Rabu, 01 Maret 2017

Membran Plasma dan Permeabilitas



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Tubuh organisme hidup tersusun oleh sel yang terdiri atas satu sel (uniseluler) atau kompleks sel (multiseluler). Sel-sel organisme multiseluler tidak merupakan kelompok (agregat), tetapi secara keseluruhan berhubungan dan terkoordinasi secara harmoni.
            Sel-sel yang menyusun tubuh organisme hidup sangat bervariasi dalam ukuran, bentuk, struktur, maupun fungsinya. Suatu sel kemungkinan mempunyai organisasi internal yang sangat sederhana, sedang yang lain sangat kompleks.
                        Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke (1665) pada gabus tutup botol. Ia merupakan orang pertama yang menyebut istilah sel, dalam bahasa Latin cellula yang berarti bilik kecil. Kemudian Hooke melihat perbedaan antara sel gabus dengan sel yang hidup karena didalam sel hidup terdapat cairan kental seperti jus (juice like) yang kemudian disebut sitoplasma.[1] Dengan ditemukannya mikroskop elektron maka secara rinci isi sel yang kompleks dapat diketahui bagian-bagiannya yang hidup (protoplasmik) dan tidak hidup (non-protoplasmik). Bahkan, secara rinci isi sel hanya yang kompleks tersebut dapat dilihat dan dibedakan dengan jelas. Dengan demikian, sel tidak hanya merupakan bilik kecil saja, tetapi merupakan tempat yang berongga dan kantong berisi .
Salah satu penyusun sel adalah membran sel. Membran sel merupakan batas kehidupan. Membran plasma atau membran sel memisahkan sel yang “hidup” dengan lingkungan sekitarnya yang “tidak hidup”. Struktur dan fungsi dari membran plasma tentunya memiliki karakteristik tersendiri.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian membran plasma/ membran sel?
2.      Bagaimana struktur membran sel?
3.      Apa saja komponen kimia yang ada pada membran sel?
4.      Apa saja transpormasi yang terjadi di dalam membran sel?

BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Membran  Sel
Membran sel (bahasa Inggris: cell membrane, plasma membrane, plasmalemma) adalah fitur universal yang dimiliki oleh semua jenis sel berupa lapisan antarmuka yang disebut membran plama, yang memisahkan sel dengan lingkungan diluar sel (kecuali pada sel tumbuhan, bagian luarnya masih terdapat dinding sel atau cell wall).
Kemudian perkembangan membran plasma merupakan tahap sangat penting dalam terjadinya bentuk kehidupan yang paling awal. Tanpa membran plasma, sebuah sel tidak mungkin melangsungkan kehidupannya. Membran plasma yang menyelubungi sebuah sel selain membatasi keberadaan sebuah sel, juga memelihara perbedaan-perbedaan pokok antara isi sel dengan lingkungannya. Namun membran tersebut tidak sekedar merupakan sebuah peyekat pasif, melainkan juga sebuah filter yang memiliki kemampuan memilih bahan-bahan yang melintasinya dengan tetap memelihara perbedaan kadar ion di luar dan di dalam sel. Bahan-bahan yang merupakan limbah sel dapat melintas ke luar sel.
Semua membran organisme hidup, termasuk membran plasma dan membran internal sel ekariotik, memiliki susunan umum yang sama, yaitu terdiri atas himpunan molekul lipid dan protein yang terikat secara non-kovalen.
Sebelum berhasil diisolasinya membran plasma, sebagian besar teori tentang struktur membran plasma didasarkan atas data yang diperoleh secara tidak langsung.

2.      Struktur Membran Sel
Menurut Dalle, ada beberapa teori tentang struktur dari membran sel:
a.    Gostel dan Grendel (1925)
1.    Membran berupa struktur yang membatasi sel, terdiri atas lipid yang mengandung gugus polar dan gugus yang bersifat hidrofob (tidak dapat larut dalam air tetapi dapat larut dalam minyak)
2.    Gugus polar mengarah ke bagian luar dari bilayer, sedangkan gugus hidrofob berada dibagian tengah dari lipid bilayer.
Gambar 1. Struktur Membran Sel Berdasarkan Teori Gortel & Grendel

b.   Davson dan Danielli (1954)

Membran merupakan struktur lipid bilayer yang disisipi dengan protein globular yang melintasi membran dan terdapat pula protein din permukaan luar dan dalam membran.

