan hiu.
Hasil gambar untuk karoten
Hasil gambar untuk fitol
skualen
Dalam tumbuhan biasanya terdapat senyawa hidrokarbon dan hidrokarbon teroksigenasi yang merupakan senyawa terpenoid. Kata terpenoid mencakup sejumlah besar senyawa tumbuhan, dan istilah ini digunakan untuk menunjukkan bahwa secara biosintesis semua senyawa tumbuhan itu berasal dari senyawa yang sama. Terpenoid merupakan derivat dehidrogenasi dan oksigenasi dari senyawa terpen. Terpen merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan dan sebagian kelompok hewan. Rumus molekul terpen adalah (C5H8)n. Terpenoid disebut juga dengan isoprenoid. Hal ini disebabkan karena kerangka karbonnya sama seperti senyawa isopren. Secara struktur kimia terenoid merupakan penggabungan dari unit isoprena, dapat berupa rantai terbuka atau siklik, dapat mengandung ikatan rangkap, gugus hidroksil, karbonil atau gugus fungsi lainnya. Terpenoid merupakan komponen penyusun minyak atsiri. Minyak atsiri berasal dari tumbuhan yang pada awalnya dikenal dari penentuan struktur secara sederhana, yaitu dengan perbandingan atom hydrogen dan atom karbon dari suatu senyawa terpenoid yaitu 8 : 5 dan dengan perbandingan tersebut dapat dikatakan bahwa senyawa teresbut adalah golongan terpenoid.  Minyak atsiri bukanlah senyawa murni akan tetapi merupakan campuran senyawa organic yang kadangkala terdiri dari lebih dari 25 senyawa atau komponen yang berlainan. Sebagian besar komponen minyak atsiri adalah senyawa yang hanya mengandung karbon dan hydrogen atau karbon, hydrogen dan oksigen. Minyak atsiri adalah bahan yang mudah menguap sehingga mudah dipisahkan dari bahan-bahan lain yang terdapat dalam tumbuhan.Salah satu cara yang paling banyak digunakan adalah memisahkan minyak atsiri dari jaringan tumbuhan adalah destilasi. Dimana, uap air dialirkan kedalam tumpukan jaringan tumbuhan sehingga minyak atsiri tersuling bersama-sama dengan uap air. Setelah pengembunan, minyak atsiri akan membentuk lapisan yang terpisah dari air yang selanjutnya dapat dikumpulkan.
Sifat fisika dari terpenoid adalah :
1)       Dalam keadaan segar merupakan cairantidak berwarna, tetapi jika teroksidasi warna akan berubah menjadi gelap
2)       Mempunyai bau yang khas
3)       Indeks bias tinggi
4)       Kebanyakan optik aktif
5)       Kerapatan lebih kecil dari air
6)       Larut dalam pelarut organik: eter dan alcohol
Sifat Kimia
1) Senyawa tidak jenuh (rantai terbuka ataupun siklik)
2) Isoprenoid kebanyakan bentuknya khiraldan terjadi dalam dua bentuk enantiomer.[8]



BAB II
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Spingolipid Merupakan lipida yang tidak mengandung gliserol amfipatik, terutama berlimpah dalam jaringan otak dan saraf. Lipida ini diturunkan dari spingosin.  Sfingolipida yang paling berlimpah adalah Sfingomyelin yang terdapat dalam jaringan otak dan saraf dan dalam lipida darah. Seramida yang terdapat jumlahkecil dalam jaringan tumbuhan atau hewan. Disamping kelompok seramida dan spingomielin ada senyawa spingolipid yang mengandung karbohidrat. Kelompok ini di sebut glikolipid cintohnya serebrosida yang terdapat terutama dalam jaringan syaraf.
Terpena dapat dipandang sebagai lipida yang mengandung rangka-rangka satuan isoperna.  Yang termasuk terpen antara lain ialah sitral, pinen, geraniol, kamfer,  karoten, vitamin A, fitol, dan  skulen.




DAFTAR PUSTAKA

Soendoro, R. 1985. Prinsip-prinsip Biokimia. Jakarta. Erlangga.
Anna,p. 1994. Dasar0dasar Biokimia. Jakarta. Universitas Indonesia
Robert K. Murray. 2006. Biokimia Harper edisi 27.  Jakarta. Buku Kedokteran EGC



[1] R. Soendoro, Prinsip-Prinsip Biokimia, (Jakarta; Erlangga, 1985) hal. 204.
[2] Robert K. Murray, BIOKIMIA HARPER edisi 27, jakarta, penerbit buku kedokteran EGC, 2006 halaman 221-223
[3] A,Poedjiadi, Dasar-dasar Biokimia, (Jakarta; Universitas Indonesia, 1994). hal.68.

[4] R. Soendoro, Prinsip-Prinsip Biokimia, (Jakarta; Erlangga, 1985). hal. 205.
[5] Ibid, hal. 206.
[6] Ibid, hal. 207.
[7] A,Poedjiadi, Dasar-dasar Biokimia, (Jakarta; Universitas Indonesia, 1994). hal. 96.
[8] Robert K. Murray, BIOKIMIA HARPER edisi 27, jakarta, penerbit buku kedokteran EGC, 2006
 halaman 225-226

Tidak ada komentar:

Posting Komentar