Rabu, 01 Maret 2017

Aparatus Golgi



APARATUS GOLGI

MAKALAH

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi Sel
yang diampu oleh Haslinda Yusti Agustina, S.Si., M.Pd.



 










Oleh
Kelompok 4

  1. Siti Miftachul Ma’rifah           (17208153043)
  2. Aziza Hajir                              (17208153046)
  3. Finery Yazid Azhar                (17208153055)


JURUSAN TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
TULUNGAGUNG
September 2016


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, inayah, dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyusun makalah yang berjudul “Aparatus Golgi” ini dengan baik.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Biologi Sel. Dalam menyelesaikan makalah ini, penyusun banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penyusun bermaksud mengucapkan terima kasih kepada:
1.             Dr. Maftukhin, M. Ag selaku Rektor IAIN Tulungagung.
2.             Haslinda Yusti Agustina, S.Si., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Biologi Sel yang telah banyak memberi dorongan dan masukan.
3.             Orang tua yang selalu memberi motivasi kepada kami.
4.             Serta semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk mengevaluasi makalah ini. Penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semuanya.


Tulungagung, September 2016



                                                                                        Penyusun






DAFTAR ISI

Kata  Pengantar ..........................................................................................        i
Daftar Isi ....................................................................................................        ii
BAB I.  PENDAHULUAN ........................................................................      1
A. Latar Belakang ........................................................................        1
B. Rumusan  Masalah ..................................................................        1
C. Tujuan Penulisan .....................................................................        2
BAB II. PEMBAHASAN ..........................................................................       3
A.  Struktur Aparatus Golgi ..........................................................       3
B.  Enzim Penyusun Aparatus Golgi ............................................        5
C.  Fungsi Aparatus Golgi ............................................................        6
D.  Proses dalam Aparatus Golgi ..................................................        14
E.   Sekresi dalam Aparatus Golgi ................................................        21
BAB III. PENUTUP ...................................................................................      22
A.  Kesimpulan ..............................................................................       22
B.  Saran ........................................................................................       22
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................















BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Sel merupakan unit dasar struktural, fungsional, hereditas, genetika, dan reproduksi, yang di dalamnya membahas tentang struktur dang fungsi. Dimana tidak ada satupun yang lebih kecil daripada sel. Berdasarkan struktur internalnya, sel dibedakan atas dua golongan yaitu prokariotik dan eukariotik. Pada sel prokariotik, senyawa genetik terdapat dalam satu badan inti atau badan sebelum inti yang tidak dikelilingi membran. Sedangkan pada sel eukariotik yang terdapat dalam semua sel hewan dan tumbuhan, inti sel yang amat kompleks dan telah jauh berkembang, dikelilingi oleh selubung inti yang terdiri dari dua membran atau membran ganda yang berdekatan. Kedua membrane menyatu di sekitar pori-pori inti yang berdiameter kira-kira 90 nm sehingga berbagai senyawa antara inti sel dan sitoplasma terdapat pada berbagai organel antara lain Retikulum Endoplasma (RE), Mitokondria, Lisosom, Ribosom dan Diktikosom (Badan Golgi). Masing-masing organel ini dengan berbagai bentuk dan ukuran mempunyai struktur yang khas dalam jumlah yang bervariasi dengan fungsi tertentu di dalam Sitoplasma.
Pada makalah ini akan membahas tentang salah satu organel sel yang paling dekat dengan RE, yaitu aparatus golgi. Sebelumnya kita telah mempelajari tentang RE yang kita ketahui bahwa organel ini menghasilkan enzim hormone, dan senyawa-senyawa lainnya hasil sintesis fosfolipid dan kolesterol. Senyawa-senyawa tersebut diperlukan oleh sel, baik untuk sarana reparasi maupun aktivitas sel lainnya. Beberapa senyawa tesebut disintesis dalam keadaan belum siap benar utuk digunakan oleh sel (mature) maka harus ada organel melakukan tugas tersebut. Organel tersebut adalah aparatus golgi.

B.  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana struktur aparatus golgi?
2.      Bagaimana enzim-enzim penyusun aparatus golgi?
3.      Apa fungsi aparatus golgi?
4.      Bagaimana proses yang terjadi dalam aparatus golgi?
5.      Bagaimana sekresi sel dalam aparatus golgi ?

C.     Tujuan Penulisan
1.      Menjelaskan struktur aparatus golgi
2.      Menjelaskan enzim-enzim penyusun aparatus golgi
3.      Menjelaskan fungsi aparatus golgi
4.      Menjelaskan proses yang terjadi dalam aparatus golgi
5.      Menjelaskan sekresi dalam aparatus golgi























