ANALISIS BEGETASI
TUMBUHAN HERBA METODE KUADRAT DI HUTAN ALAM KANDUNG KABUPATEN TULUNGAGUNG
LAPORAN PRAKTIKUM KKL
Untuk
memenuhi salah satu tugas matakuliah Ekologi
yang
dibimbing oleh Desi Kartikasari, M.Si
![]() |
Disusun
oleh kelompok 4:
1.
Putri Pramita Sari (17208153040)
2.
Noviatun Nadhiroh (17208153048)
3.
Afina Aninnas (17208153056)
4.
Syafiq Al Faizar (17208153061)
5.
Moh. Nizar Soim (17208153068)
6.
Tri Nur Utami Putri (17208153073)
JURUSAN TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN
ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI TULUNGAGUNG
Desember 2016
KATA
PENGANTAR
Tiada kata yang pantas pertama kali diucapan selain ucapan
syukur kepada ALLAH SWT dengan ucapan Alhamdulillahirrabil’aalamin
yang mana kita telah diberi nikmat yang luar biasa dan dengan petunjuknya
sehingga kita dapat menyelesaikan laporan KKL ekologi tepat dengan waktunya. Shalawat serta salam
tidak lupa kami ucapkan kepada baginda nabi Muhammad SAW. serta para keluarga,
sahabat, tabi’in dan para pengikutnya dan dengan itu kita selalu menantikan
syafa’atnya kelak di hari pembalasan.
Pada kesempatan yang sangat baik ini kami menyusun sebuah
laporan KKL ekologi di hutan alam
kandung kabupaten Tulungagung yang
berjudul “ANALISIS VEGETASI
TUMBUHAN HERBA METODE KUADRAT DI HUTAN ALAM KANDUNG KABUPATEN TULUNGAGUNG”. Sebelumnya kami mengucapkan terimakasih kepada.
1.
Rektor IAIN Tulungagung Dr. Maftukhin, M.Pd yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk belajar di kampus tercinta ini.
2.
Segenap pihak pengurus hutan Alam Kandung yang telah
memberikan izin dan kesempatannya kepada kami untuk melaksanakan kegiatan KKL
Ekologi ini.
3.
Dosen matakuliah Ekologi
Ibu Desi Kartikasari yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk
menyusun laporan kegiatan KKL ini.
4.
Teman-teman yang ikut membantu dalam pembuatan laporan
KKL ini. Dengan amanat itu kami akan
memberikan hasil yang terbaik untuk laporan KKL ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam
penyusunan laporan kegiatan KKL ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak untuk mengevaluasi laporan kegiatan KKL ini.
Penyusun berharap semoga laporan kegiatan KKL Ekologi ini dapat bermanfaat
untuk semuanya.
Tulungagung, Desember 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR
ISI.......................................................................................... ii
DAFTAR
TABEL.................................................................................. iii
BAB
I PENDAHULUAN..................................................................... 1
1.1 Latar
Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah............................................................................. 2
1.3 Tujuan
Penelitian............................................................................... 2
1.4 Kegunaan
Penelitian.......................................................................... 2
1.5 Ruang
Lingkup dan Batasan Masalah............................................... 2
1.6 Definisi
Operasional.......................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................ 4
BAB III METODE
PENELITIAN........................................................ 5
3.1 Rancangan
Penelitian........................................................................ 5
3.2 Populasi dan sampel.......................................................................... 5
3.3 Waktu dan Tempat............................................................................ 5
3.4 Alat dan Bahan................................................................................. 5
3.5 Prosedur Penelitian............................................................................ 6
3.6 Teknik Analisis
Data......................................................................... 6
BAB IV DATA DAN
ANALISIS DATA............................................ 7
BAB V PEMBAHASAN....................................................................... 10
BAB VI PENUTUP............................................................................... 13
6.1 Kesimpulan....................................................................................... 13
6.2 Saran................................................................................................. 13
Daftar Rujukan
Lampiran
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perhitungan Kerapatan Relatif Tanaman Herba............................ 12
Tabel 2. Perhitungan Dominasi Relatif Tanaman Herba ............................ 12
Tabel
3. Perhitungan Frekuensi Relatif Tanaman Herba............................. 13
Tabel 4. Perhitungan Indeks Nilai Penting Vegetasi Tanaman
Herbal....... 13
Table 5.RangkingTanaman Herba di LihatdariIndeksNilaiPenting............ 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Analisis
vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi
secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk
struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk.
Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan
tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penyusun komunitas hutan
tersebut. Dari segi floristis ekologis pengambilan sampling dengan cara “Random
Sampling” hanya mungkin digunakan apabila lapangan dan vegetasinya homogen,
misalnya padang rumput dan hutan tanaman. Luas daerah contoh vegetasi yang akan
diambil datanya sangat bervariasi untuk setiap bentuk vegetasi mulai dari
sampai
.
Suatu syarat untuk daerah pengambilan contoh haruslah representatif bagi
seluruh vegetasi yang dianalisi. Keadaan ini dapat dikembalikan kepada sifat
umum suatu vegetasi yaitu vegetasi berupa komunitas tumbuhan yang dibentuk oleh
populasi-populasi. Jadi peranan individu suatu jenis tumbuhan sangat penting.
Sifat komunitas akan ditentukan oleh keadaan individu-individu tadi. Oleh
karena itu untuk melihat suatu komunitas sama dengan memperhatikan individu
demikian pada yang suatu daerah vegetasi umumnya akan terdapat suatu luas
tertentu, dan daerah tadi sudah memperlihatkan kekhususan dari vegetasi secara
keseluruhan yang disebut luas minimum (Odum, 1991).


Dalam
ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu
vegetasi yang sangat membantu dalam mendeskripsikan suatu vegetasi sesuai
dengan tujuannya. Dalam penelitian kali ini hanya menitik beratkan pada
penggunaan analaisis dengan menggunakan metode kuadrat. Metode kuadrat adalah
salah satu metode yang tidak menggunakan petak contoh (plotless) metode ini
sangat baik untuk menduga komunitas yang berbentuk herba contohnya dalam
vegetasi hutan. Metode kuadrat digunakan karena tergolong mudah dan lebih cepat
dalam mengetahui komposisi tumbuhan terutama herba pada suatu vegetasi hutan.
1.2
Rumusan Masalah
1. Mengetahui
kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi vegetasi tanaman herba pada kawasan hutan
Alam Kandung Kabupaten Tulungagung?
2. Mengetahui
indeks nilai penting vegetasi tanaman herba yang ditemukan di kawasan hutan
Alam Kandung Kabupaten Tulungagung?
1.3
Tujuan Penelitian
1. Untuk
mengetahui kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi vegetasi tanaman herba pada
kawasan hutan Alam Kandung Kabupaten Tulungagung.
2. Untuk
mengetahui indeks nilai penting vegetasi tanaman herba yang ditemukan di
kawasan hutan Alam Kandung Kabupaten Tulungagung.
1.4
Kegunaan Penelitian
1.
Memberikan
informasi kepada mahasiswa, khususnya jurusan Biologi
dalam melakukan kegiatan lapangan untuk mendapatkan pengetahuan tentang
jenis-jenis serangga tanah yang ada di Alam Kandung.
2.
Sebagai data mengenai keanekaragaman serangga tanah di Alam Kandung.
3.
Sebagai data mengenai kemerataan serangga tanah di Alam Kandung.
4.
Sebagai data mengenai kekayaan serangga tanah di Alam Kandung.
1.5
Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
1.
Penelitian
ini hanya terbatas pada vegetasi yang ada di hutan Alam Kandung dan diidentifikasi selama masa penelitian.
2.
Penelitian
vegetasi yang ada di hutan Alam Kandung dilakukan dengan cara menggunakan
metode “petak contoh (plotless) dan metode sampling”
3.
Pengambilan
data dilakukan di 3 stasiun dengan masing-masing stasiun sebanyak 3 titik di
Alam Kandung.
1.6
Definisi
Operasional
1. Vegetasi
adalah tumbuhan yang terdapat di sekitar lingkungan masyarakat. (Ruslan, 2009).