Gambar 2.Struktur Membran Sel Berdasarkan Teori Davson & Daniel

c.    Singer dan Nicholson (1972)
Model mosaik fluida yang disusun berdasarkan hukum-hukum termodinamika untuk menjelaskan struktur membran sel. Model mosaik fluida yang dikembangkan pada tahun 1972 oleh Singer dan Nicolson memperkenalkan ide baru tentang penyebabkan lipid dan protein pada membran, karena itu mereka merevolusi ilmu pengetahuan tentang struktur membran. Model ini memecahkan dasar baru dengan sasaran yang menyakinkan bahwa protein terpancang secara langsung pada membran bilayer. Matriks phospholipid terdiri atas dua lapisan dan didalamnya terdapat dua tipe protein, adalah protein perifer yang dapat bereaksi dan dapat larut pada air (polar) dan protein integral yang sukar berikatan dan sukar larut air (nonpolar).


Sebelum diajukan teori membran plasma oleh Singer dan Nicolson dalam tahun 1972, teori-teori tentang struktur membran plasma dapat disimpulkan dalam 3 kelompok:
a)    Teori lembaran (leaflet theory) yang pada dasarnya menyatakan bahwa membran plasma tersusun oleh lapisan-lapisan.
b)   Teori bola-bola (globular theory), menyatakan bahwa komponen lipid-protein berbentuk sebagai bola-bola yang tersusun membentuk lembaran.
c)    Teori dinamis, yang menyatakan bahwa struktur membran plasma dapat berbentuk lembaran berlapis dan dapat berubah menjadi susunan bola-bola mengikuti keadaan dan kebutuhan.[2]
3.      Komponen Kimia Membran Sel
a.    Lipid
Petunjuk pertama yang mengisyaratkan bahwa membran dalam organisme hidup tersusun dari molekul-molekul lipid dalam dua lapisan berasal dari percobaan yang dilakukan dalam tahun 1925. Lipid yang diekstraksi dengan seton dari membran sel darah merah diapungkan pada permukaan air. Pada percobaan tersebut ternyata daerah yang ditempati oleh selapis molekul lipid mempunyai luas dua kali permukaan sel darah merah. Kesimpulan percobaan tersebut sangat mempengaruhi konsep biologi sel pada saat itu, sehingga sebagian besar model struktur membran berdasarkan asumsi tersusun oleh molekul lipid dalam dua lapisan dapat diterima jauh sebelum struktur sebenarnya dapat dipastikan kebenarannya.
Selanjutnya pada pengkajian dengan defraksi sinar X pada berbagai membran organisme hidup menunjukkan bahwa molekul-molekul lipid tersusun dalam dua lapisan. Kesimpulan ini didukung pula oleh kenyataan bahwa membran tersebut dapat dibelah  secara mekanik melalui bidang tengahnya menjadi dua lembar lapisan tunggal, apabila membran tersebut dibekukan lebih dahulu. Hasil pembelahan ini dapat diperlihatkan dengan mikroskop elektron.
Tersusunnya molekul-molekul lipid dalam dua lapisan tersebut, tidak lain disebabkan oleh sifat-sifat khusus dari molekul lipid itu sendiri. Molekul lipid sebenarnya tidaklarut dalam air, melainkan dapat larut dalam berbagai pelarut organik. Dari lapisan lipid seluas 1 m x 1 m sebuah sel hewan dapat diperoleh sebanyak 5 x 106 molekul lipid atau sebanyak 109 molekul apabila diambil dari seluruh sel.
Molekul-molekul lipid dari membran sel ternyata tersusun dari 3 jenis, yaitu:
1.    Fosfolipid
adalah Molekul fosfolipid terdiri dari dua bagian, yaitu kepala dan ekor. Bagian kepala memiliki muatan positif dan negatif serta bagian ekor tanpa muatan. Bagian kepala karena bermuatan bersifat hidrofilik atau larut dalam air, sedangkan bagian ekor bersifat hidrofobik atau tidak larut dalam air. Fosfolipid digolongkan sebagai lipid amfipatik
2.    Kolestrol
