Rabu, 22 Februari 2017

Proposal Penelitian Tindakan Kelas “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Siswa Kelas X IPA 1 MA Abdulloh Mojo Kediri Tahun Ajaran 2016-2017”



BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan merupakan salah satu bidang dalam kehidupan yang begitu besar manfaatnya. Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Melalui pendidikan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan yang dapat menunjang dan menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapinya dalam proses pendidikan. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat. Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu, hampir semua negara menempatkan variabel pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu juga Indonesia menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama melalui proses belajar.[1]
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk melakukan perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam intraksi dengan lingkungan. Selanjutnya belajar adalah berubah, dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pegetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jelasnya menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang. Seseorang akan berhasil dalam belajar apabila pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar, inilah prinsip dan hukum pertama dalam pendidikan dan pengajaran. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan atau sikapnya. Mengajar dan belajar adalah dua istilah yang memiliki satu makna yang tidak dapat dipisahkan. Mengajar adalah suatu aktivitas yang dapat membuat siswa belajar. Keterkaitan mengajar dan belajar di istilahkan sebagai “menjual dan membeli”. Artinya, seseorang tidak mungkin akan menjual manakala tidak ada orang yang membeli, yang berarti tidak akan ada perbuatan mengajar manakala tidak membuat seseorang belajar. Dengan demikian, dalam istilah mengajar juga terkandung proses belajar siswa. Proses belajar akan berjalan lancar apabila adanya minat. Siswa memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Proses belajar mangajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusia yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar dengan siswa sebagai subjek pokoknya. Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar.[2]
Dalam usaha mencapai tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan mengajar. Mengajar diartikan sebagai suatu usaha penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan belajar ini sendiri terdiri atau dipengaruhi oleh berbagai komponen yang masing-masing akan saling memengaruhi. Komponen-koponen itu misalnya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana prasarana belajar mengajar yang tersedia.[3]
Hasil wawancara yang peneliti lakukan di MA Abdulloh Mojo Kediri bahwa permasalahan dalam pelajaran biologi diantaranya adalah: Siswa banyak yang tidak memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa kurang aktif dalam proses KBM yang ditandai dengan jarangnya siswa yang bertanya dan lebih banyak diam ketika ditanya. Hal itu terjadi karena guru lebih sering menggunakan metode ceramah dalam KBM yang membuat kurangnya partisipasi aktif  peserta didik. Murid hanya mendengarkan dan mencatat apa yang disuruh guru, sehingga minat terhadap pelajaran menjadi kurang dan banyak nilai siswa yang di bawah KKM yang di tentukan sekolah yaitu 75 dengan ketuntasan klasikal 63,88%.
Masalah di atas dapat diatasi dengan banyak cara yang dapat diterapkan guru dalam mengajar yang dapat meningkatkan keaktifan, minat dan pemahaman siswa dalam belajar, salah satunya adalah pembelajaran inkuiri terbimbing. Guru sebagai fasilitator dan motivator dalam mengoptimalkan proses belajar siswa, harus dapat memilih suatu pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, salah satu pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing.
Pembelajaran inkuiri terbimbing ini digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan inkuiri. Dengan pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) ini siswa belajar lebih berorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran. Pada pendekatan ini siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri. Selain itu pembelajaran inkuiri ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkian dengan jenis pembelajaran yang lainnya. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti dari suatu masalah yang ditanyakan. Proses berfikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antar guru dan siswa.[4]
Keunggulan dari pembelajaran inkuiri yaitu, pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang, sehingga strategi pembelajaran ini dianggap lebih bermakna, memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka, dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman dan pembelajaran yang dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.[5]
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Siswa Kelas X IPA 1 MA Abdulloh Mojo Kediri Tahun Ajaran 2016-2017”.

2.      Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang teridentifikasi adalah sebagai berikut:
1)      Siswa sulit memusatkan perhatian dalam menerima materi pembelajaran
2)       Metode pembelajaran yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran kurang bervariasi, guru hanya menggunakan metode ceramah saja di setiap proses pembelajaran
3)      Siswa kurang berminat dalam pembelajaran biologi
4)      Pencapaian hasil belajar siswa secara klasikal 63,88% berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75.