2. Metode
kuadrat adalah salah satu metode yang tidak menggunakan petak contoh (plotless)
metode ini sangat sangat baik untuk menduga komunitas yang berbentuk herba
contohnya dalam vegetasi hutan dan juga dengan metode sampling adalah
beragantung pada morfologi jenis tumbuhan dan penyebarannya dan tujuan
penelitian. (Ruslan, 2009).
3. Keanekaragaman
kelimpahan spesies
penyusun komunitas (Ruslan, 2009).
4. Kemerataan menggambarkan ukuran jumlah
individu dimana spesies dari individu tersebut dibandingkan dengan ukuran
jumlah individu spesies lainnya pada komunitas tersebut (Ruslan, 2009).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Analisis
Vegetasi Tumbuhan Herba
Vegatasi
merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari berbagai jenis yang
hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama
tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun
vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu
sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis.
Vegetasi,
tanah dan iklim berhubungan erat pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan
yang spesifik. Vegetasi di suatu tempay akan berbeda dengan vegatasi di tempat
lain karena berbeda pula faktor lingkungannya. Vegetasi hutan merupakan suatu
sistem yang dinamis, selalu berkembang sesuai keadaan habitatnya.
Analisis
vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi
secara bentuk (struktur) vegatasi dari tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi
adalah bentuk pertumbuhan,. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan
dadata-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nulai penting
dari penyususn komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat
diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan kompossi suatu komunitas
tumbuhan.
B. Metode
Random Sampling Dan Metode Kuadrat
Metode
kuadrat adalah salah satu metode yang tidak menggunakan petak contoh (plotless)
metode ini sangat sangat baik untuk menduga komunitas yang berbentuk herba
contohnya dalam vegetasi hutan dan juga dengan metode sampling adalah
beragantung pada morfologi jenis tumbuhan dan penyebarannya dan tujuan
penelitian.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Rancangan Penelitian
Penelitian
ini menggunakan jenis penelitian diskriptif observatif yang dilakukan dengan
metode kuadrat, bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kerapatan, kerimbunan dan frekuensi vegetasi
tanaman herba. Selain itu,
untuk mengetahui indeks nilai penting vegetasi
tanaman herba pada kawasan hutan Alam Kandung Kabupaten Tulungagung.
3.2
Populasi dan Sampel
Populasi:
seluruh jenis vegetasi tumbuhan herba yang ada di hutan Alam Kandung Kabupaten
Tulungagung.
Sampel:
sampel dalam penelitian ini adalah beberapa jenis vegetasi yang dapat di amati
dan dapat di ambil untuk mengetahui jenis vegetasinya. Titik pengambilan sampel
pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Metode kuadrat adalah salah
satu metode yang tidak menggunakan petak contoh (plotless) metode ini sangat
sangat baik untuk menduga komunitas yang berbentuk herba contohnya dalam
vegetasi hutan dan juga dengan metode sampling adalah beragantung pada
morfologi jenis tumbuhan dan penyebarannya dan tujuan penelitian.
3.3
Waktu dan tempat
Kegiatan
praktikum pengambilan sampel dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 29 Oktober
2016 pukul 06:00 – 17:00 WIB, bertempat di hutan Alam Kandung, identifikasi
dilaksanakan pada hari minggu tanggal 30 Oktober 2016 pukul 09:00 – 13:30 WIB
bertempat di laboratorium jurusan biologi dan PGMI.
3.4
Alat dan Bahan
Alat
yang digunakan antara lain, tali rafia, patok kayu, kamera (alat dokumentasi),
plastik besar, alat tulis, buku identifikasi, kertas tabel pengamatan. Bahan
yang digunakan dalam metode ini antara lain, tanaman herba yang ada di dalam
vegetasi tersebut.
3.5
Prosedur Kerja
1. Membuat
transek berukuran 10 m x 10 m.
2. Membuat
plot dengan menggunakan transek sehingga diperoleh 4kuadran dengan
masing-masing kuadran berukuran 5m x 5m.
3. Membuat
petak kuadran
pada kuadran I.