BAB II
PEMBAHASAN

A.  Struktur Aparatus Golgi
Aparatus golgi terletak diantara RE dan membran plasma. Aparatus golgi tersusun dari tiga macam bentukan membran yaitu: 1) kantung-kantung pipih yang disebut sisterna atau sakulus. Kantung-kantung pipih ini tersusun bertumpuk membentuk diktiosom; 2) vesikel-vesikel kecil terletak pada sisi yang berbatasan dengan RE ke aparatus golgi dan dari sakulus satu ke sakulus yang lain; 3) vesikel besar yang terletak pada sisi berhadapan dengan membran sel, disebut vesikel sekretori.[1]
Sisterna mempunyai dua permukaan. Bentuk permukaan yang cembung disebut permukaan pembentukan/cis/luar, sedangkan permukaan yang cekung disebut dengan permukaan matang/trans/dalam. Gelembung bermembran yang bergerak dari REK yang kemudian melalui kompleks golgi disebut vesikula transpor/ tarnsisional/ transisi/ transfer. Akhirnya gelembung bermembran yang keluar dari kompleks golgi disebut vesikula sekretoris
Hasil gambar untuk struktur aparatus golgi
Gambar.struktur apparatus golgi
Aparatus Golgi biasanya berasosiasi dengan retikulum endoplasma kasar, bukan menyatu utuh tetapi terpisah oleh jarak yang sempit, dan vesikel-vesikel protein. Vesikel ini disebut vesikel tansisi atau peralihan. Beberapa vesikel yang muncul dari retikulum endoplasma tersebut bergabung dengan sisterna golgi yang paling dekat, sehingga terjadi pengangkutan protein dengan vesikel transisi dari retikulum endoplasma kasar ke aparatus golgi. Sisi dari aparatus golgi yang menghadap retikulum endoplasma dikenal dengan nama cis atau daerah pembentukan. Sedangkan daerah yang berlawanan disebut trans atau daerah pemasakan. Disini vesikel muncul dan berdifusi dengan vesikel yang lebih besar. Vesikel yang berisi senyawa immature yang berasal dari retikulum endoplasma kasar akan bergerak ke cis melalui sisterna-sisterna menuju ke daerah trans untuk kemudian meninggalkan sisterna dalam keadaan senyawa senyawa dikandungnya dalam keadaan mature atau siap disekresikan senyawa tersebut akan disimpan di dalam vesikel. Sepanjang perjalanan ini senyawa-senyawa imature ini akan dimatangkan atau jika perlu disortir oleh enzim-enzim yang terdapat di aparatus golgi. [2]
Aparatus golgi juga menerima protein yang berasal dari luar sel. Protein tersebut masuk dengan cara endositosis selanjutnya akan masuk atau bersatu dengan sisterna aparatus golgi.
Analisis kimia aparatus golgi menunjukkan bahwa senyawa yang terdapat di aparatus golgi serupa dengan senyawa yang berada di membran sel maupun retikulum endoplasma. Senyawa tersebut misalnya fosfolipid dan lemak netral, protein yang terdiri dari glikoprotein, mukoprotein, dan enzim. Transferase glikosil adalah yang banyak terdapat di apparatus golgi.
Dalam struktur aparatus golgi ternyata jumlah dan keaktifan suatu senyawa berbeda-beda. Dengan tekhnik sitokimia in situ, tampak bahwa di dalam lumen sisterna terdapat polisakarida yang semakin kearah trans kadarnya semakin tinggi. Demikian pula aktivitas enzim fosfat berbeda untuk setiap sisterna, makin ke arah trans menunjukkan aktivitas yang semakin giat. Kajian hitoskimia menunjukkan bahwa setiap sisterna mengandung enzim yan berbeda-beda.

B.  Enzim dalam Aparatus Golgi
Hasil analisa kimiawi menunjukan adanya persamaan beberapa protein pada membran aparatus golgi dan membrane RE, kandungan protein pada membran aparatus golgi dan RE lebih banyak dari pada membran sel.  Bila dilihat kandungan fosfolipida dan asam lemaknya aparatus golgi berada diantara membran plasma dan membrane RE.[3]
Pada aparatus golgi ditemukan banyak enzim transfuse, yang dominan adalah glikosil tranfase dan pirofosfatase. Hampir 50% altifitas enzim glikosil tranfase terjadi di dalam AG, oleh karena itu glikosil transferase dapat dipakai sebagai enzim tanda AG. Selain itu juga terdapat enzim asam fosfatase dan enzim-enzim untuk lisosom. Enzim pada AG terutama berperanan dalam proses glikolisis yaitu penambahan molekul oligosakarida pada molekul protein dan sakarida.
Bahan baku untuk substrat enzim glikosilase adalah nukleotida gula misalnya guanosin 5 difosffat fukosa atau manosa, sedang adenosine 3 fosfat, 5 fosfosulfat adalah substrat untuk sulfatase. Bahan baku tersebut disintesis di dalam sitosol kemudian dibawa ke aparatus golgi. Bahan-bahan tersebut dihisrolisis dan nekluetidanya dibebaskan kembali ke sitosol.
Seperti telah dikemukankan diatas bahwa setiap sisterna berbeda-beda kandungan enzimnya. Berikut ini akan ditampilkan table yang akan menyajikan distribusi enzim di dalam sisterna aparatus golgi:[4]