3.      Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
1)      Penelitian ini akan dilaksanakan pada mata pelajaran IPA Biologi yang terdiridari 2 siklus dengan rincian sebagai berikut:
Siklus I  1.1). Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem, 1.2). Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem, dan Siklus II pada 1.3) Mengidentifikasi pentingnya keanekaragaman makhluk hidup dalam pelestarian ekosistem.
2)      Penilaian pencapaian hasil belajar siswa (PHBS) terdiri dari:
a)      Nilai diperoleh dari nilai pretest dan nilai post test


4.      Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah hasil belajar biologi siswa Kelas X IPA 1 MA Abdulloh Mojo Kediri Tahun Ajaran 2016/2017 setelah penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing ?”

5.      Tujuan dan Manfaat Penelitian
5.1. Tujuan penelitian
            Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar biologi siswa Kelas X IPA 1 MA Abdulloh Mojo Kediri Tahun Ajaran 2016/2017 melalui penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing.

5.2. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1)      Siswa,untuk meningkatkan minat danhasil belajar biologi siswa melalui penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing.
2)      Guru, lebih meningkatkan kualitas guru dalam kegiatan belajar mengajar.
3)      Sekolah, sebagai masukan untuk lebih meningkatkan mutu tenaga pendidik dan mutu sekolah
4)      Penulis, menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam kegiatan belajar mengajar.

6.      Definisi Istilah Judul
Untuk menghindari terjadi kesalahan pemahaman terhadap pengertian judul penelitian ini, perlu penjelasan istilah yang digunakan yaitu :
Inkuiri terbimbing (guided Inquiry) yaitu inkuiri dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Model inkuiri terbimbing ini digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri.
Minat adalah suatu rasa suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya.
Hasil belajar adalah kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam suatu kompetensi dasar. Hasil belajar dalam silabus berfungsi sebagai petunjuk tentang perubahan perilaku yang akan dicapai oleh siswa sehubungan dengan kegiatan belajar yang dilakukan, sesuai dengan kompetensi dasar dan materi standar yang dikaji. Hasil belajar bisa berbentuk pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.


















BAB II
LANDASAN TEORI

1.      Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sains
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas malalui konteks yang terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan di ingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Konstruktivisme merupakan salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan. Pengetahuan bukan gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Tetapi pengetahuan selalu merupakan akibat dari konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang.
Asumsi penting dari kontruktivisme adalah situated cognition (kognisi yang ditempatkan). Konsep ini mengacu pada ide bahwa pemikiran selalu ditempatkan atau disituasikan dalam konteks sosial dan fisik, bukan dalam pikiran seseorang. Pengetahuan diletakkan dan dihubungkan dengan konteks di mana pengetahuan tersebut dikembangkan. dalam konstruktivisme pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan “menerima” pengetahuan. Dalam proses pembelajaran siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar danmengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan bukan guru. Dalam pandangan konstruktivisme “strategi memperoleh” lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Oleh karena itu, tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan cara:
1)      Menjadikan pengetahuan bermakna danrelevan bagi siswa.
2)      Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri.
3)      Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.


Keunggulan penggunaan pandangan konstruktivisme dalam pembelajaran di sekolah yaitu:
1)      Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberikan kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan gagasan secara eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, sebagai gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan penjelasantentang gagasannya.
2)      Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberikan pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa atau rancangan kegiatan sesuai dengan gagasan awal siswa agar memperluas pengetahuan mereka tentang fenomena dan memiliki kesempatan untuk merangkai fenomena sehingga siswa terdorong untuk membedakan dan memadukan gagasan tentang fenomena yang menantang siswa.
3)      Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberikan kesempatan untuk berfikir tentang pengalamannya. Ini dapat mendorong siswa berfikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi tentang model dan teori, pengenalan gagasan pada saat tepat.
4)      Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru agar siswa terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dengan menggunakan berbagai konteks, baik yangtelah dikenalmaupunyang baru dan akhirnya memotivasi siswa untuk menggunakan berbagai strategi belajar.
5)      Pembelajaran konstruktivisme mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka setelah meyadari kemajuan mereka serta memberikesempatan siswa untuk mengidentifikasi perubahan gagasan mereka.
6)      Pembelajaran konstruktivisme memberikan lingkungan belajar yang kondusif yang mendukung siswa mengungkapkan gagasan, saling menyimak dan menghindari kesan selalu ada jawaban yang benar.[6]