4. Melakukan
analisis vegetasi berdasarkan variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan
frekuensi terhadap tanaman herba yang terdapat pada petak kuadran 

5. Melakukan
perhitungan untuk mencari harga relatif dari setiap variabel (kerapatan,
kerimbunan, dan frekuensi) untuk setiap tanaman.
6. Melanjutkan
perhitungan untuk mencari Indeks Nilai Penting dari setiap jenis tanaman.
7. Menyusun
peringkat tanaman berdasarkan nilai Indeks Nilai Penting, tanaman yang memiliki
Indeks Nilai Penting tertinggi menempati peringkat teratas.
8. Memberi
nama vegetasi yang telah digunakan berdasarkan 2 jenis atau spesies yang
memiliki Indeks Nilai Penting terbesar.
3.6
Teknik Analisa Data
Teknik Analisa yang
dipakai adalah teknik perhitungan harga relatif dan harga penting untuk setiap
jenis tanaman.
1. Kerapatan
Relatif =
X
100%

2. Frekuensi
Relatif =
X
100%

3. Dominansi
Relatif =
X
100%

4. Indeks
Nilai Penting = Kerapatan Relatif + Frekuensi Relatif + Dominansi Relatif
BAB IV
DATA DAN ANALISIS DATA
A. Kerapatan
Relatif
KR
(%) =
x 100%

Tabel 1. Perhitungan Kerapatan Relatif Tanaman Herba
No.
|
Jenis
Tumbuhan
|
Jumlah
Kerapatan
|
KR
(%)
|
1
|
Ageratum
Conyzoides
|
19
|
17,11
|
2
|
Psidium
Guajava L
|
1
|
0,9
|
3
|
Pterospermum
Acerifolium
|
27
|
24,32
|
4
|
Leucaena
Leucocephala
|
4
|
3,6
|
5
|
Feronia
Lucida
|
2
|
1,8
|
6
|
Amorphpophallus
Titanium
|
2
|
1,8
|
7
|
Mimosa
Pudica
|
10
|
9
|
8
|
Lophaterum
Gracile Brogn
|
34
|
30,63
|
9
|
Merremia
Peltata
|
12
|
10,81
|
Jumlah
|
111
|
99,97
|
B. Dominasi
Relatif
DR (%) = 

Tabel 2. Perhitungan Dominasi Relatif Tanaman Herba
No.
|
Jenis
Tumbuhan
|
Jumlah
Kerapatan
|
DR
(%)
|
1
|
Ageratum
Conyzoides
|
19
|
17,11
|
2
|
Psidium
Guajava L
|
1
|
0,9
|
3
|
Pterospermum
Acerifolium
|
27
|
24,32
|
4
|
Leucaena
Leucocephala
|
4
|
3,6
|
5
|
Feronia
Lucida
|
2
|
1,8
|
6
|
Amorphpophallus
Titanium
|
2
|
1,8
|
7
|
Mimosa
Pudica
|
10
|
9
|
8
|
Lophaterum
Gracile Brogn
|
34
|
30,63
|
9
|
Merremia
Peltata
|
12
|
10,81
|
Jumlah
|
111
|
99,97
|
C. Frekuensi
Relatif
FR
(%) = 

Tabel
3.
Perhitungan Frekuensi Relatif Tanaman Herba
No.
|
Jenis
Tumbuhan
|
Jumlah Frekuensi
|
KR (%)
|
1
|
Ageratum
Conyzoides
|
2
|
9,090909091
|
2
|
Psidium
Guajava L
|
1
|
4,545454545
|
3
|
Pterospermum
Acerifolium
|
3
|
13,63636364
|
4
|
Leucaena
Leucocephala
|
3
|
13,63636364
|
5
|
Feronia
Lucida
|
2
|
9,090909091
|
6
|
Amorphpophallus
Titanium
|
2
|
9,090909091
|
7
|
Mimosa
Pudica
|
3
|
13,63636364
|
8
|
Lophaterum
Gracile Brogn
|
3
|
13,63636364
|
9
|
Merremia
Peltata
|
3
|
13,63636364
|
|
|
22
|
100
|
D. Indeks
Nilai Penting
INP
= KR%
+KbR% +FR%
Tabel 4. Perhitungan Indeks Nilai Penting Vegetasi Tanaman Herbal
No.
