Rabu, 22 Februari 2017

ANALISIS BEGETASI TUMBUHAN HERBA METODE KUADRAT DI HUTAN ALAM KANDUNG KABUPATEN TULUNGAGUNG LAPORAN PRAKTIKUM KKL



ANALISIS BEGETASI TUMBUHAN HERBA METODE KUADRAT DI HUTAN ALAM KANDUNG KABUPATEN TULUNGAGUNG
LAPORAN PRAKTIKUM KKL
Untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Ekologi
yang dibimbing oleh Desi Kartikasari, M.Si


Description: Description: E:\IMG_87855786999913.jpeg
 




                                                                                                                                  

Disusun oleh kelompok 4:
1.      Putri Pramita Sari             (17208153040)
2.      Noviatun Nadhiroh          (17208153048)
3.      Afina Aninnas                  (17208153056)
4.      Syafiq Al Faizar               (17208153061)
5.      Moh. Nizar Soim              (17208153068)
6.      Tri Nur Utami Putri          (17208153073)


JURUSAN TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
Desember  2016

KATA PENGANTAR
Tiada kata yang pantas pertama kali diucapan selain ucapan syukur kepada ALLAH SWT dengan ucapan Alhamdulillahirrabil’aalamin yang mana kita telah diberi nikmat yang luar biasa dan dengan petunjuknya sehingga kita dapat menyelesaikan laporan KKL ekologi  tepat dengan waktunya. Shalawat serta salam tidak lupa kami ucapkan kepada baginda nabi Muhammad SAW. serta para keluarga, sahabat, tabi’in dan para pengikutnya dan dengan itu kita selalu menantikan syafa’atnya kelak di hari pembalasan.
Pada kesempatan yang sangat baik ini kami menyusun sebuah laporan KKL  ekologi di hutan alam kandung kabupaten  Tulungagung yang berjudul ANALISIS VEGETASI TUMBUHAN HERBA METODE KUADRAT DI HUTAN ALAM KANDUNG KABUPATEN TULUNGAGUNG”. Sebelumnya kami mengucapkan terimakasih kepada.
1.        Rektor IAIN Tulungagung Dr. Maftukhin, M.Pd yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk belajar di kampus tercinta ini.
2.        Segenap pihak pengurus hutan Alam Kandung yang telah memberikan izin dan kesempatannya kepada kami untuk melaksanakan kegiatan KKL Ekologi ini.
3.        Dosen matakuliah Ekologi  Ibu Desi Kartikasari yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyusun laporan kegiatan KKL ini.
4.        Teman-teman yang ikut membantu dalam pembuatan laporan KKL  ini. Dengan amanat itu kami akan memberikan hasil yang terbaik untuk laporan KKL ini.
            Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kegiatan KKL ini masih banyak  kekurangan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang  membangun dari semua pihak untuk mengevaluasi laporan kegiatan KKL ini. Penyusun berharap semoga laporan kegiatan KKL Ekologi ini dapat bermanfaat untuk semuanya.
Tulungagung, Desember  2016


                                                                                                   Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
1.1  Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2  Rumusan Masalah............................................................................. 2
1.3  Tujuan Penelitian............................................................................... 2
1.4  Kegunaan Penelitian.......................................................................... 2
1.5  Ruang Lingkup dan Batasan Masalah............................................... 2
1.6  Definisi Operasional.......................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................ 4
BAB III METODE PENELITIAN........................................................ 5
3.1 Rancangan Penelitian........................................................................ 5
3.2 Populasi dan sampel.......................................................................... 5
3.3 Waktu dan Tempat............................................................................ 5
3.4 Alat dan Bahan................................................................................. 5
3.5 Prosedur Penelitian............................................................................ 6
3.6 Teknik Analisis Data......................................................................... 6
BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA............................................ 7
BAB V PEMBAHASAN....................................................................... 10
BAB VI PENUTUP............................................................................... 13
6.1    Kesimpulan....................................................................................... 13
6.2    Saran................................................................................................. 13
Daftar Rujukan
Lampiran


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perhitungan Kerapatan Relatif Tanaman Herba............................ 12
Tabel 2. Perhitungan Dominasi Relatif Tanaman Herba ............................ 12
Tabel 3. Perhitungan Frekuensi Relatif Tanaman Herba............................. 13
Tabel 4. Perhitungan Indeks Nilai Penting Vegetasi Tanaman Herbal....... 13
Table 5.RangkingTanaman Herba di LihatdariIndeksNilaiPenting............ 14








BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penyusun komunitas hutan tersebut. Dari segi floristis ekologis pengambilan sampling dengan cara “Random Sampling” hanya mungkin digunakan apabila lapangan dan vegetasinya homogen, misalnya padang rumput dan hutan tanaman. Luas daerah contoh vegetasi yang akan diambil datanya sangat bervariasi untuk setiap bentuk vegetasi mulai dari  sampai . Suatu syarat untuk daerah pengambilan contoh haruslah representatif bagi seluruh vegetasi yang dianalisi. Keadaan ini dapat dikembalikan kepada sifat umum suatu vegetasi yaitu vegetasi berupa komunitas tumbuhan yang dibentuk oleh populasi-populasi. Jadi peranan individu suatu jenis tumbuhan sangat penting. Sifat komunitas akan ditentukan oleh keadaan individu-individu tadi. Oleh karena itu untuk melihat suatu komunitas sama dengan memperhatikan individu demikian pada yang suatu daerah vegetasi umumnya akan terdapat suatu luas tertentu, dan daerah tadi sudah memperlihatkan kekhususan dari vegetasi secara keseluruhan yang disebut luas minimum (Odum, 1991).
Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendeskripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam penelitian kali ini hanya menitik beratkan pada penggunaan analaisis dengan menggunakan metode kuadrat. Metode kuadrat adalah salah satu metode yang tidak menggunakan petak contoh (plotless) metode ini sangat baik untuk menduga komunitas yang berbentuk herba contohnya dalam vegetasi hutan. Metode kuadrat digunakan karena tergolong mudah dan lebih cepat dalam mengetahui komposisi tumbuhan terutama herba pada suatu vegetasi hutan.
1.2         Rumusan Masalah
1.    Mengetahui kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi vegetasi tanaman herba pada kawasan hutan Alam Kandung Kabupaten Tulungagung?
2.    Mengetahui indeks nilai penting vegetasi tanaman herba yang ditemukan di kawasan hutan Alam Kandung Kabupaten Tulungagung?

1.3         Tujuan Penelitian
1.    Untuk mengetahui kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi vegetasi tanaman herba pada kawasan hutan Alam Kandung Kabupaten Tulungagung.
2.    Untuk mengetahui indeks nilai penting vegetasi tanaman herba yang ditemukan di kawasan hutan Alam Kandung Kabupaten Tulungagung.

1.4         Kegunaan Penelitian
1.    Memberikan informasi kepada mahasiswa, khususnya jurusan Biologi dalam melakukan kegiatan lapangan untuk mendapatkan pengetahuan tentang jenis-jenis serangga tanah yang ada di Alam Kandung.
2.    Sebagai data mengenai keanekaragaman serangga tanah di Alam Kandung.
3.    Sebagai data mengenai kemerataan serangga tanah di Alam Kandung.
4.    Sebagai data mengenai kekayaan serangga tanah di Alam Kandung.

1.5         Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
1.    Penelitian ini hanya terbatas pada vegetasi yang ada di hutan Alam Kandung  dan diidentifikasi selama masa penelitian.
2.    Penelitian vegetasi yang ada di hutan Alam Kandung dilakukan dengan cara menggunakan metode “petak contoh (plotless) dan metode sampling”
3.    Pengambilan data dilakukan di 3 stasiun dengan masing-masing stasiun sebanyak 3 titik di Alam Kandung.



1.6         Definisi Operasional
1.    Vegetasi adalah tumbuhan yang terdapat di sekitar lingkungan masyarakat. (Ruslan, 2009).
2.    Metode kuadrat adalah salah satu metode yang tidak menggunakan petak contoh (plotless) metode ini sangat sangat baik untuk menduga komunitas yang berbentuk herba contohnya dalam vegetasi hutan dan juga dengan metode sampling adalah beragantung pada morfologi jenis tumbuhan dan penyebarannya dan tujuan penelitian. (Ruslan, 2009).
3.    Keanekaragaman kelimpahan spesies penyusun komunitas (Ruslan, 2009).
4.    Kemerataan menggambarkan ukuran jumlah individu dimana spesies dari individu tersebut dibandingkan dengan ukuran jumlah individu spesies lainnya pada komunitas tersebut (Ruslan, 2009).



















BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.      Analisis Vegetasi Tumbuhan Herba
Vegatasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari berbagai jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis.
Vegetasi, tanah dan iklim berhubungan erat pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempay akan berbeda dengan vegatasi di tempat lain karena berbeda pula faktor lingkungannya. Vegetasi hutan merupakan suatu sistem yang dinamis, selalu berkembang sesuai keadaan habitatnya.
Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegatasi dari tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan,. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan dadata-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nulai penting dari penyususn komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan kompossi suatu komunitas tumbuhan.
B.       Metode Random Sampling Dan Metode Kuadrat
Metode kuadrat adalah salah satu metode yang tidak menggunakan petak contoh (plotless) metode ini sangat sangat baik untuk menduga komunitas yang berbentuk herba contohnya dalam vegetasi hutan dan juga dengan metode sampling adalah beragantung pada morfologi jenis tumbuhan dan penyebarannya dan tujuan penelitian.





BAB III
METODE PENELITIAN

3.1         Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian diskriptif observatif yang dilakukan dengan metode kuadrat, bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kerapatan, kerimbunan dan frekuensi vegetasi tanaman herba. Selain itu, untuk mengetahui indeks nilai penting vegetasi tanaman herba pada kawasan hutan Alam Kandung Kabupaten Tulungagung.
3.2         Populasi dan Sampel
Populasi: seluruh jenis vegetasi tumbuhan herba yang ada di hutan Alam Kandung Kabupaten Tulungagung.
Sampel: sampel dalam penelitian ini adalah beberapa jenis vegetasi yang dapat di amati dan dapat di ambil untuk mengetahui jenis vegetasinya. Titik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Metode kuadrat adalah salah satu metode yang tidak menggunakan petak contoh (plotless) metode ini sangat sangat baik untuk menduga komunitas yang berbentuk herba contohnya dalam vegetasi hutan dan juga dengan metode sampling adalah beragantung pada morfologi jenis tumbuhan dan penyebarannya dan tujuan penelitian.

3.3         Waktu dan tempat
Kegiatan praktikum pengambilan sampel dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 29 Oktober 2016 pukul 06:00 – 17:00 WIB, bertempat di hutan Alam Kandung, identifikasi dilaksanakan pada hari minggu tanggal 30 Oktober 2016 pukul 09:00 – 13:30 WIB bertempat di laboratorium jurusan biologi dan PGMI.

3.4         Alat dan Bahan
Alat yang digunakan antara lain, tali rafia, patok kayu, kamera (alat dokumentasi), plastik besar, alat tulis, buku identifikasi, kertas tabel pengamatan. Bahan yang digunakan dalam metode ini antara lain, tanaman herba yang ada di dalam vegetasi tersebut.
3.5         Prosedur Kerja
1.    Membuat transek berukuran 10 m x 10 m.
2.    Membuat plot dengan menggunakan transek sehingga diperoleh 4kuadran dengan masing-masing kuadran berukuran 5m x 5m.
3.    Membuat petak kuadran  pada kuadran I.
4.    Melakukan analisis vegetasi berdasarkan variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi terhadap tanaman herba yang terdapat pada petak kuadran
5.    Melakukan perhitungan untuk mencari harga relatif dari setiap variabel (kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi) untuk setiap tanaman.
6.    Melanjutkan perhitungan untuk mencari Indeks Nilai Penting dari setiap jenis tanaman.
7.    Menyusun peringkat tanaman berdasarkan nilai Indeks Nilai Penting, tanaman yang memiliki Indeks Nilai Penting tertinggi menempati peringkat teratas.
8.    Memberi nama vegetasi yang telah digunakan berdasarkan 2 jenis atau spesies yang memiliki Indeks Nilai Penting terbesar.

3.6         Teknik Analisa Data
Teknik Analisa yang dipakai adalah teknik perhitungan harga relatif dan harga penting untuk setiap jenis tanaman.