2.      Paradigma Pembelajaran IPA Biologi
IPA adalah suatu kumpulan teoritis yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya. IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari.
Mata pelajaran biologi sebagai bagian dari bidang sains, menuntut kompetensi belajar pada ranah pemahaman tingkat tinggi yang komprehensif. Pemahaman merupakan perangkat standar program pendidikan yang merefleksikan kompetensi sehingga dapat menghantarkan siswa untuk menjadi kompeten dalam berbagai bidang kehidupan. Sedangkan kompetensi seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan dijadikan titik tolak dari kurukulum berbasis kompetensi. Dengan demikian pemahaman merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam belajar biologi. Belajar untuk pemahaman dalam bidang biologi harus dipertimbangkan oleh para pendidik dalamrangka mencapai tujuan-tujuan pendidikan mata pelajaran biologi.
Pelajaran biologi merupakan pelajaran sains yang masih banyak salah paham dalam mengartikannya. Mereka sebagian besar mengatakan pelajaran biologi adalah pelajaran hafalan, jadi tidak perlu susah payah untuk belajarnya. Imagetersebut datang bukan hanya dari kalangan praktisi di luar pelajaran IPA, tapi juga datang dari praktisi IPA sendiri yang kurang paham hakikat pembelajaran IPA khususnya Biologi. Jika peserta didik terbawa oleh paradigma “biologi adalah pelajaran hafalan”, maka akibatnya sangat fatal, antara lain: pembelajaran biologi menjadi jalan di tempat, logika sains yang di miliki biologi menjadi statis dan perkembangan biologi menjadi berhenti karena pembelajaran biologi disampaikan secara monoton danletter luxharus sesuai dengan bahasa buku.
Agar pembelajaran IPA tidak menjadi pelajaran hafalan maka guru harus menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1)      Guru harus menyadari bahwa belajar biologi bukan sekedar menghafal, tetapi harus pandai mengaitkan satu topik terdahulu dengan topik yang akan datang, hingga membentuk pemahaman yang komprehensif.
2)      Siswa harus dilatih melakukan analisa dan bahasa yang tidak teks book tetapi bebas menggunakan bahasa yang logis dan sesuai dengan substansi materi.
3)      Siswa jangan dibatasi pada materi yang ada di buku saja tetapi harus di hubungkan dengan biologi nyata sesuai konteks dan materi yang dipelajari.
4)      Pembelajaran harus interaktif.
5)      Penilaian harus objektif dan kontinyu.[7]

3.      Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)
Pembelajaran inkuiri adalah pembelajaran dimana siswa didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan mendorong guru siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan siswa untuk menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Inkuiri merupakan pengajaran yang mengharuskan siswa mengolah pesan sehingga memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai. Model pembelajaran inkuiri merupakan pengajaran yang berpusat pada siswa. Dalam pengajaran ini siswa menjadi aktif belajar. Tujuan utama model inkuiri adalah mengembangkan keterampilan intelektual, berfikir kritis, dan mampu memecahkan masalah ilmiah.


Pembelajaran inkuiri mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1)      Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaranyang responsife. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Kemudian guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan siswa tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan dan kemampuan itu tidak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar.
2)      Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkahmembawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Prosesmencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui masalah dalam berpikir.
3)      Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara hipotesis perlu di uji kebenarannya. Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan.
4)      Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakanpotensi berpikirnya.
5)      Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menemukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis jugaberarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6)      Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.[8]
Inkuiri terbimbing dan tidak terstruktur. Inkuiri terbimbing biasanya digunakan terutama bagi siswa yang belum mempunyai pengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Pada tahap-tahap awal pengajaran diberikan bimbingan lebih banyak, yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan pengarah agar siswa mampu menemukan sendiri arah dan tindakan yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahn yang disodorkan oleh guru. Pertanyaan-pertanyaan pengarah selain dikemukakan langsung oleh guru juga diberikan melalui pertanyaan yang dibuat dalam Lembar Kerja Siswa (LKS). Oleh sebab itu, LKS dibuat khusus agar dapat membimbing siswa dalam melakukan kegiatan percobaan sehingga dapat menyimpulkan kegiatan percobaan dalam rangka menjawabproblematau masalah.


 Ada beberapa keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran inkuiri. Beberapa keungggulan tersebut adalah:
1)      Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
2)      Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
3)      Merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4)      Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Disamping keunggulan strategi pembelajaran inkuiri juga memiliki kelemahan, yaitu:
1)      Digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2)      Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3)      Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
4)      Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan-kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi pembelajaran inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.





