SPINGOLIPID
dan TERPEN
MAKALAH
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah BIOKIMIA
yang dibimbing oleh Tutik Sri Wahyuni., M.P.d

Oleh
Kelompok 7
Aziza
Hajir (17208153046)
Eka
Suciati Pratiwi (17208153045)
Syafiq
Al-faizar (
17208153061)
Nurul
Hidayati (17208153044)
JURUSAN
TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
Oktober 2016
BAB
I
PEMMBAHASAN
A. SPINGOLIPID
Spingolipid
Merupakan lipida yang tidak mengandung gliserol amfipatik, terutama berlimpah
dalam jaringan otak dan saraf. Lipida ini diturunkan dari spingosin. Sfingosin adalah senyawa induk dari sejumlah alkohol amino berantai
panjang yang ditemukan pada berbagai sfingolipid. Kepala gugus polar pada
sfingolipid terikat pada gugus hidroksil sfingosin,
sedangkan komponen asam lemaknya berikatan dengan gugus amino dan membentuk
suatu ikatan amida.




HO
NH2
Sfingosin.
Seramida
adalah turunan asam lemak N-asil dari sfingosin. Jika seramida tersebar secara
luas dalam jaringan tumbuhan dan hewan
namun pada umumnya mereka bukan merupakan unsur lipida yang utama. Turunan
seramida tertentu terdapat lebih dari cukup. Misalnya serebrosida terdapat
dalam jumlah berlimpah dalam pelepah (sheath) myelin dari jaringan saraf.
Seperti ditunjukkan oleh struktur dibawah ini, maka serebrosida merupakan
glikolipida karena sebagian gula terikat pada bagian lipida oleh sambungan
glikosida. [1]

Sfingolipida
yang paling berlimpah adalah Sfingomyelin yang terdapat dalam jaringan otak dan
saraf dan dalam lipida darah. Struktur suatu sfingomyelin diperlihatkan dibawah
ini dan merupakan wakil dari sifat amfipatik dari lipida-lipida membrane ini.













Hidrofobik
Polar
Gugus asil lemak dapat berubah-ubah
dari C16
hingga
C24
Sphingolipid
adalah kelompok lipid yang struktur utamanya adalah rantai panjang amino
alkohol sphingosin. Sfingolipid dapat ditemukan di hampir seluruh jaringan
manusia. Konsentrasinya yang tertinggi walaupun demikian terdapat di jaringan
saraf sistem saraf pusat, khususnya di zat putih diotak. Sphingolipid ada dalam
darah dan hampir semua jaringan tubuh. Konsenrasi tertinggi ditemukan di sistem
saraf pusat Sphingolipid terdiri dari 3 tipe utama : Sphingomyelins,
Glycosphingolipids, dan Gangliosides. Seramid adalah keluarga dari molekul
lipid. Seramide disusun dari sphingosine dan asam lemak. Seramid disintesa dari
dehydrosphingosin dan rantai panjang asam acylCoA oleh enzim pada retikulum
endoplasma. Seramid ditemukan dengan konsentrasi tinggi di dalam membran sel.
Sfingolipidosis (penyakit penimbunan lipid) adalah sekelompok penyakit
herediter yang disebabkan oleh efek genetik katabolisme lipid yang mengandung
sfingosin. Kelompok penyakit ini adalah bagian dari kelompok penyakit lisosom
yang lebih luas serta memperlihatkan beberapa gambaran tetap : (1) terjadi
penumpukan lipid kompleks yang mengandung seramid di sel, terutama di sel
neuron, dan menyebabkan neurodegenerasi dan memendeknya masa hidup .[2]
Senyawa yang termasuk golongan ini dapat
dipandang sebagai derivat spingosin atau mempunyai strkutur yang mirip,
misalnya dihidrosfingosin.

Seramida
adalah derivat sfingosin yang mengandung gugus asil dari asam lemak. Gugus ini
terikat pada gugus amino dalam bentuk amida.

Senyawa senyawa yang termasuk dalam
kelompok ini dibedakan satu dari yang lain pada asam lemak yang terdapat pada
molekulnya. Seramida terdapat dalam jumlah kecil pada jaringan tumbuhan maupun
hewan.
Sfingomielin
adalah kelompok senyawa yang mempunyai rumus dan merupakan satu satunya
sfingolipid yang mengandung fosfat. Sfingomielin terutama terdapat dalam
jaringan syaraf. Dalam otak juga terdapat sfingomielin yang mengandung
sfingosin dengan beberapa ikatan rangkap.

Disamping
kelompok seramida dan sfingomielin ada senyawa dalam golongan sfigolipid yang
mengandung karbohidrat. Kelompok ini disebut glikolipid dan salah satu contoh senyawa
tersebut ialah serebrosida.