Jenis Enzim
SIS Sisterna
Medial Sisterna
Trans Sisterna
Lemaksilase
+


Mannosidase I
+


Asetiglukosamin
+


Mannosidase II

+

NADPase

+

Fosfatase

+

Adenilat siklase
+
+
+
Nukleosida
+
+
+
Fosfatase asam


+
Galaktosil


+
Nukleosida difosfatase


+
Sialyl transferase


+
Tiamin fosfatase


+

C.  Fungsi Aparatus Golgi
Pada aparatus golgi terdapat banyak enzim, hal ini menunjukan bahwa aparatus golgi bukan hanya sekedar alat transportasi materi ke luar sel, tetapi di dalamnya juga terjadi reaksi kimia.
a)   Glikosilasi Protein
Kompleks Golgi terlibat dalam perakitan protein dan lipid berkarbohidrat, sekresi dan perbaikan membran sel. Kompleks Golgi hanya menyempurnakan proses glikosilasi yang diawali pada RE. Lipid (glikolipid) dan protein (glikoprotein) yang mengikat sakarida pada umumnya berupa D-galaktosa, D-manosa, D-fukosa, N asetil-glukosamin, N-asetil-D-galaktosamin dan sebagainya. Glikoprotein terbentuk karena adanya ikatan N atau O diantara oligosakarida dengan polipeptida. Terdapat dua oligosakarida yaitu majemuk dan bermanosa. Oligosakarida bermanosa banyak tidak memperoleh ikatan monosakarida baru. Sebaliknya, oligosakarida majemuk akan mendapatkan rantai baru dari sitosol. [5]

Setiap langkah dari glikosilasi tergantung pada proses modifikasi sebelumnya. Karena enzim yang rusak dapat memblokir langkah modifikasi rantai karbohidrat lebih lanjut dan dapat menyebabkan penyakit pada organisme. Berikut langkah glikosilasi mulai dari RE, CGN kemudian TGN.
1.    RE melakukan biosintesis oligosakarida untuk glikosilasi residu asparagin N-linked dari residu asparagin tertentu, pengolahan awal dari oligosakarida, Identifikasi dan penghapusan protein yang gagal melipat.
2.    Pada CGN terjadi penempelan N-acetylgalactosamineu ke serin atau treonin, langkah Pertama untuk fosforilasi dari protein pada lisosom RE.
3.    Pada medial sisterna terjadi penghapusan mannose dan pelekatan N-asetilglukosamin.
4.    Pada TGN terjadi Pelekatan sulfat ke tirosin.

Langkah-langkah glikosilasi yang terjadi pada glikoprotein berjalan mulai dari RE ke CGN melalui kompleks Golgi ke TGN. Dalam hal ini enzim pada RE dan kompleks Golgi berperan penting dalam memodifikasi glikoprotein. Langkah-langkah awal N-glikosilasi berlangsung pada permukaan membran RE kemudian langkah selanjutnya terjadi pada lumen RE. Berbagai oligosakarida ditemukan di glikoprotein yang matang. Namun semua rantai samping karbohidrat yang ditambahkan ke protein pada umumnya terdiri dari dua unit N-asetilglukosamin. (GlcNAc, lihat Gambar A-7)[6], sembilan unit mannose, dan tiga unit glukosa.



Gambar A-7, N-asetilglukosamin

Gambar. Olisakarida pada glikoprotein
Glikosilasi dimulai dalam bentuk dolichol fosfat, pembawa oligosakarida dimasukkan ke dalam membran RE. Kemudian kelompok mannose ditambahkan ke grup dolichol fosfat. Oligosakarida inti dari sitosol terikat oleh enzim flippase kemudian mengalami translokasi. Kemudian oligosakarida di dalam lumen RE ditambahkan mannose dan glukosa. oligosakarida inti yang selesai kemudian ditransfer sebagai satu kesatuan dari dolichol ke residu asparagin dari protein penerima.pada akhirnya oligosakarida inti melekat dan dimodifikasi pada protein yang terpangkas. Biasanya, oligosakarida inti yang ditambahkan ke protein berasal dari polipeptida yang sedang disintesis oleh ribosom yang terikat pada membran RE. Tambahan dari unit glukosa tunggal memungkinkan protein yang baru di sintesis RE berinteraksi dengan glikoprotein untuk memastikan lipatan proteinnya tepat. Salah satu dari dua protein RE dikenal sebagai calnexin (CNX, terikat membran) dan calreticulin (CRT, larut) dapat mengikat glikoprotein monoglucosylated dan mempromosikan informasi pembentukan ikatan disulfida dengan membentuk glikoprotein dan oksidoreduktase tiol yang dikenal sebagai ERp57, yang berpean mengkatalisis pembentukan ikatan disulfida. Kompleks protein kemudian berdisosiasi, dan unit glukosa dihapus oleh enzim bernama glucosidase II. Pada titik ini, transferase glucosyl tertentu dalam RE dikenal sebagai UGGT (UDP-glukosa: glikoprotein glucotransferase) yang bertindak sebagai sensor ketepatan melipat pada glikoprotein yang baru disintesis.
Selanjutnya Glikosilasi di kompleks Golgi. Pengolahan lebih lanjut dari protein N-glikosilasi terjadi di kompleks Golgi sebagai glikoprotein yang bergerak dari CGN ke TGN melalui Sisterna medial. Terminal glikosilasi selalu mencakup penghapusan beberapa unit karbohidrat dari oligosakarida inti. Beberapa glikoprotein mengandung unit galaktosa yang ditambahkan oleh galactosyl transferase, sebuah enzim untuk kompleks Golgi. Mengingat peran kompleks Golgi di glikosilasi, tidaklah mengherankan bahwa kategori yang paling penting merupakan enzim glucan sintetase yang terdapat dalam tumpukan Golgi, yang menghasilkan oligosakarida dari monosakarida, dan transferase glikosil, yang menggabungkan kelompok karbohidrat dengan protein.
Peran dari RE dan kompleks Golgi dalam laulintas protein. Protein yang terikat membran dan larut di RE diarahkan ke berbagai intraseluler, termasuk RE sendiri, Kompleks Golgi, endosome, dan lisosom. Oleh karena itu, setiap protein mengandung "tag" spesifik menargetkan protein untuk transportasi dari satu lokasi ke lokasi seluler yang lain melalui vesikel. Membran lipid juga membri tanda untuk membantu vesikel mencapai tujuan yang tepat. Misalnya, PI fungsional 3-kinase diperlukan untuk menyortir vesikel tepat ke vakuola di ragi.
Pada sel mamalia, penghambatan kinase inositol mengganggu perdagangan vesikel ke lisosom. Selain tag tertentu pada beberapa lipid, panjang dan derajat kejenuhan dari membran lipid tertentu juga telah terbukti menjadi faktor penting dalam perdagangan vesikel. Gambaran perdagangan yang melibatkan RE dan Kompleks Golgi disajikan pada Gambar B-8.[7] Pemilahan protein diawali dari RE dan kompartemen dari tumpukan Golgi, yang berisi kompartemen khusus untuk mekanisme pengambilan atau mempertahankan protein. Langkah ini penting untuk menjaga integritas dan pengolahan dari glikosilasi. Pemilahan bahan akhir yang akan meninggalkan kompleks Golgi terjadi di TGN, di mana lipid dan protein selektif dikemas oleh vesikel yang berbeda dari setiap vesikel yang dikhususkan pada setiap lokasi di sel.
Gambar. Lalu Lintas RE dan Kompleks Golgi