4.      Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Selanjutnya hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan yang menghasilkan perubahan dari diri individu yang belajar. Selanjunya bahwa dari proses belajar mengajar ini akan diperoleh hasil, yang pada umumnya disebut hasil pengajaran, atau dengan istilah tujuan pembelajaran atau hasil belajar. Tetapi agar memperoleh hasil yang optimal, proses belajar mengajar harus dilakukan dengan sadar dan sengaja serta terorganisasi secara baik. Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Dengan demikian tugas utama guru dalamkegiatan ini adalah merancang instrument yang dapat mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar merupakan kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam suatu kompetensi dasar. Hasil belajar dalam silabus berfungsi sebagai petunjuk tentang perubahan perilaku yang akan dicapai oleh siswa sehubungan dengan kegiatan belajar yang dilakukan, sesuai dengan kompetensi dasar dan materi standar yang dikaji. Hasil belajar bisa berbentuk pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Ada tiga aspek yang meliputi hasil belajar:
1)      Aspek kognitif, merupakan hasil belajar yang berhubungan dengan pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2)      Aspek afektif, merupakan hasil belajar yang berhubungan dengan sikap atau tingkah laku siswa, seperti perhatian terhadap pelajaran, displin, motivasi belajar dan menghargai guru serta teman sekelas.
3)      Aspek psikomotorik, merupakan hasil belajar yang berhubungan dengan keterampilan serta kemampuan bertindak.
Selanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibagi menjadi dua golongan yaitu faktor internaldan faktor eksternal. Faktor internaladalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar individu.
1)      Faktor internal (faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar) meliputi faktor jasmani dan psikologi:
a)      Faktor jasmani terdiri dari kesehatan dan cacat tubuh.
b)      Faktor psikologi terdiri dari inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
c)      Faktor kelelahan (jasmani dan rohani).
2)      Faktor eksternal(faktor yang berasal dari luar individu) yakni:
a)      Faktor keluarga, berupa cara orang tua mendidik, interaksi antara anggota keluarga, rumah dan keadaan ekonomi keluarga.
b)      Faktorsekolah, mencakup metode mengajar, kurikulum, reaksi guru dengan siswa, reaksi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran, dan alat pembelajaran.
c)      Faktor masyarakat, pengaruh terjadi karena keberadaan siswa itu sendiri dimasyarakat.[9]

5.      Hubungan Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar
Keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil. Asumsi dasar ialah proses pengajaran yang optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal pula. Ada korelasi antara proses pengajaran dengan hasil yang dicapai. Makin besar usaha untuk menciptakan kondisi proses pengajaran, makin tinggi pula hasil atau produk dari pengajaran itu. Hasil belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku dalam diri seseorang. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan baik yangbersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Hasil belajar yang optimal dalam belajar mengajar akan tercapai apabila seorang guru dapat menguasai dan menerapkan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa sehingga dapat menarik minat, kreativitas, serta motivasi siswa dan nantinya akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Salah satu model pembelajaran tersebut adalah inkuiri terbimbing. Pendekatan inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktifdalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Pendekatan inkuiri terbimbing ini digunakan bagi siswayang kurang berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Dengan pendekatan ini siswa belajar lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran. Model inkuiri merupakan pengajaran yang berpusat pada siswa. Dalam pengajaran ini siswa jadi aktif belajar. Tujuan model inkuiri adalah mengembangkan keterampilan intelektual, berfikir kritis, dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah. Strategi pembelajaran inkuiri adalah serangkaian kegiatan pembelajaranyang menekankan pada proses berfikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Bila dilihat dari cirri-ciri strategi pembelajaran inkuiri ini dapat menarik minat siswa, sebab dengan pembelajaran inkuiri siswa dapat mengemukakan pendapat dengan leluasa dari pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan yang diperoleh siswa lebih tahan lama dan mudah untuk diingat karena pembelajaran ini berpusat pada siswa. Akibatnya minat belajar siswa menjadi meningkat. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang akan dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar. Oleh sebab itu bahan pelajaran yang menarik minat siswa akan mudah dipelajari dan disimpan. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Minat dapat dibangkitkan dengan cara:
1)      Adanya suatu kebutuhan,
2)      Dengan persoalan masa lampau,
3)      Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik
4)      Mengunakan variasi dalam mengajar.
Oleh karena itu, peneliti menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap minat dan hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan karena pembelajaran inkuiri merupakan salah satu pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif. Sehingga, siswa akan berminat untuk belajar biologi. Untuk meningkatkan minat dan hasil belajar biologi siswa, maka dibutuhkan kecakapandan keterampilan guru dalam mengembangkan pengetahuan siswa. Keterampilan itu antara lain, menggunakan model pembelajaran, metode, menguasai bahan pelajaran dan memiliki kemampuan dalam pemecahan masalah biologi. Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar dengan mengalami sendiri kemudian member makna pada pengetahuan itu, pada proses pembelajaran ini, siswa aktif dalam membangun pengetahuanya. Adapun cara yang dilakukan guru untuk mengaktifkan siswa adalah: memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk bertanya dan memberi kesempatan untuk mengemukakan ide. Hal ini akan memungkinkan bertambahnya wawasan yang dimiliki siswa dan akan menimbulkan minat yang tinggi dalam diri siswa terhadap pelajaran. Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik dari pada tanpa minat. Dengan demikian, siswa mampu menerapkan pengalamanya belajarnya dalam memecahkan masalah yang dihadapkan kepadanya dan dapat meningkatkan minat belajar biologi siswa. Sehingga, siswa akan mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Namun minat tanpa adanya usaha yang baik maka belajar juga sulit untuk berhasil. Berdasarkan hal di atas faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa baik itu faktor dari dalam, luar, maupun instrumen yang paling utama adalah minat, motivasi, dan guru. Pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalahyang dihadapi kelak dimasyarakat. Untuk menghasilkan siswa yang memiliki kompetensi yang andal dalam pemecahan masalah, maka diperlukan serangkaian strategi pembelajaran pemecahan masalah. Salah satu model pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk aktif dan juga menyenangkan dalam proses belajar mengajar adalah dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran inkuiri ini khusus dirancang hanya untuk mata pelajaran biologi dan dalam beberapa hasil penelitian telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.[10]