Banyak terdapat pada membran sel hewan (sekitar 50% dari molekul lipid). Membran sel tumbuhan dan semua sel bakteri tidak banyak mengandung kolesterol. Kolesterol lebih sedikit dibandingkan lipida membran lainnya dan tidak terlalu bersifat amfipatik. Gugus hidroksil dari kolesterol yang bersifat hidrofilik menentukan orientasi molekul ini pada membran sel. Gugus hidroksil berada pada bagian permukaan membran. Kolestrol pada membrane sel berfungsi untuk mengatur fluiditas dan stabilitas mebran serta mencegah asam lemak lebih merapat dan mengkristal dengan meningkatkan suhu pretransisi.
3.    Glikolipid
Glikolipid ialah molekul molekul lipid yang mengandung karbohidrat, biasanya pula sederhana seperti galaktosa atau glukosa. Akan tetapi istilah istilah glikolipid biasanya dipakai untuk lipid yang mengandung satuan gula tetapi tidak mengandung fosfor. Glikolipid dapat diturunkan dari gliserol atau pingosine dan sering dimakan gliserida atau sebagai spingolipida.
Ketiga jenis lipid tersebut amfipotik, artinya molekulnya memiliki ujung hidrofobik     atau nonpolar (menjauhi air) dan ujung hidrofilik atau polar (menyenangi air). Molekul fosfolipid sebagai contoh tersebut memiliki kepala (ujung polar) dan dua ekor (ujung nonpolar).  Panjang ekor beragam dari 14-24 atom karbon, yang biasanya salah satu berasaldari gugus asam lemak jenuh. Adanya ikatan rangkap dua atom karbon menyebabkan bengkaknya rantai gugus asam lemak.
Apabila molekul-molekul lipid yang bersifat amfipotik tersebut dikitari oleh lingkungan air, maka mereka cenderung akan menyusun diri sedemikian rupa sehingga bagian ekor yang hidrofobik terlindungi dari air. Untuk melindungi bagian ekor darilingkungan air dapat dilakukan melalui 2 cara:
1)         Membentuk bola-bola misal dengan ekornya mengarah ke pusat bola.
2)         Membentuk susunan dwi-lapisan.
Kedua cara tersebut dapat diperoleh dari percobaan in vitro.
Dari percobaan-percobaan selanjutnya dapat dikenal adanya kemungkinan gerakan-gerakan molekul lipid dalam dwilapisan molekul, yaitu:
1.      Molekul lipid pindah dari satu lapisan ke lapisan lain; gerakan yang dinamakan “flip-flop” ini sangat jarang terjadi.
2.      Difusi lateral, molekul lipid berpindah tempat dalam lapisannya sendiri.
3.      Gerakan rotasi, molekul lipid berputar  pada sumbu molekul.
4.      Ekor rantai molekul lipid dapat mengadakan gerakkan fleksi.
Dengan demikian lapisan lipid bukan merupakan struktur lapisan yang kaku,melainkan merupakan struktur yang mempunyai sifat fluiditas seperti cairan. Sifat fluiditas tersebut selain dipengaruhi oleh keberadaan molekul kolestrol. Pada membran plasma sel eukariotik perbandingan molekul kolesterol dengan molekul fosfolifid adalah 1:1. Makin banyak molekul kolestrol, membran plasma bersifat makin cair. Demikian pula makin banyak rantai asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap (rantai tidak jenuh), makin besar sifat fluiditasnya. Molekul kolesterol sendiri selain memberikan sifat fluiditas juga menjaga kestabilan membran plasma bersangkutan.
b.      Protein
Jika molekul-molekul lipid yang membentuk dwi-lapisan merupakan kerangka dasar membran plasma, maka pada kerangka tersebut terdapat jenis molekul lain yaitu dalam bentuk berbagai jenis molekul protein. Hubungan antara molekul protein dengan molekul lipid dapat dibandingkan dengan molekul-molekul protein yang berada dalam pelarutnya. Perbedaannya terletak pada situasi pelarutnya, yaitu bahwamolekul protein dalam membran plasma seakan-akan larut dalam molekul-molekul lipid yang berada dalam ukuran 2 dimensional.
Keberadaan molekul-molekul protein yang berbeda jenis dan berat molekul dalam membran plasma memberikan sifat dan kemampuan fungsi dari masing-masing sel yang berbeda. Molekul-moleku protein dapat berfungsi sebagai enzim,