Selama perjalanan melalui RE dan awal kompartemen kompleks Golgi, enzim lisosom larut seperti glikoprotein lainnya, menjalani N-glikosilasi diikuti oleh penghapusan unit glukosa dan mannose. Dalam kompleks Golgi, residu mannose pada rantai sisi karbohidrat yang terfosforilasi enzim lisosom membentuk oligosakarida yang mengandung mannose-6-fosfat. Oligosakarida larut ini membedakan protein lisosom dari glikoprotein lainnya dan memastikan pengiriman mereka ke lisosom (Gambar A-9).[8]
Gambar. Pengiriman Oligosakarida ke Lisosom

Fosforilasi residu manosa dikatalisis oleh dua enzim Golgi. Pertama, yang terletak di kompartemen awal tumpukan Golgi yaitu, phosphotransferase yang menambahkan GlcNAc-1-fosfat 6 atom karbon dari mannose. Kedua, terletak di pertengahan kompartemen Golgi menghilangkan GlcNAc, meninggalkan residumannose-6-fosfat. Permukaan interior membran TGN memiliki reseptor mannose-6-fosfat (MPRS) yang mengikat residu protein lisosom mannose-6-fosfat. enzim lisosomal larut di reseptor tersebut. selanjutnya mengikat protein lisosomal ditandai dengan kompleks reseptor-ligan yang dikemas dalam vesikel dan disampaikan kepada endosome. pada sel hewan, enzim lisosom yang dibutuhkan untuk degradasi bahan dibawa ke sel oleh endositosis diangkut dari TGN ke organel yang dikenal sebagai endosomes akhir. Berkembang dari endosomes awal, yang terbentuk oleh perpaduan vesikel dari TGN dan membran plasma.
Endosome awal matang untuk membentuk sebuah endosome akhir, pH lumen berkurang menjadi sekitar 5,5 yang menyebabkan enzim lisosomal terikat untuk memisahkan dari MPRS. Hal ini mencegah gerakan retrograde enzim ke Golgi bersama dengan reseptor yang didaur ulang dalam vesikel yang kembali ke TGN. Pada endosome yang telah matang membentuk lisosom baru atau memberikan isinya ke lisosom aktif.
b)   Persiapan Transportasi Molekul Sekretori Keluar Sel
Jalur sekretorik dimana protein bergerak dari RE melalui vesikel sekretorik dan butiran sekretorik ke kompleks Golgi kemudian melepaskan isinya ke luar sel. Peran bersama dari RE dan kompleks Golgi dalam sekresi ditunjukkan pada tahun 1967 oleh James Jamieson dan George Palade dalam sel sekretori dari irisan pankreas guinea pig. Mereka menggunakan mikroskopis elektron autoradiografi untuk melacak pergerakan radioaktif protein dari tempatnya sintesis di RE melalui vesikel sekretorik sampai ke kompleks Golgi. Hasil dari percobaan klasik ini disajikan dalam Gambar A-10.[9]


 