Serebrosida
terdapat terutama dalam jaringan syaraf. Dengan hidrolisis serebrosida akan menghasilkan
molekul sfingosin, asam lemak dan heksosa, terutama galaktosa dan kadang-kadang
glukosa. Perbedaan antara masing-masing senyawa yang termasuk serebrosida ini
ialah pada jenis asam lemak yang terikat. Sebagai contoh kerasin mengandung
asam lignoserat dan serebron mengandung asam hidroksilignoserat atau asam
serebronat.[3]
B.
TERPEN
Terpena
dapat dipandang sebagai lipida yang mengandung rangka-rangka satuan isoperna.


CH ─ CH2
Isoperna
Banyak hasil alam yang luar biasa
adalah terpena dan kimia organic dari zat-zat ini adalah baik merupakan
tantangan maupun hal yang menarik. Secara biologic terpena berguna dalam banyak
peranan yang berbagai macam,[4]
skualena misalnya merupakan hidrokarbon alam penting yang ada sebagai komponen
utama dari sebum (minyak kulit), dalam minyak hati, atau limpa hiu, dan sebagai
pelopor biosintetik ke kolesterol dan karena itu ke steroida-steroida lain.

Hubungan
antara skualena dan stereroida dapat dilihat lebih mudah jika kita menuliskan
kembali struktuk skualena kedalam ukuran yang sedikit berbeda seperti
ditunjukkan di bawah.

Contoh-contoh
zat lain yang merupakan terpena menunjukkan rantai samping fitol dan
β-karotena, keduanya penting dlam fotosintesis. Seperti telah diuraikan dalam
Bab 3, vitamin-vitamin yang dapat larut dalam lemak A,E, dan K merupakan
turunan terpena, termasuk geraniol, unsur utama dari minyak bunga mawar.[5]












H
CH2OH
Geraniol (dua
satuan isoperna)
Biokimia
dari organ penglihatan memerlukan terpena retinal yang diturunkan dari vitamin
A didalam retina mat sel-sel penglihatan penglihatan mengandung pigmen yang
disebut rhodopsin atau warna ungu visual. Protein terkonjugasi ini terdiri atas
dua bagian : Opsin yaitu appoprotein dan gugus prostetik II ─ Cis ─ retinal.
Apabila cahaya jatuh pada molekul rhodopsin, maka II ─ Cis ─ retinal telah
terfotoisomerasasikan menjadi II ─ trans ─ retinal dan berdiosisasi dari
proteinnya. Peristiwa isomerisasi dan disosiasi ini akhirnya telah di ubah
menjadi suatu dorongan (impuls) saraf oleh suatu mekanisme yang masih tidak
dimengerti dengan jelas. Siklus visual telah lengkap apabila II ─ trans ─
retinal telah difotoisomerasasikan kembali menjadi bentuk II ─ Cis dan secara spontan bersosiasi kembali dengan
opsin untuk membentuk rhodopsin.[6]
Dalam alam banyak terdapat senyawa yang
molekulnya dapat dianggap terdiri atas beberapa molekul isoprene
(2-metilbutadiena) atau mempunyai hubungan strukutural dengan isoprena.[7]

Senyawa-senyawa
tersebut dikelompokkan dalam golongan terpen. Molekul senyawa yang termasuk
terpen ini kebanyakan terdiri atas kelipatan dari lima atom karbon. Yang
termasuk terpen antara lain ialah sitrat, pinen, geraniol, kamfer, karoten,
vitamin A, fitol dan skualen. Rumus kimia senyawa-senyawa tersebut adalah
sebagai berikut:

Sitral, pinen dan geraniol terdapat
dalam minyak atsiri (minyak yang mudah menguap) yang berasal dari tumbuhan,
misalnya terpentin dan minyak mawar. Sitronelal terdapat dalam minyak sereh.
Kamfer dalam alam terdapat dalam pohon kamfer (chinnamomumcamphora). Wortel yang kita kenal sehari-hari berwarna
merah kekuning-kuningan mengandung banyak karoten yang merupakan pembentuk
vitamin A. vitamin A sendiri dapat diperoleh dari minyak ikan paus. Fitol
adalah salah satu hasil hidolisis klorofil, sedangkan skualen dapat diperoleh
dari minyak ikan hiu.