Tabel 4-1
Komposisi molekul lipid pada berbagai membran plasma
LIPID
%TERHADAP KESELURUHAN LIPID
sel hati
Eritrosit
mielin
mitokhon
endopl. Ret
E. coli
Kolesterol
17
23
22
3
6
0
Fosfatidil etanol amin
7
18
15
35
17
70
Fosfatidil serin
4
7
9
2
5
sek
Fosfatidil kolin
24
17
10
39
40
0
Sphingomielin
19
18
8
0
5
0
Glikolipid
7
3
28
sek
Sek
0
lain-lain
22
13
8
21
27
30
sek = sekelumit

reseptor, markah, transportasi melalui membran dan lain-lainnya. Apabila membran plasma dari eritrosit dipisahkan, orang dapat membedakan paling sedikit adanya 3 jenis protein yaitu: spektrin, glikoforin dan “band III”. Ketiga jenis protein tersebut merupakan 60% dari seluruh jenis protein dalam membran plasma eritrosit. Sedangkan spektrin merupakan protein yang paling menonjol karena merupakan 30% dari jumlah protein seluruhnya. Seperti juga molekul-molekul lipid pada dwi-lapisan dapat bergerak mengalir ke samping, maka molekul-molekul protein ini dapat ditunjukkan pula bergerak bebas dalam membran plasma, tanpa mengubah kedudukan dalam dwi-lapisan.
Berdasarkan hubungan dan kedudukan terhadap dwi-lapisan molekul lipid dapat dibedakan.
1.    Molekul protein menembus kedua lapisan molekul lipid, sehingga ujung-ujung molekul dapat menonjol pada kedua permukaan membran plasma.
2.    Sebagian dari molekul protein terdapat di antara molekul lipid dari bagian dwi-lapisan; ujung molekul protein menonjol pada salah satu permukaan membran plasma.
3.    Sebagian molekul protein berikatan secara kovalen dengan molekul lipid, sebagian ujung molekul protein menonjol pada permukaan membran plasma.
4.    Molekul protein dengan perantaraan molekul protein lain berada pada permukaan membran plasma.
Berbagai jenis kedudukan protein tersebut tergantung pada struktur molekul protein. Berdasarkan pada hubungan dengan air di lingkungannya, maka molekul protein dapat pula dibedakan menjadi daerah polar yang hidrofilik dan daerah hidrofobik. Seperti dikemukakan di depan, keberadaan  protein ini dapat ditunjukkan dengan mikroskop elektron setelah membran plasma dibekukan kemudian dipecah secara mekanik sehingga terbelah.
Dapat diringkaskan bahwa:
1)   Molekul lipid dan protein integral tersusun secara mosaik.
2) Molekul dwi-lapis lipid yang merupakan struktur dasar membran plasma bersifat cairan yang dapat bergerak.
Dari fakta-fakta struktur dan sifat fluiditas membran plasma tersebut maka Singer dan Nicolson (1972) mengajukan teori tentang membran plasma berdasarkan model mosaik cair (Fluida mosaikmodel)
Sampai saat ini teori dari Singer dan Nicolson masih diakui kebenarannya, sehingga semua pembahasan yang melibatkan membran plsama berdasarkan teori model mosaik cair. Model struktur molekuler membran plsama menurut Singer dan Nicolson dapat menjelaskan berbagai fenomena yang terdapat pada membran sel yang tadinya tidak dapat dijelaskan dengan model-model lain yang telah ada.
c.       Karbohidrat
Semua sel ekariotik memiliki karbohidrat pada permukaannya yang sebagian besar berbentuk sebagai rantai oligosakarida yang terikat dengan protein membran (glikoprotein) dan sebagian kecil terikat pada lipid (glikolipid). Kalau sebagian besar dari protein membran yang nampak pada permukaan membran sel diduga mengikat gugus gula, maka kurang dari 1/10 molekul lipid dari lapisan luar lipid mengikat karbohidrat. Selain itu dari setiap glikoprotein sebagian besar memiliki sejumlah rantai-rantai cabang oligosakarida, namun sebaliknya setiap molekul glikolipid hanya memiliki sebuah rantai cabang. Secara keseluruhan, perbandingan karbohidrat dalam membran plasma berkisar antara 2%-10% terhadap berat membran.
Pada semua membran plasma organisme hidup molekul karbohidrat selalu berada pada permukaan membran plasma yang tidak berhadapan dengan sitoplasma. Inilah salah satu penyabab adanya bentuk asimetri dari membran plasma yang terbentuk dari dwi-lapisan lipid.
Adanya molekul karbohidrat yang berlebihan pada beberapa sel ekariotik memberikan terminologi khusus, sebagai selubung sel atau glikokalis. Selubung sel ini kadang-kadang mudah ditunjukkan dalam pengamatan mikroskop cahaya denganpewarna khas.
Apakah kepentingan molekul karbohidrat pada permukaan sel. Dari lebih 100 jenis monosakarida yang terdapat di alam, hanya 3 jenis yang diketemukan pada molekul glikoprotein dan glikolipid membran. Monosakarida yang utama adalah galaktose, manosa, fukose, galaktosamin, glukosamin, glukose dan asam sialik.
Fungsi rantai cabang oligosakarida pada glikolipid dan glikoprotein membran plasma belum begitu jelas. Sangat mungkin bahwa gugus oligosakarida pada protein membran membantu agar molekul protein dapat terpancang kuat dalam membran dan berperan menstabilkan struktur protein. Kompleksitas dari beberapa oligosakarida pada glikoprotein dan glikolipid membran plasma yang terpapar pada permukaan sel, memberikan petunjuk bahwa mereka berperan sangat penting dalam proses pengenalan dalam komunikasi antar sel. Hal ini sangat jelas terdapat pada sel-sel yang terlibat dalam sistem imunitas.