Gambar. Pergerakan Radioaktif Protein
Tiga menit setelah paparan singkat radioaktif untuk irisan jaringan asam amino dari protein yang baru disintesis ditemukan terutama di RE kasar (Panel a). Beberapa menit kemudian, protein berlabel mulai muncul di kompleks Golgi (panel b). 37 menit berlalu, protein berlabel terdeteksi pada vesikel awal dari Badan Golgi yang Jamieson dan Palade sebut sebagai kondensasi vakuola (Panel c). Setelah 117 menit, protein berlabel mulai terakumulasi dalam butiran zymogen padat, sehingga ditemukan debit protein yang dibawa vesikel ke luar sel (panel d).
Sekresi konstitutif. Setelah tunas dari TGN, beberapa vesikel sekretorik bergerak langsung ke permukaan sel, di mana mereka segera berfusi dengan membran plasma dan melakukan proses eksositosis. Proses ini tidak diatur melainkan terjadi terus-menerus dan independen tertentu melalui sinyal ekstraseluler. Salah satu contoh adalah pengeluaran lendir terus menerus oleh sel-sel yang melapisi usus.
Sekresi regulatif. Sementara vesikel yang mengandung protein konstitutif disekresikan bergerak terus menerus dan langsung dari TGN ke membran plasma, vesikel sekretorik yang terlibat dalam sekresi regulatif terakumulasi dalam sel kemudian berfusi dengan membran plasma melalui tanggapan sinyal ekstraseluler tertentu. Sebuah contoh penting yaitu, pelepasan neurotransmiter.  Contoh lain yaitu, pelepasan insulin dari β sel pankreas dalam menanggapi glukosa dan pelepasan zymogens-prekursor tidak aktif terhadap enzim hidrolisis dari pankreas sel asinar dalam menanggapi kalsium atau hormon endokrin.
Pematangan sekretori protein melibatkan konsentrasi protein yang disebut sebagai kondensasi dan juga beberapa proteolitik. Vesikel sekretorik yang matang kemudian bergerak ke dekat tempat sekresi dan tetap dekat membran plasma sampai menerima sinyal kimia hormonal atau lainnya yang memicu pelepasan isinya oleh fusi dengan membran plasma.
Butiran zymogen adalah jenis vesikel sekretori matang, berisi konsentrasi protein yang cukup besar. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar A-11.[10] Perhatikan bahwa butiran zymogen mengonsentrasikan di wilayah sel antara tumpukan Golgi dari mana mereka muncul dan bagian dari membran plasma berbatasan lumen ke mana isi dari butiran pada akhirnya dibuang. Sinyal dan mekanisme yang belum diketahui. Bukti saat ini menunjukkan bahwa konsentrasi protein sekretori yang dalam butiran sekresi mempromosikan pembentukan agregat protein besar yang mengecualikan protein nonsecretory. Hal ini bisa terjadi pada TGN, di mana hanya agregat untuk butiran sekretori yang akan dikemas.


 








Gambar. Butiran Zymogen

c)      Respirasi Membran Sel
Membran sel yang rusak akan dipulihkan menggunakan vesikel dari kompleks Golgi. Setelah Vesikel meninggalkan kompleks Golgi menuju membran sel untuk menyatu setelah melakukan eksositosis. Karena vesikel dirancang khusus untuk bisa melebur dengan membran sel. Protein transmembran dan lipid tersebut kemudian akan menjadi protein dan lipid yang baru bagi membran sel, sedangkan protein yang dikemas vesikel disekresikan ke ruang antar sel.[11]
d)     Pembentuk Senyawa Penyusun Dinding Sel
Ketika terjadi sitokenesis pada pembelahan sel tumbuhan akan terbentuk matriks yang merupakan kumpulan mikrotubula kutub yang terletak di tengah bidang pembelahan yang memisahkan kedua inti yang sudah terbentuk. Pada matrik tersebut terdapat banyak vesikel yang menjadi bahan baku dinding sel yaitu pektin, selulosa, hemiselulosa dan sebagainya yang berasal dari kompleks Golgi atau disebut diktiosom untuk sel tumbuhan. Selanjutnya matriks tersebut akan melebur membentuk dinding sel primer. Dinding sel primer akan terus disuplai oleh vesikel yang akan membentuk dinding sel skunder.
e)      Pembentuk Akrosom
Akrosom yaitu tudung pada spermatozoon. Tudung akrosom ini berasal dari fusi oleh vesikel kompleks Golgi. Akrosom ini berfungsi melisiskan membran sel telur (ovum) pada saat fertilisasi. Karena terdapat enzim hidrolitik.[12]