6.      Penelitian Yang Relevan
Untuk memperkuat penelitian ini, penulis merujuk beberapa referensi yaitu berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh: Liza Herniati (2010) disimpulkan bahwa metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan minat belajar biologi siswa kelas VIII 4 SMPN 8 Kediri. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan persentase minat dari 63,46% dengan kategori minat cukup baik (sebelum PTK) hingga mencapai 72,74% dengan kategori minat sangat baik (setelah PTK).[11] Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Hindun Syarifah (2011) diketahui bahwa penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) dengan menggunakan handout dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas VIII 3 di SMPN 2 Kediri yaitu dengan perolehan nilai daya serap pada siklus I yaitu 75,19% dengan ketuntasan klasikal siklus I sebesar 66,66% dan nilai daya serap pada siklus II yaitu 81,5% dengan ketutasan klasikal sebesar 88,88%.[12]  Lebih lanjut penelitian yang dilakukan oleh Hotriama Silalahi (2012) disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar biologi. Hal ini di buktikan dengan adanya perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa setelah menerapkan pembelajaran inkuiri terbimbing pada siklus I memperoleh daya serap PPK 76,22% kategori baik dan daya serap pada siklus II dengan rata-rata 78,92% kategori baik. Dimana ketuntasan belajar pada siklus I 80% dengan kategori baik dan siklus II adalah 90% dengan kategori sangat baik.[13]



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
            Metode sebagai usaha untuk menemukan mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, agar sebuah karya ilmiah (dari suatu penelitian) dapat mencapai apa yang diharapkan dengan tepat dan terarah dengan menggunakan metode ilmiah. Sedang metode penelitian ialah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi.

Group
Pre-test
Treatment
Post-test
Eksperimen
O1
X
O2
Kontrol
O3
-
O4

           
Keterangan :
O1 dan O3          : Hasil belajar kedua kelompok dengan menggunakan pre-test
O2                    : Hasil belajar kelompok siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan metode inkuiri
O4                    : Hasil belajar siswa yang tidak diberi pembelajaran dengan metode inkuiri  atau menggunakan strategi pembelajaran konvensional
X                     : Treatment. Kelompok atas sebagai kelompok eksperimen diberi treatment, yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri. Sedangkan kelompok bawah yang merupakan kelompok kontrol, pembelajaran tidak menggunakan metode inkuiri.
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol sebelum melakukan penelitian melakukan pretest terlebih dahulu





1.      Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas X IPA 1 MA Abdulloh Tahun Ajaran 2016/2017. Pengambilan data penelitian akan dimulai dari tanggal 26 September 2016 sampai tanggal 10 Oktober 2016.