4. Transpor Molekul Melalui Membran
Transpor molekul melalui membran dapat terjadi secara pasif yang lazim disebut transpormasi pasif dan dapat pula terjadi secara aktif. Transpor pasif meliputi difusi, difusi fasilitator, dan osmosis. Sementara aktif meliputi transpor aktif primer, transpor aktif sekunder, endositosis dan eksositosis.
            Prinsip-prinsip dasar transpor melalui membran adalah setiap molekul memiliki kecenderungan untuk menempati ruang dengan merata, molekul pada konsentrasi tinggi memiliki tekanan yang lebih besar, dan setiap molekul mempunyai kecenderungan untuk selalu bergerak karena mengandung tenaga kinetik. [3]
a.       Transpor Pasif (spontan)
1)      Difusi
Hanya beberapa molekul yang dapat bergerak melalui membran dengan cara difusi. Molekul-molekul yang bersifat hidrofobik dapat dengan mudah bergerak melalui membran. Sementara molekul-molekul yang besar dan ion tidak dapat bergerak melalui membran. Molekul-molekul hidrofodik dapat dengan  mudah menembus lapisan lemak karena larut dalam lemak. Molekul hidropilik yang berukuran kecil dapat berdifusi melalui membran, sedangkan yang berukuran besar tidak karena tidak dapat menembus pori/ saluran halus yang terdapat pada membran.
2)      Difusi fasilitator
Difusi fasilitator melibatkan difusi dari molekul polar ion dan melewati membran dengan bantuan transpor protein. Protein transpor merupakan protein khusus yang menyediakan suatu ikatan fisik bagi molekul yang sedang bergerak. Protein transpor juga merentangkan membran sel sehingga menyediakan suatu mekanisme untuk pergerakan molekul. Difusi fasilitator juga merupakan transportasi pasif karena hanya mempercepat proses difusi dan tidak dapat mengubah arah gradien konsentrasi. 
3)      Osmosis
Merupakan difusi air melalui selaput semipermeabel. Air akan bergerak dari daerah yang mempunyai konsentrasi larutan rendah kedaerah yang mempunyai konsentrasi larutan tinggi. Tekanan osmosis dapat didefinisikan sebagai suatu tendensi larutan untuk menyerap air  jika dipisahkan oleh air murni dengan selaput semipermeabel. Tekanan osmosis dapat diukur dengan suatu alat yang disebut osmometer. Air akan bergerak kedaerah dengan tekanan osmosis rendah ke daerah tekanan osmosis tinggi. Sel-sel hewan akan mengerut jika diletakkan didaerah hipoosmotik. Pada sel tumbuhan dan  jamur, dinding sel akan sangat penting peranannya dalam menyeimbangkan air didalam sel, khususnya pada lingkungan hipoosmotik sehingga terjadi ekuilibrium yang dinamis dan dihasilkan tekanan turgor. Pada lingkungan hiperosmotik, air dalam sel akan tertarik keluar dan membran plasma akan lepas dari dinding sel sehingga terjadilah plasmolisis
b.      Pada transpor aktif
diperlukan energi dari dalam sel untuk melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif sangat diperlukan untuk memelihara keseimbangan molekul-molekul kecil didalam sel. Transpor aktif berhenti jika didinginkan pada suhu 2-40 C, ada racun, atau kehabisan energi.[4]
1)      Transpor aktif primer dan sekunder
Transpor aktif primer memerlukan energi dalam bentuk ATP, sedangkan transpor aktif   sekunder merupakan transpor yang tergantung pada potensi alat membran. Kedua jenis transpor tersebut saling berhubungan erat karena tranpor aktif primer akan menciptakan potensial membran dan memungkinkan terjadinya transpor aktif sekunder.
Transpor  aktif primer dicontohkan pada keberadaan ion K+ dan Na+ dalam membran. Kebanyakan sel memelihara konsentrasi K+ lebih tinggi didalam sel dari pada diluar sel. Sementara konsentrasi Na+ di dalam sel lebih kecil dari pada diluar sel.
Transpor aktif sekunder dicontohkan pada asam amino dan glukosa dengan molekul pengangkutannya berupa transpor aktif. Padahal pengangkutan tersebut bersama dengan pengangkutan Na+ untuk berdifusi ke dalam sel. Pengangkutan Na+ adalah transpor aktif primer yang memungkinkan terjadinya potensial membran.
2)      Eksositosis
Vesikel dari dalam sel berisi senyawa atau sisa metabolisme. Bersama aliran plasma, vesikel tersebut akhirnya sampai pada membran dan terjadilah perlekatan. Daerah perlekatan akan mengalami lisis dan isi vesikel keluar.
3)      Endositosis
Partikel-partikel dari luar sel menempel pada membran kemudian mendesak membran sehingga terjadi lekukan yang semakin lama semakin dalam bentuknya seperti kantong dan akhirnya menjadi bulat lalu terlepas dari membran. Bulatan tersebut berisi pertikel lalu akan dicerna oleh lisosom/ enzim pencerna yang lain.