D.  Proses yang Terjadi dalam Aparatus Golgi
1.    Proses transport dari REK ke Aparatus Golgi
Proses glikosilasi yang terjadi dalam RE dan aparatus golgi berjalan dengan urutan yang tetap dan teratur. Pada RE dan setiap sisterna aparatus golgi terjadi eristiwa tertentu dengan katalisator enzim yang terdapat pada RE dan masing-masing sisterna. Semua protein yang dihasilkan dari REK, kecuali yang untuk membran RE sendiri, masuk ke lumen sisterna AG bagian cis, selanjutnya ke bagian media dan akhirnya masuk bagian trans. Dari RE ke aparatus golgi protein dikemas dalam vesikel transisi sedang dari sisterna satu ke yang lain protein dikemas dalam vesikel-vesikel kecil yang dibentuk dari sisterna. Pada bagian trans golgi protein yang mengalami glikosilasi lengkap, selanjutnya protein masuk ke jala trans Golgi. Protein yang berada disini kemungkinan akan dikeluarkan dari sel sebagai skret, tetap berada di dalam sel misalnya dalam lisosom, atau untuk membrane sel sebagai membrane intra sel. Oleh karena itu protein-protein tersebut harus dipilah-pilah  dan dikemas diidalam.
Pemilahan protein berdasar pada polipetida isyarat (peptide sinyal) yang dipunyai oleh masing-masing protein; misalnya protein untuk lisosom mempunyai polipeptida sinyal yang berbeda dari protein untuk sekresi. Pada membrane jala trans golgi terdapat reseptor untuk masing-masing polipeptida sinyal. Dengan demikian protein dengan polipeptida sinyal tertentu akan terikat pada reseptor yang sesuai. Selanjutnya dari bagian membrane jala trans golgi yang sudah mengikat protein tertentu terbentuk tunas yang akhirnya terlepas membentuk vesikel transport atau vesikel sekresi.
Pengangkutan glikoprotein untuk membrane sel agak berbeda dari pengangkutan glikoprotein untuk sekresi atau untuk lisosom. Sejak awal sintesisnya, protein untuk membrane tidak dilepas ke dalam lumen RE dan aparatus golgi, tetapi tetap terikat pada membran RE dan aparatus golgi, sedang glikoprotein untuk sekresi dilepas ke dalam lumen.
Seperti telah dijabarkan pada bab sebelumnya, protein-protein yang baru disintesis memasuki lintasan sekretori biosintetik di dalam RE dengan melintasi membrane RE dari sitosol.
Selanjutnya, baik itu dari RE ke kompleks golgi maupun dari kompleks golgi ke permukaan sel dan sebagainya, protein-protein diangkut melewati serangkaian kompartemen, dimana mereka berangsur-angsur akan dimodifikasi. Transfer dari satu kompartemen ke kompartemen lainnya dipengaruhi oleh keseimbangan antara lintasan transport maju (forward) dan balik (backward/retrieval). Ini melibatkan vesikula transport yang dibentuk dari pertunasan (budding) membrane RE dan kompleks golgi.
Mengawali perjalanan panjang pada lintasan sekretori biosintetik, protein yang telah memasuki RE dan akan menuju ke kompleks golgi terlebih dahulu dikemas ke dalam vesikula transport bersalut COPII. Vesikula transport ini bertunas dari daerah khusus di RE (RE Exit Sites) yang memiliki membrane tanpa ribosom. Pada kebanyakan sel hewan, RE Exit Sites tersebar acak di seluruh jaringan RE.
Protein kargo yang akan diangkut mengeluarkan sinyal keluar dan dikenali oleh protein reseptor. Selanjutnya, membrane dan protein kargo yang berikatan dengan selubung COPII menjadi menjadi terkonsentrasi. Protein membran akan dikemas ke dalam vesikula transport melalui interaksi antara sinyal yang keluar pada ekor sitosilik mereka dengan selubung COPII. Beberapa membrane protein terjerat oleh selubung yang selanjutnya berfungsi sebagai reseptor kargo. Selain itu juga mengikat protein terlarut di dalam lumen dan membantu mengemas mereka ke dalam vesikula. Satu vesikula transport ukurannya 50nm dan mengandung sekitar 200 protein membrane yang terdiri atas berbagai tipe.
Protein yang berasal dari lumen REK dan telah mengalami glikosilasi core akan diangkut oleh vesikula transport bersalut COPII menuju lumen kompleks golgi. Protein yang keluar dari RE harus memenuhi dua syarat mutlak, yakni berbentuk lipatan (folding) dan rangkaian (assembly) yang benar. Protein yang tidak terlipat dengan benar atau tidak lengkap akan mengalami dua hal: tetap tinggal di RE dimana mereka terikat pada chaperone (protein pengikat khusus) seperti BiP atau kalneksin atau tidak dapat dikemas dan sering kali didegradasi di dalam RE. Selanjutnya, chaperone ini akan menyelubungi sinyal keluar atau mengikat protein yang tidak terlipat dengan benar atau tidak lengkap agar tetap di RE. Protein tersebut akan di transport balik ke sitosol dan kemudian akan didegradasi oleh proteosom. Proses kontrol kualitas ini penting karena protein yang tidak benar akan mengganggu fungsi protein normal. Namun, yang mengejutkan adalah 90 persen protein subunit reseptor sel T dan reseptor asetilkolin, sebagai contohnya, didegradasi karena tidak lengkap dan tidak terlipat dengan benar melalui proses ini, tepatnya sebelum mereka mencapai permukaan sel tempat seharusnya mereka berada.
Setelah vesikula transport bertunas dari RE exit site dan diselubungi oleh salut atau mantelnya, mereka mulai bergabung satu sama lain. Fusi membrane dari kompartemen yang sama disebut fusi homotipik yang berbeda dengan fusi heterotipik dimana membrane dari satu kompartemen berfusi dengan membrane dari kompartemen lain. Struktur dari vesikula yang terbentuk dari RE yang berfusi satu sama lain disebut vesicular tubular clusters. Cluster ini membentuk satu kompartemen yang terpisah dari RE dan tidak memiliki protein fungsional sebagaimana di RE. Mereka terbentuk terus menerus dan berfungsi sebagai paket transport yang membawa material dari RE ke kompleks golgi. Kluster ini relative berumur pendek karena mereka berpindah dengan cepat disepanjang mikrotubula ke kompleks golgi, dimana mereka berfusi dan menghantarkan isinya.
Segera setelah vesicular tubular clusters terbentuk, mereka mulai membentuk tunas vesikula mereka sendiri. Vesikula ini dilapisi oleh selubung COPI. Mereka akan membawa balik protein residen RE yang terbawa keluar beserta protein-protein yang berperan dalam reaksi pertunasan RE yang dikembalikan. Proses balik ini terus berlangsung hingga kluster mencapai sisterna kompleks golgi. Bahkan setelah kluster mengeluarkan isinya ke kompleks golgi, proses balik ini masih terus berlanjut.
Protein yang terlipat dengan benar tidak memerlukan sinyal khusus untuk di transport keluar RE, sedangkan protein yang tetap tinggal di lumen RE memerlukannya agar dapat bertahan di RE. Sinyal tersebut diidentifikasi sebagai KDEL yang terdiri atas rangkaian empat asam amino (Lys-Asp-Glu-Leu). System kerja sinyal ini tidak dengan mengikat protein langsung di RE, tetapi menangkap kembali secara selektif protein yang seharusnya tetap tinggal di RE, tepatnya setelah protein tersebut terbawa oleh vesikula transport ke daerah cis golgi. Hal ini terjadi karena vesikula transport ini tidak selektif dalam membawa protein yang keluar dari RE. Pada derah cis golgi ini, suatu reseptor protein khusus yang terikat dengan membrane akan berikatan dengan sinyal dan mengemas protein RE yang akan dikembalikan ke RE lewat vesikula transport.