skualen
Dalam
tumbuhan biasanya terdapat senyawa hidrokarbon dan hidrokarbon teroksigenasi
yang merupakan senyawa terpenoid. Kata terpenoid mencakup sejumlah besar
senyawa tumbuhan, dan istilah ini digunakan untuk menunjukkan bahwa secara
biosintesis semua senyawa tumbuhan itu berasal dari senyawa yang sama.
Terpenoid merupakan derivat dehidrogenasi dan oksigenasi dari senyawa terpen.
Terpen merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh
tumbuhan dan sebagian kelompok hewan. Rumus molekul terpen adalah (C5H8)n.
Terpenoid disebut juga dengan isoprenoid. Hal ini disebabkan karena kerangka
karbonnya sama seperti senyawa isopren. Secara struktur kimia terenoid
merupakan penggabungan dari unit isoprena, dapat berupa rantai terbuka atau
siklik, dapat mengandung ikatan rangkap, gugus hidroksil, karbonil atau gugus
fungsi lainnya. Terpenoid merupakan komponen penyusun minyak atsiri. Minyak
atsiri berasal dari tumbuhan yang pada awalnya dikenal dari penentuan struktur
secara sederhana, yaitu dengan perbandingan atom hydrogen dan atom karbon dari
suatu senyawa terpenoid yaitu 8 : 5 dan dengan perbandingan tersebut dapat
dikatakan bahwa senyawa teresbut adalah golongan terpenoid. Minyak atsiri bukanlah senyawa murni akan
tetapi merupakan campuran senyawa organic yang kadangkala terdiri dari lebih
dari 25 senyawa atau komponen yang berlainan. Sebagian besar komponen minyak
atsiri adalah senyawa yang hanya mengandung karbon dan hydrogen atau karbon,
hydrogen dan oksigen. Minyak atsiri adalah bahan yang mudah menguap sehingga
mudah dipisahkan dari bahan-bahan lain yang terdapat dalam tumbuhan.Salah satu
cara yang paling banyak digunakan adalah memisahkan minyak atsiri dari jaringan
tumbuhan adalah destilasi. Dimana, uap air dialirkan kedalam tumpukan jaringan
tumbuhan sehingga minyak atsiri tersuling bersama-sama dengan uap air. Setelah
pengembunan, minyak atsiri akan membentuk lapisan yang terpisah dari air yang
selanjutnya dapat dikumpulkan.
Sifat
fisika dari terpenoid adalah :
1)
Dalam keadaan segar merupakan cairantidak
berwarna, tetapi jika teroksidasi warna akan berubah menjadi gelap
2)
Mempunyai bau yang khas
3)
Indeks bias tinggi
4)
Kebanyakan optik aktif
5)
Kerapatan lebih kecil dari air
6)
Larut dalam pelarut organik: eter dan alcohol
Sifat Kimia
1) Senyawa tidak jenuh (rantai terbuka ataupun
siklik)
2) Isoprenoid kebanyakan bentuknya khiraldan terjadi
dalam dua bentuk enantiomer.[8]
BAB
II
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Spingolipid
Merupakan lipida yang tidak mengandung gliserol amfipatik, terutama berlimpah
dalam jaringan otak dan saraf. Lipida ini diturunkan dari spingosin. Sfingolipida yang paling berlimpah adalah
Sfingomyelin yang terdapat dalam jaringan otak dan saraf dan dalam lipida
darah. Seramida yang terdapat jumlahkecil dalam jaringan tumbuhan atau hewan.
Disamping kelompok seramida dan spingomielin ada senyawa spingolipid yang
mengandung karbohidrat. Kelompok ini di sebut glikolipid cintohnya serebrosida
yang terdapat terutama dalam jaringan syaraf.
Terpena
dapat dipandang sebagai lipida yang mengandung rangka-rangka satuan
isoperna. Yang termasuk terpen antara
lain ialah sitral, pinen, geraniol, kamfer,
karoten, vitamin A, fitol, dan
skulen.
DAFTAR
PUSTAKA
Soendoro,
R. 1985. Prinsip-prinsip Biokimia. Jakarta.
Erlangga.
Anna,p.
1994. Dasar0dasar Biokimia. Jakarta. Universitas Indonesia
Robert K. Murray. 2006. Biokimia
Harper edisi
27. Jakarta. Buku
Kedokteran EGC
[1] R. Soendoro, Prinsip-Prinsip
Biokimia, (Jakarta; Erlangga, 1985) hal. 204.
[2] Robert K. Murray, BIOKIMIA HARPER edisi 27, jakarta, penerbit buku
kedokteran EGC, 2006 halaman 221-223
[4] R. Soendoro, Prinsip-Prinsip
Biokimia, (Jakarta; Erlangga, 1985). hal. 205.
[6] Ibid, hal. 207.
[8] Robert K. Murray, BIOKIMIA HARPER edisi 27, jakarta, penerbit buku
kedokteran EGC, 2006
halaman 225-226
Tidak ada komentar:
Posting Komentar