4)      Pinositosis
Bahan pada membran plasma reseptor akan menempel sehingga terjadi lekukan. Lekukan  semakin dalam dan membentuk kantong. Kantong yang lepas akan berada dalam sitoplasma. Kantong ini disebut gelembung pinositosis. Gelembung pinositosis akan mengerut dan pecah menjadi gelombang kecil-kecil kemudian bergsbung menjadi gelembung yang lebih besar.
5)      Fagositosis
Merupakan proses penelanan partikel-partikel makanan dan sel-sel asing oleh amuba dan sel-sel darah putih. Makanan atau partikel-partikel lain akan menempel pada membran, lalu membran akan membentuk lekukan. membran akan menutup dan membentuk kantong, lalu kantong melepaskan diri.
5.Fungsi Membran Plasma
a. Kompertemenisasi
Membran sel merupakan selaput berkelanjutan dan tidak putus yang membatasi dan menyelubungi suatu ruangan (kopertemen). Membran sel menyelubungi isi seluruh sel, selain itu ada juga membran yang membatasi nukleus dan ruang-ruang di sitoplasma. Ini kita ibaratkansebagai ruang-ruang yang ada di dalam gedung. ruang-ruang tersebut perlu di batasi oleh partisi atau tembok. Sehingga kegiatan di masingmasing di satu ruangan dengan ruang yang lain. Di dalam sel kompertemenisasi mutlak perlu ada, karena ruang-ruang di dalam selberisi cairan dan adanya percampuran cairan dari ruang-ruang tersebutmerupakan malapetaka bagi sel tersebut.