Gambar.transpot dari RE ke apparatus golgi

2.    Pengangkutan Protein dari AG Ke Vesikel Sekresi Menju Membran
Fungsi dari aparatus golgi terutama berkaitan dengan sekresi oleh karena itu AG lebih dominan pada sel-sel sekresi (Sekreton). Pada beberapa sel sekretori pngeluaran sekretnya secara konstitutif (Ajeg), secret langsung dikeluarkan dari sel segera setelah sisintesis. Secret dikemas dalam vesikel transport, bergerak menuju membran sel. Contoh sekresi konstitutif ialah sekresi proteoglikan dan protein lain untuk matriksekstra sel sekresi glikoprotein dari sel hati.
Pada sel sekretori lain, pengeluaran skretnya secara regulative (tidak ajeg). Secret yang baru disintesis sitimbun terlebih dahulu dalam vesikel sekretori, akan dikeluarkan apabila ada stimulus dari luar. Secret yang ditimbun dalam vesikel sekretori berupa granula dan dalam bentuk yang belum aktif. Contoh pengeluaran secret yang tidak ajeg ialah pengeluaran enzim dan hormone.
Vesikel sekretori maupun vesikel transport dibentuk dari pertunasan jala trans Golgi. Vesikel sekretori dibentuk dari bagian membrane trans Golgi yang mempunyai selubung klatrin. Selubung klatrin akan terlepas segera setelah vesikel sekretori terlepas dari AG, dan kembali ke membrane trans Golgi. Isi vesikel menjadi lebih padat akibat proses pengemasan di dalam vesikel dengan menambah ion Hyang dipompa secara aktif ke dalam vesikel. pengeluaran secret dengan cara eksositosis. pada eksositoosis berarti selalu terjadi penambahan permukaan membrane sel, tetapi hal tersebut hanya terjadi sesaat karena pada saat yang hampir bersamaan selalu terjadi peritiwa endositosis.[13]








 


3.       Pengangkutan protein dari  apparatus golgi ke membrane plasma pada sel terpolarisasi
Sel-sel pada jaringan terpolarisasi mempunyai dua (bahkan lebih) domain membrane plasma berbeda yang menjadi target vesikula berbeda. Salah satu contohnya adalah sel epitel yang mempunyai domain apical yang berhadapan dengan rongga internal dan biasanya mempunyai struktur khusus, seperti silia atau mikrovili. Sel ini juga mempunyai domain baso lateral yang menutupi permukaan sel selain domain apical. Kedua domain ini dipisahkan oleh perlekatan ketat yang menghalangi protein dan lipid berdifusi pada kedua domain, sehingga komposisi kedua domain berbeda.
Gambar. Pembentukan dan fusi dari trans vesikel

Contoh sel terpolarisasi lainnya adalah sel saraf. Membrane plasma dari akson dan terminal sarafnya terspesialisasi untuk memberikan sinyal pada sel lain, sementara membrane plasma dari badan sel dan dendritnya terspesialisasi untuk menerima sinyal dari sel saraf lainnya. Kedua domain ini mempunyai komposisi protein membrane yang berbeda. Pada sel saraf, sekat pemisah kedua domain ini disebut axonal hillox. Hasil studi menunjukkan bahwa mekanisme yang sama digunakan untuk pengangkutan protein pada membrane plasma domain basolateral sel epithelial dengan badan sel dan dendrit pada sel saraf. Demikian juga pada membrane plasma domain apical dengan akson dan terminal saraf. Oleh karena itu, protein tertentu yang ditujukan pada domain tertentu pada sel epithelial juga ditujukan pada domain yang sebanding pada sel saraf.
Sel epithelial sering mensekresikan produk yang berbeda untuk domain apical (misalnya enzim-enzim pencernaan atau mucus pada sel yang membatasi lambung), sementara basolateral mensekresikan komponen lamina basalis. Oleh karena itu, sel harus mempunyai cara yang berbeda untuk mengarahkan protein yang akan disekresikan pada tempat yang ditujunya. Hal ini dimulai dari RE hingga jaringan trans golgi. Lintasan yang ditempuh bisa langsung ataupun tidak langsung. Pada lintasan langsung protein membrane plasma yang ditujukan ke domain apical epithelial biasanya mengandung glikofosfatidilinositol (GPI) yang berasosiasi dengan glikosfingolipid, yang diangkut dari jaringan trans golgi melalui vesikula sekretori ke domain apical membrane plasma. Membrane protein yang ditujukan pada bagian basolateral, mengandung sinyal pemilihan pada ekor sitosoliknya. Pada lintasan tak langsung protein dikembalikan dari membrane plasma yang tidak sesuai melalui proses endositosis dan kemudian diangkut ke domain yang benar melalui endosome awal, secara transitosis. Lintasan tak langsung ini terjadi pada hepatosit hati untuk menghantarkan protein ke domain apical yang membatasi saluran empedu.pada sel saraf (dan beberapa endokrin) terdapat dua tipe vesikula skretori. Selain vesikula skretori standar yang mengangkut protein dan peptide, pada sel saraf juga terdapat vesikula kecil yang berukuran 50nm-disebutv vesikula sinaptik yang dibentuk dengan cara yang berbeda.
Vesikula ini berisi molekul neuro transmitter kecil seperti  asetilkolin, glutamate, glisin, asam