1.      Kerapatan Relatif = X 100%

2.      Frekuensi Relatif = X 100%

3.      Dominansi Relatif = X 100%

4.      Indeks Nilai Penting = Kerapatan Relatif + Frekuensi Relatif + Dominansi Relatif
BAB IV
DATA DAN ANALISIS DATA

A.    Kerapatan Relatif
KR (%) =  x 100%
Tabel 1. Perhitungan Kerapatan Relatif Tanaman Herba
No.
Jenis Tumbuhan
Jumlah Kerapatan
KR (%)
1
Ageratum Conyzoides
19
17,11
2
Psidium Guajava L
1
0,9
3
Pterospermum Acerifolium
27
24,32
4
Leucaena Leucocephala
4
3,6
5
Feronia Lucida
2
1,8
6
Amorphpophallus Titanium
2
1,8
7
Mimosa Pudica
10
9
8
Lophaterum Gracile Brogn
34
30,63
9
Merremia Peltata
12
10,81
Jumlah
111
99,97

B.     Dominasi Relatif
DR (%) =  
Tabel 2. Perhitungan Dominasi Relatif Tanaman Herba
No.
Jenis Tumbuhan
Jumlah Kerapatan
DR (%)
1
Ageratum Conyzoides
19
17,11
2
Psidium Guajava L
1
0,9
3
Pterospermum Acerifolium
27
24,32
4
Leucaena Leucocephala
4
3,6
5
Feronia Lucida
2
1,8
6
Amorphpophallus Titanium
2
1,8
7
Mimosa Pudica
10
9
8
Lophaterum Gracile Brogn
34
30,63
9
Merremia Peltata
12
10,81
Jumlah
111
99,97

C.    Frekuensi Relatif
FR (%) =
Tabel 3. Perhitungan Frekuensi Relatif Tanaman Herba
No.
Jenis Tumbuhan
Jumlah Frekuensi
KR (%)
1
Ageratum Conyzoides
2
9,090909091
2
Psidium Guajava L
1
4,545454545
3
Pterospermum Acerifolium
3
13,63636364
4
Leucaena Leucocephala
3
13,63636364
5
Feronia Lucida
2
9,090909091
6
Amorphpophallus Titanium
2
9,090909091
7
Mimosa Pudica
3
13,63636364
8
Lophaterum Gracile Brogn
3
13,63636364
9
Merremia Peltata
3
13,63636364


22
100

D.    Indeks Nilai Penting
INP = KR% +KbR% +FR%
Tabel 4. Perhitungan Indeks Nilai Penting Vegetasi Tanaman Herbal
No.
Jenis Tumbuhan
DR (%)
KR (%)
FR (%)
INP
1
Ageratum Conyzoides
17,11
17,11
17,11513454
51,33513
2
Psidium Guajava L
0,9
0,9
0,900270081
2,70027
3
Pterospermum Acerifolium
24,32
24,32
24,32729819
72,9673
4
Leucaena Leucocephala
3,6
3,6
3,601080324
10,80108
5
Feronia Lucida
1,8
1,8
1,800540162
5,40054
6
Amorphpophallus Titanium
1,8
1,8
1,800540162
5,40054
7
Mimosa Pudica
9
9
9,00270081
27,0027
8
Lophaterum Gracile Brogn
30,63
30,63
30,63919176
91,89919
9
Merremia Peltata
10,81
10,81
10,81324397
32,43324
Jumlah
99,97
99,97
100
299,94

E.     Rangking

Table 5.RangkingTanaman Herba di LihatdariIndeksNilaiPenting
No.
JenisTumbuhan
DR (%)
KR (%)
FR (%)
INP
RANGKING
1
Ageratum Conyzoides
17,11
17,11
17,11513454
51,33513
3
2
PsidiumGuajava L
0,9
0,9
0,900270081
2,70027
9
3
PterospermumAcerifolium
24,32
24,32
24,32729819
72,9673
2
4
LeucaenaLeucocephala
3,6
3,6
3,601080324
10,80108
6
5
Feronia Lucida
1,8
1,8
1,800540162
5,40054
7
6
Amorphpophallus Titanium
1,8
1,8
1,800540162
5,40054
8
7
Mimosa Pudica
9
9
9,00270081
27,0027
5
8
LophaterumGracileBrogn
30,63
30,63
30,63919176
91,89919
1
9
MerremiaPeltata
10,81
10,81
10,81324397
32,43324
4
Jumlah
99,97
99,97
100
299,94