b. Interaksi Antar Sel
Pada organisme bersel banyak, membran sel bertanggung jawab terhadap interksi antara sel satu dengan yang lainnya. Alat tubuh pada umumnya terdiri dari macam sel yang berbeda yang harus bekerja sama untuk melaksanakan fungsi keseluruhan. Membran sel menyilahkan sel untuk saling mengenal kemudian saling bertukar substansi dan informasi dengantidak memandang apakah sel sudah terpakai di tempat tertentu, seperti dari jaringan.

c. Perubahan Energi
Perubahan satu bentuk energi menjadi bentuk energi lainmerupakan hal yang sangat penting dalam proses hidup, dan membran sel sangat terlibat dalam proses ini. Hal yang sangat mandasar bagi semua kehidupan adalah kemampuan sel tumbuh-tumbuhan untuk mengubahenergi cahaya matahari menjadi energi kimia yang terkandung dalamkarbohidrat. Sel hewan maupun tumbuh-tumbuhan juga mampu untuk mengubah energi kimia dari karbohidrat tersebut manjadi ATP atau senyawa lain berenergi tinggi. Proses pengikatan energi ini terjadi di dalam mambran dari mitokondria dan kloroplas. Energi cahaya, termal, makanikal diubah oloeh reseptor dari sistem saraf menjadi implus saraf yang merupakan cara kumunikasi dalam sistem saraf tersebut.
d. Transfer Informasi
Membran mempunyai peranan mentransfer informasi dari satu sel ke sel yang lain. Di dalam membran teradapt reseptor yang mampu mengkombinasi dengan mulekul tertentu dengan bentuk yang sesuai, seperti yang selalu berkombinasi dengan suatu subtrat yang sesuai. Sel yang berbeda mempunyai membran yang memiliki reseptor yang juga berbeda, sehingga bermacam-macan reseptor akan berkombinasi dengan bermacam-macam “ligand”. Ligand adalah molekul atau ion yang dapat berkombinasi dengan reseptor yang terdapat dalam membran. Ligand yang paling banyak dipelajari adalah hormon, faktor tumbuhdan neurotrasmitter, semuanya terikat pada membran sel tampa menembusnya. Interaksi antara reseptor yang terdapat di membran sel dengan ligand yang terdapat di luar sel dapat menimbulkan stimulus baru yang terlibat dalampengaturan bermacam-macam kejadian dalam sel.
e. Penyediaan Enzim
Banyak yang terdapat di dalam sel merupakan bagian dari membran. Contoh dapat dikemukakan di sini bahwah “Na-Kactivated ATPase yang berkaitan dengan pompa sodium dan kalium terdapat didalam membran sel . enzim sitokrom yang terlibat dalam respirasi merupakan bagian dari membran dari mitokondria. Sebaliknya enzim monoamin oksidase yang menyebabkan katekolamin tidak aktif hanya terdapat di bagian luar membran mitokondria. Sejumlah protein dan glikoprotein banyak terdapat di dalam membran sel, bertindak sebagai reseptor dari hormon dan benda penolak atau terlibat dalam pengangkutan substansi ke dalam sel. Ditempatkannya enzim di dalam membran sel mempunyai beberapa tujuan. Pada proses fosforilasioksidatif yang terjadi di mitokondria, transpor elektron yang paling efisien tercapai apabila enzim berada saling berdekatan. Bagian dalam membran menyediakan bantuan fisik dan orientasi yang diperlukan. Protein dalam membran yang bertindak sebagai tempat pengikat bagi bermacam-macam ion, asam aminon dan gula dikenal sebagai “carrier” dipandang sebagai mekanisme dalam proses dalam transpor aktif.
f. Membran Sel Sebagai Perantara
Membran sel merupakan perantara bagi keluar masuknya zat terlarut. Kemampuan membran plasma meluluskan substansi tertentu masuk ke atau keluar dari sel, tetapi membatasi pergerakan substansi tertentu disebut permeabilitas selektif. Suatu membran dikatakan permeabel terhadap suatu substansi tersebut.




