Gambar. Transpor ke Membran Plasma dari Sel Terpolarisasi
E.  Sekresi dalam Apartus Golgi
Kompleks golgi mengatur pelepasan berbagai jenis protein. Suatu sel yang mempunyai kemampuan mengatur sekresi harus memisahkan setidaknya tiga kelas protein sebelum protein tersebut meninggalkan jaringan trans golgi. Protein yang ditujukan ke lisosom ditandai, misalnya dengan manosa-6-fosfat, untuk dikemas di dalam vesikula khusus. Protein dengan sinyal khusus diarahkan ke vesikula sekretori. Pada sel yang tidak terpolarisasi lintasan sekretori konstitutif mengarahkan protein yang tanpa keadaan khusus ke permukaan sel. Sementara pada sel yang terpolarisasi seperti pada sel epiteliel protein membrane plasma dan yang disekresi secara selektif diarahkan baik kearah membrane plasma apical atau basolateral sehingga harus ditambahkan sinyal khusus.[14]

















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Apparatus golgi terletak diantara RE dan membrane plasma. Apparatus golgi tersusun dari tiga macam bentukan membrane yaitu: 1) kantung-kantung pipih yang disebut sisterna atau sakulus. Kantung-kantung pipih ini tersusun bertumpuk membentuk diktiosom; 2) vesikel-vesikel kecil terletak pada sisi yang berbatasan dengan RE ke AG dan dari sakulus satu ke sakulus yang lain; 3) vesikel besar yang terletak pada sisi berhadapan dengan membrane sel, disebut vesikel skretori.
Sisterna mempunyai dua permukaan. Bentuk permukaan yang cembung disebut permukaan pembentukan/cis/luar, sedangkan permukaan yang cekung disebut permukaan matang/trans/dalam
2.      Enzim-enzim penyusun apparatus golgi Pada Aparatus Golgi ditemukan banyak enzim transfuse, yang dominan adalah glikosil tranfase dan pirofosfatase. Hampir 50% altifitas enzim glikosil tranfase terjadi di dalam Aparatus Golgi, oleh karena itu glikosil transferase dapat dipakai sebagai enzim tanda Aparatus Golgi. Selain itu juga terdapat enzim asam fosfatase dan enzim-enzim untuk lisosom. Enzim pada Aparatus Golgi terutama berperanan dalam proses glikolisis yaitu penambahan molekul oligosakarida pada molekul protein dan sakarida.
3.      Fungsi apparatus golgi diantaranya 1) glikosilasi protein, 2) persiapan molekul sekretori ke luar sel, 3) respirasi sel, 4) pembentukan senyawa penyusun dinding sel, 5) pembentuk akrosom
4.      Proses yang terjadi dalam apatus golgi meliputi 1) proses transfer protein dari REK ke apparatus golgi, 2) proses pengangkutan protein dari apparatus golgi ke sekresi membrane, 3) proses pengangkutan protein dari apparatus golgi ke membrane plasma yang terpolarisasi
5.      Jenis sekresi sel yang di atur oleh apparatus golgi mengatur pelepasan berbagai jenis protein.


DAFTAR PUSTAKA

Sumadi, Aditya Marianti. 2007. Biologi Sel. Yogyakarta: Graha Ilmu.


[1] Buku UM, hal.42
[2] Sumadi, Biologi Sel, (Graha Ilmu), hal.133
[3] Buku UM, hal.42
[4] Sumadi, Biologi Sel, (Graha Ilmu), hal. 135
[5] Sumadi, Aditya Marianti, BIOLOGI SEL, (Yogyakarta: GRAHA ILMU, 2007), hlm. 135-136
[6] Jeff Hardin, Gregory Bertoni, Baker’s World of The Cell, (New York: Pearson Education, 2012), hlm. 66
[7] Ibid, hlm. 337
[8] Ibid, hlm. 339
[9] Ibid, hlm. 340
[10] Ibid, hlm. 360
[11]Sumadi, Aditya Marianti, BIOLOGI SEL, (Yogyakarta: GRAHA ILMU, 2007), hlm. 137
[12] Ibid, hlm. 138
[13] Buku UM, Hal.44
[14] Lucia Maria, Biologi Molekuler Sel, ( Salemba Teknika), hal.80

Tidak ada komentar:

Posting Komentar