BAB V
PEMBAHASAN

Tumbuhan herba yang diamati dan diidentifikasi merupakan tumbuhan yang didapati berada mulai dari daerah perbatasan antara sungai dan hutan hingga masuk kedalam hutan sejauh 30 m dari daerah perbatasan tersebut. Pengamatan ini dilakukan dalam 3 plot. Dari data dan analisis data dapat dilihat bahwa tumbuhan yang berada di Alam Kandung yang termasuk dalam vegetasi herba antara lain Ageratum Conyzoides, Psidium Guajava L, Pterospermum Acerifolium, Leucaena Leucocephala, Feronia Lucida, Amorphpophallus Titanium, Mimosa Pudica, Lophaterum Gracile Brogn, dan Merremia Peltatayang telah teridentifikasi.
Frekuensi, untuk menggambarkan banyaknya intensitas suatu spesies tumbuhan herba yang ada di setiap daerah yang diamati. Dalam daerah yang diamati dapat dilihat bahwa terdapat tumbuhan herba yang mendominasi wilayah amatan adalah.Pterospermum Acerifoliumdengan frekuensi relatif kemunculannya pada plot-plot yang diamati paling banyak ditemukan yaitu 24,32%.  Hal ini mengindikasikan bahwa spesies ini dapat beradaptasi dengan baik di wilayah ini. Sedangkan untuk tumbuhan herba yang frekuensi relatifnya paling kecil adalah spesies Psidium Guajava Ldengan frekuensi relatif sebesar 0,9%.
Kerapatan merupakan gambaran jumlah individu suatu jenis tumbuhan dalam suatu luasan tertentu, Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan adanya spesies yang memiliki nilai kerapatan relatif paling besar yaitu pada spesies Lophaterum Gracile Brogn sebesar 30,63% sedangkan spesies Psidium Guajava Lmemiliki nilai kerapatan relatif paling kecil dengan nilai 0,9%. Kerimbunan, untukmenggambarkanluaspenentuansuatupopulasitertentuataudominasinya.kerimbunanherba yang paling tinggi di AlamKandungdi tempatolehspesiesLophaterum Gracile Brogndengannilaikerimbunan relative sebesar30,63%, sedangkanPsidium Guajava Lyang memilikinilai relative sebesar 0,9%
Indeks nilai penting (INP), untuk menggambarkan besarnya pengaruh suatu spesies tumbuhan terhadap komunitasnya. Spesies yang mempunyai INP tertinggi mencirikan masyarakat tumbuhan dan menentukan bentuk komunitas. Dari analisis data yang dilakukan, dapat diperoleh indeks nilai penting tertinggi terdapat pada Lophaterum Gracile Brogn. adalah sebesar 91,89%. Hal ini menunjukkan bahwa Lophaterum Gracile Brogn. merupakan spesies yang paling besar pengaruhnya terhadap komunitas herba disekitarnya atau dapat dikatakan spesies ini mendominasi dari seluruh spesies herba yang ditemukan. Hal ini dapat dikaitkan dengan adaptasi yang baik dan kompetisi untuk nutrisi yang baik padaLophaterum Gracile Brogn. terhadap lingkungannya. Sedangkan spesies yang mempunyai INP terendah terdapat pada spesies Psidium Guajava L sebesar2,70%.Dari nilaipenting yang disajikan, makadapatdiambilrangkingdarisetiapjenistanamanherba.Rangkingdilihatdariindeksnilaipentingtertinggisampaiindeksnilaipentingterendah..
Dari analisis yang dilakukan, diamati bahwa tumbuhan herba yang terdapat pada sepanjang daerah perbatasan antara sungai dan hutan atau dapat disebut daerah awal masuk hutan paling banyak jumlahnya dan berangsur-angsur menurun jumlahnya ketika semakin memasuki hutan. Hal ini tentunya dipengaruhi faktor abiotik misalnya intensitas cahaya. Intensitas cahaya akan semakin sedikit ketika semakin dalam memasuki hutan karena semakin kedalam banyak ditemukan pohon-pohon tinggi yang memiliki tajuk yang besar yang memungkinkan dapat atau hampir menutupi bagian dibawahnya, sehingga tumbuhan herba dengan ketinggian relatif rendah hanya menerima sedikit cahaya untuk berfotosintesis. Akan tetapi ada beberapa plot yang berada di dalam hutan yang memiliki keragaman herba yang lumayan banyak, ini dimungkinkan karena adanya intensitas cahaya yang cukup dan lebih dibandingkan plot-plot sebelumnya. Di dalam pengamatan juga didapatkan bahwa dibagian dalam hutan tertentu ada beberapa bagian yang memiliki jumlah pepohonan dengan tajuk yang tidak begitu besar sehingga memungkinkan adanya cahaya yang dapat masuk. Faktor abiotik inilah yang menyebabkan adanya herba yang lebih banyak hidup di plot tersebut.
 Intensitas cahaya yang semakin berkurang ini ditunjukkan dari keadaan di dalam hutan yang lembab. Hal ini menunjukkan bahwa spesies ini memiliki jumlah yang banyak dari keseluruhan spesies yang ditemukan. Hal ini berhubungan dengan kemampuannya untuk berfotosintesis dengan baik walaupun dengan intensitas cahaya yang kurang. Sedangkan didaerah perbatasan, intensitas cahaya yang memasuki kawasan optimal, sehingga tumbuhan herba dapat berfotosintesis dengan baik dan tumbuh dengan baik didaerah ini.  Dengan demikian pengaruh intensitas cahaya dapat mempengaruhi pola persebaran dari tanaman herba.
Selain itu dapat juga dipengaruhi oleh tempat tumbuhnya yakni tanah yang berada didaerah perbatasan tepi pantai yang didukung oleh intensitas cahaya yang cukup dan hutan memiliki kandungan yang cocok bagi tumbuhan jenis herba. Selain itu juga dipengaruhi adanya suksesi terbukti dengan jumlah tumbuhan herba yang berada disekitar daerah perbatasan dan cenderung menurun ketika semakin dalam memasuki wilayah hutan. Vegetasi dibagian dalam hutan akan lebih didominasi struktur perdu dan pohon yang semakin banyak jumlahnya sedangkan herba akan semakin jarang.


BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
1.       Tumbuhan yang berada di Alam Kandung yang termasuk dalam vegetasi herba antara lain Ageratum Conyzoides, Psidium Guajava L, Pterospermum Acerifolium, Leucaena Leucocephala, Feronia Lucida, Amorphpophallus Titanium, Mimosa Pudica, Lophaterum Gracile Brogn, dan Merremia Peltatayang telah teridentifikasi.
2.       Spesies herba yang memiliki frekuensi relatif paling besar adalah Pterospermum Acerifolium dengan nilai 24,32% sedangkan yang memiliki frekuensi relatif terendah adalah spesies Psidium Guajava L dengan nilai 0,9%
3.       Spesiesherba yang memilikidominasiataukerimbunanherba yang paling tinggiadalahLophaterum Gracile Brogndengannilai 30,63%, sedangkanPsidium Guajava Lmemilikinilai relative sebesar 0,9%
4.       Spesies herba yang memiliki kerapatan relatif paling besar adalah Lophaterum Gracile Brogn sebesar 30,63% sedangkan spesies Psidium Guajava Lmemiliki nilai kerapatan relatif paling kecil dengan nilai 0,9%.
5.       Spesies herba yang memiliki INP paling besar adalah Lophaterum Gracile Brogn. adalah sebesar 91,89%sedangkan yang memiliki INP terendah adalah spesies Psidium Guajava L sebesar2,70%.

6.2 Saran
Sebaiknya didalam mengamati jenis jenis herba yang ada lebih teliti dan dalam penghitungannya juga disarankan agar lebih mendetail. Karena hal ini sangat mempengaruhi perhitungan data yang berefek pada kesimpulan akhir.


DAFTAR PUSTAKA

Odum, E.P. 1971. Fundamentals of Ecology. W.B Saunder Company. Philadelphia.

Arimoro, F. O & R.B. Ikomi. 2008. Ecological intregity of Upper Warri River, Niger Delta using aquatic insects as bioindocators. Ecological Indicators. 9 (3:455-461)
Tarumingkeng, R.C. 2001. Serangga & Lingkungan. Institut Pretanian Bogor. Bogor

Suin, N.m. 1997. Ekologi Hewan Tanah. Bumi Aksara. Jakarta

Ruslan, H. 2009. Komposisi dan Keanekaragaman Serangga Permukaan Tanah pada Habitata Hutan Homogen dan Heterogen di Pusat Pendidikan Konservasi Alam (PPKA) Bodogol, Sukabumi Jawa Barat. Jurnal Vita Vitalis.2 (1). Hal: 43-53

Rizali, A. Buchori, D. Triwidodo, H. 2002. Keanekaragaman Serangga pada Area Persawahan Tepian Hutan: Indikator  untuk Kesehatan Lingkungan: Hayati Juni 2002, hlm. 41-48  Vol. 9, No.2 ISSN 0854-8587











Lampiran
                      


                                                                                    








              


Tidak ada komentar:

Posting Komentar