|
Jenis
Tumbuhan
|
DR
(%)
|
KR (%)
|
FR (%)
|
INP
|
1
|
Ageratum
Conyzoides
|
17,11
|
17,11
|
17,11513454
|
51,33513
|
2
|
Psidium
Guajava L
|
0,9
|
0,9
|
0,900270081
|
2,70027
|
3
|
Pterospermum
Acerifolium
|
24,32
|
24,32
|
24,32729819
|
72,9673
|
4
|
Leucaena
Leucocephala
|
3,6
|
3,6
|
3,601080324
|
10,80108
|
5
|
Feronia
Lucida
|
1,8
|
1,8
|
1,800540162
|
5,40054
|
6
|
Amorphpophallus
Titanium
|
1,8
|
1,8
|
1,800540162
|
5,40054
|
7
|
Mimosa
Pudica
|
9
|
9
|
9,00270081
|
27,0027
|
8
|
Lophaterum
Gracile Brogn
|
30,63
|
30,63
|
30,63919176
|
91,89919
|
9
|
Merremia
Peltata
|
10,81
|
10,81
|
10,81324397
|
32,43324
|
Jumlah
|
99,97
|
99,97
|
100
|
299,94
|
E. Rangking
Table
5.RangkingTanaman Herba di LihatdariIndeksNilaiPenting
No.
|
JenisTumbuhan
|
DR
(%)
|
KR (%)
|
FR (%)
|
INP
|
RANGKING
|
1
|
Ageratum
Conyzoides
|
17,11
|
17,11
|
17,11513454
|
51,33513
|
3
|
2
|
PsidiumGuajava
L
|
0,9
|
0,9
|
0,900270081
|
2,70027
|
9
|
3
|
PterospermumAcerifolium
|
24,32
|
24,32
|
24,32729819
|
72,9673
|
2
|
4
|
LeucaenaLeucocephala
|
3,6
|
3,6
|
3,601080324
|
10,80108
|
6
|
5
|
Feronia
Lucida
|
1,8
|
1,8
|
1,800540162
|
5,40054
|
7
|
6
|
Amorphpophallus
Titanium
|
1,8
|
1,8
|
1,800540162
|
5,40054
|
8
|
7
|
Mimosa
Pudica
|
9
|
9
|
9,00270081
|
27,0027
|
5
|
8
|
LophaterumGracileBrogn
|
30,63
|
30,63
|
30,63919176
|
91,89919
|
1
|
9
|
MerremiaPeltata
|
10,81
|
10,81
|
10,81324397
|
32,43324
|
4
|
Jumlah
|
99,97
|
99,97
|
100
|
299,94
|
|
BAB V
PEMBAHASAN
Tumbuhan herba yang diamati dan diidentifikasi
merupakan tumbuhan yang didapati berada mulai dari daerah perbatasan antara
sungai dan hutan hingga masuk kedalam hutan sejauh 30 m dari daerah perbatasan
tersebut. Pengamatan ini dilakukan dalam 3 plot. Dari data dan
analisis data dapat dilihat bahwa tumbuhan yang berada di Alam Kandung yang
termasuk dalam vegetasi herba antara lain Ageratum
Conyzoides, Psidium Guajava L, Pterospermum Acerifolium, Leucaena Leucocephala,
Feronia Lucida, Amorphpophallus Titanium, Mimosa Pudica, Lophaterum Gracile
Brogn, dan Merremia Peltatayang telah teridentifikasi.
Frekuensi, untuk
menggambarkan banyaknya intensitas suatu spesies tumbuhan herba yang ada di
setiap daerah yang diamati. Dalam daerah yang diamati dapat dilihat bahwa
terdapat tumbuhan herba yang mendominasi wilayah amatan adalah.Pterospermum Acerifoliumdengan frekuensi relatif kemunculannya pada
plot-plot yang diamati paling banyak ditemukan yaitu 24,32%. Hal
ini mengindikasikan bahwa spesies ini dapat beradaptasi dengan baik di wilayah
ini. Sedangkan untuk tumbuhan herba yang frekuensi relatifnya paling kecil
adalah spesies Psidium Guajava Ldengan frekuensi
relatif sebesar 0,9%.