BAB III
PENUTUP
a.      Kesimpulan
Membran plasma merupakan tahap  penting dalam terjadinya bentuk kehidupan yang paling awal. Tanpa membran plasma, sebuah sel tidak mungkin melangsungkan kehidupannya. Membran plasma yang menyelubungi sebuah sel selain membatasi keberadaan sebuah sel, juga memelihara perbedaan-perbedaan pokok antara isi sel dengan lingkungannya. Selain itu membran plasma seiring dengan perkembangan teori-teori berkembang pula struktur dari membran plasma dan fungsinya yang semakin kompleks.
Membran plasma juga mengandung beberapa kimia pembentunya:
    1. Lipid bilayer yaitu kerangka struktur membran yang berfungsi sebagai penghalang (barrier) yang membatasi pergerakan molekul secara acak
    2. Protein
    3. Karbohidrat dimana yang berikatan dengan lipida (glikolipid ) atau protein (glikoprotein).
Transpor molekul melalui membran dapat terjadi secara pasif yang lazim disebut transpormasi pasif dan dapat pula terjadi secara aktif. Transpor pasif meliputi difusi, difusi fasilitator, dan osmosis. Sementara aktif meliputi transpor aktif primer, transpor aktif sekunder, endositosis dan eksositosis.             Prinsip-prinsip dasar transpor melalui membran adalah setiap molekul memiliki kecenderungan untuk menempati ruang dengan merata, molekul pada konsentrasi tinggi memiliki tekanan yang lebih besar, dan setiap molekul mempunyai kecenderungan untuk selalu bergerak karena mengandung tenaga kinetik.
Fungsi Membran Plasma yaitu, Kompertemenisasi, interaksi antar sel, perubahan energi, transfer informasi, penyedia enzim serta membran sel sebagai perantara.

b.      Saran
Dengan dibuatnya makalah tentang Membran plasma ini, di harapkan pembaca semakin memahami tentang begitu pentingnya keberadaan membran yang merupakan sesuatu pembentukan awal. Kami juga mengharap kepada pembaca untuk juga mengembangkan makalah ini agar dapat menjadi kesempurnaan.
































DAFTAR PUSTAKA
Subowo. 1995. Biologi Sel, Angkasa. Bandung
Nugroho, Hartono. 2004. Biologi Dasar. Swadaya. Jakarta









[1] Hartanto Nugroho, Biologi Dasar. (Jakarta: Swadaya, 2004). Hal. 
[2] Subowo, Biologi Sel, (Bandung: Angkasa,1995), Hlm. 41

[3] Hartanto Nugroho, Biologi Dasar. (Jakarta: Swadaya, 2004). Hal.  42
[4] Ibid. 43

Tidak ada komentar:

Posting Komentar