Kerapatan merupakan
gambaran jumlah
individu suatu jenis tumbuhan dalam suatu luasan tertentu, Berdasarkan hasil
analisis data, ditemukan adanya spesies yang memiliki nilai kerapatan relatif
paling besar yaitu pada spesies Lophaterum Gracile
Brogn sebesar 30,63% sedangkan spesies Psidium Guajava Lmemiliki nilai
kerapatan relatif paling kecil dengan nilai 0,9%. Kerimbunan,
untukmenggambarkanluaspenentuansuatupopulasitertentuataudominasinya.kerimbunanherba
yang paling tinggi di AlamKandungdi tempatolehspesiesLophaterum Gracile Brogndengannilaikerimbunan
relative sebesar30,63%, sedangkanPsidium Guajava Lyang memilikinilai
relative sebesar 0,9%
Indeks
nilai penting (INP), untuk menggambarkan besarnya pengaruh suatu spesies
tumbuhan terhadap komunitasnya. Spesies yang mempunyai INP tertinggi mencirikan
masyarakat tumbuhan dan menentukan bentuk komunitas. Dari analisis data yang
dilakukan, dapat diperoleh indeks nilai penting tertinggi terdapat pada Lophaterum Gracile Brogn. adalah
sebesar 91,89%. Hal ini menunjukkan bahwa Lophaterum Gracile Brogn.
merupakan spesies yang paling besar pengaruhnya
terhadap komunitas herba disekitarnya atau dapat dikatakan spesies ini
mendominasi dari seluruh spesies herba yang ditemukan. Hal ini dapat dikaitkan
dengan adaptasi yang baik dan kompetisi untuk nutrisi yang baik padaLophaterum Gracile Brogn. terhadap
lingkungannya. Sedangkan spesies yang mempunyai INP terendah terdapat pada
spesies Psidium Guajava L sebesar2,70%.Dari nilaipenting yang
disajikan, makadapatdiambilrangkingdarisetiapjenistanamanherba.Rangkingdilihatdariindeksnilaipentingtertinggisampaiindeksnilaipentingterendah..
Dari analisis yang dilakukan, diamati bahwa
tumbuhan herba yang terdapat pada sepanjang daerah perbatasan antara sungai dan
hutan atau dapat disebut daerah awal masuk hutan paling banyak jumlahnya dan
berangsur-angsur menurun jumlahnya ketika semakin memasuki hutan. Hal ini
tentunya dipengaruhi faktor abiotik misalnya intensitas cahaya. Intensitas
cahaya akan semakin sedikit ketika semakin dalam memasuki hutan karena semakin
kedalam banyak ditemukan pohon-pohon tinggi yang memiliki tajuk yang besar yang
memungkinkan dapat atau hampir menutupi bagian dibawahnya, sehingga tumbuhan
herba dengan ketinggian relatif rendah hanya menerima sedikit cahaya untuk
berfotosintesis. Akan tetapi ada beberapa plot yang berada di dalam hutan yang
memiliki keragaman herba yang lumayan banyak, ini dimungkinkan karena adanya
intensitas cahaya yang cukup dan lebih dibandingkan plot-plot sebelumnya. Di
dalam pengamatan juga didapatkan bahwa dibagian dalam hutan tertentu ada
beberapa bagian yang memiliki jumlah pepohonan dengan tajuk yang tidak begitu
besar sehingga memungkinkan adanya cahaya yang dapat masuk. Faktor abiotik
inilah yang menyebabkan adanya herba yang lebih banyak hidup di plot tersebut.
Intensitas
cahaya yang semakin berkurang ini ditunjukkan dari keadaan di dalam hutan yang
lembab. Hal ini menunjukkan
bahwa spesies ini memiliki jumlah yang banyak dari keseluruhan spesies yang ditemukan. Hal ini berhubungan dengan
kemampuannya untuk berfotosintesis dengan baik walaupun dengan intensitas
cahaya yang kurang. Sedangkan
didaerah perbatasan, intensitas cahaya yang memasuki kawasan optimal, sehingga
tumbuhan herba dapat berfotosintesis dengan baik dan tumbuh dengan baik
didaerah ini. Dengan demikian pengaruh
intensitas cahaya dapat mempengaruhi pola persebaran dari tanaman herba.
Selain itu dapat juga dipengaruhi oleh tempat tumbuhnya
yakni tanah yang berada didaerah perbatasan tepi pantai
yang didukung oleh intensitas cahaya yang cukup dan hutan memiliki kandungan yang cocok bagi tumbuhan
jenis herba. Selain itu juga dipengaruhi adanya suksesi terbukti dengan jumlah
tumbuhan herba yang berada disekitar daerah perbatasan dan cenderung menurun
ketika semakin dalam memasuki wilayah hutan. Vegetasi dibagian dalam hutan akan
lebih
didominasi struktur perdu dan
pohon yang semakin banyak jumlahnya sedangkan herba akan
semakin jarang.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1.
Tumbuhan yang berada di Alam Kandung yang
termasuk dalam vegetasi herba antara lain Ageratum
Conyzoides, Psidium Guajava L, Pterospermum Acerifolium, Leucaena Leucocephala,
Feronia Lucida, Amorphpophallus Titanium, Mimosa Pudica, Lophaterum Gracile
Brogn, dan Merremia Peltatayang telah teridentifikasi.
2. Spesies herba yang memiliki frekuensi
relatif paling besar adalah Pterospermum
Acerifolium
dengan nilai 24,32% sedangkan yang memiliki frekuensi relatif terendah adalah
spesies Psidium Guajava L dengan nilai 0,9%
3. Spesiesherba yang
memilikidominasiataukerimbunanherba yang paling tinggiadalahLophaterum Gracile Brogndengannilai 30,63%,
sedangkanPsidium Guajava Lmemilikinilai
relative sebesar 0,9%
4. Spesies herba yang memiliki kerapatan
relatif paling besar adalah Lophaterum Gracile
Brogn sebesar 30,63% sedangkan spesies Psidium Guajava Lmemiliki nilai
kerapatan relatif paling kecil dengan nilai 0,9%.
5.
Spesies herba yang memiliki INP paling besar adalah Lophaterum Gracile Brogn. adalah
sebesar 91,89%sedangkan
yang memiliki INP terendah adalah spesies Psidium Guajava L sebesar2,70%.
6.2 Saran
Sebaiknya
didalam mengamati jenis jenis herba yang ada lebih teliti dan dalam
penghitungannya juga disarankan agar lebih mendetail. Karena hal ini sangat
mempengaruhi perhitungan data yang berefek pada kesimpulan akhir.
DAFTAR
PUSTAKA
Odum, E.P.
1971. Fundamentals of Ecology. W.B
Saunder Company. Philadelphia.
Arimoro,
F. O & R.B. Ikomi. 2008. Ecological intregity of Upper Warri River, Niger
Delta using aquatic insects as bioindocators. Ecological Indicators. 9 (3:455-461)
Tarumingkeng,
R.C. 2001. Serangga & Lingkungan.
Institut Pretanian Bogor. Bogor
Suin,
N.m. 1997. Ekologi Hewan Tanah. Bumi
Aksara. Jakarta
Ruslan,
H. 2009. Komposisi dan Keanekaragaman Serangga Permukaan Tanah pada Habitata
Hutan Homogen dan Heterogen di Pusat Pendidikan Konservasi Alam (PPKA) Bodogol,
Sukabumi Jawa Barat. Jurnal Vita Vitalis.2
(1). Hal: 43-53
Rizali,
A. Buchori, D. Triwidodo, H. 2002. Keanekaragaman Serangga pada Area Persawahan
Tepian Hutan: Indikator untuk Kesehatan
Lingkungan: Hayati Juni 2002, hlm. 41-48
Vol. 9, No.2 ISSN 0854-8587
Lampiran






Tidak ada komentar:
Posting Komentar