2.      Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA 1 MA Abdulloh Tahun Ajaran 2016/2017 yang berjumlah 36 orang, terdiri dari 20 orang siswa perempuan dan 16 orang siswa laki-laki dengan kemampuan akademik yang heterogen. Dasar pengambilan siswa kelas X IPA 1sebagai subjek penelitian karena minat dan hasil belajar kelas X IPA 1 yang tidak tuntas 63,88% dalam belajar dengan KKM 75.

3.      Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
3.1  Tahap Persiapan
1)      Mempersiapkan instrumen penelitian berupa perangkat pembelajaran guru yang terdiri dari:
a)      Standar isi
b)      Silabus
c)      RPP
d)     Buku siswa, LKPD/ Lembar Kerja Peserta Didik.
e)      Tes (alat evaluasi untuk mengukur kemampuan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran)
2)      Mempersiapkan lembar angket minat belajar siswa
3)      Menentukan kelas penelitian yaitu kelas X IPA 1 MA Abdulloh Tahun Ajaran 2016-2017.
4)      Menentukan jadwal penelitian setiap hari selasa (13.00-15.00 WIB) dan sabtu (13.00-14.20 WIB)
5)      Menetapkan materi pembelajaran yaitumenetapkan materi pelajaran yang disajikan, yaitu ekosistem dan keanekaragaman hayati.
6)      Membentuk kelompok siswa yaitu sebelum memulai pembelajaran inkuiri terbimbing, terlebih dahulu dibentuk kelompok belajar yang terdiri atas 5-6orang. Kelompok dibentuk berdasarkan tingkat kemampuan akademik dan jenis kelamin.
7)      Menetapkan skor individu yaitu yang diambil dari ulangan harian (daya serap siswa sebelum PTK).
3.2. Tahap Pelaksanaan Tabel
Langkah-langkah Model Pembelajaran Inkuiri
NO.
Kegiatan
Guru
Peserta Didik
1.
Kegiatan awal (20 Menit)

v Orientasi
Ø Menyapa siswa, memeriksa kehadiran siswa dan berdo’a
Ø Meminta siswa duduk dalam kelompok
Ø apersepsi dan motivasi
Eksplorasi
Ø Menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran
Ø Memberikan informasi tentang ulasan materi dan menjelaskan secara garis besar materi yang dipelajari
Kegiatan awal (20 menit)

Ø Mempersiapkan diri untuk KBM
Ø Duduk dalam kelompok
Ø Menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru


Eksplorasi
Ø Siswa mendengarkan guru
Ø Mendengarkan dan mencatat penjelasanguru
2.
Kegiatan Inti (±45 menit) Elaborasi

v Merumuskan masalah
Ø Memberikan LKPD kepada setiap kelompok
Ø Membimbing siswa dalam memahami masalah yang ada pada LKPD dan mendorong siswa untuk memahami rumusan masalah.
Kegiatan inti (±45 menit) Elaborasi

Ø Memahami masalah yang ada pada LKPD

v Merumuskan jawaban sementara (hipotesis)
Ø Meminta setiap kelompok untuk mendiskusikan hipotesis dari rumusan masalah dan menjawab beberapa pertanyaan yang ada di dalam LKPD.
Ø Membimbing dan mendorong siswa untuk mencari jawaban sementara (hipotesis)
ØMendiskusikan hipotesis dari rumusan masalah

Ø Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru di dalam LKPD

vMengumpulkan data
Ø Meminta siswa mengumpulkan data (informasi) dari berbagai referensi untuk memperkuat hipotesis dan mencari jawaban dari pertanyaan di dalam LKPD.
Ø Siswa bekerja sama mengumpulkan data dari beberapa referensi untuk memperkuat hipotesis dan menjawab pertanyaan dalam LKPD

vMenguji jawaban tentatif (hipotesis)
Ø Guru meminta siswa untuk menguji hipotesis dari data yang telah dikumpulkan
Ø Guru meminta siswa untukmerumuskankesimpulan sementara dari langkah-langkah yang mereka lakukan.
Ø Mempersilahkanbeberapakelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas

Konfirmasi
Ø Membimbing jalannya diskusi sebagai fasilitator.
Ø Mencatat jawaban dari tiap kelompok yang presentasi.
Ø Siswa menguji hipotesis dari data yang mereka kumpulkan.
Ø Siswa berdiskusi merumuskan kesimpulan sementara berdasarkan jawaban yang mereka temukan.
Ø Kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusinyasecara bnergantian.




Konfirmasi
Ø Mengikuti jalanya diskusi dengan antusias.
Ø Mendengarkan jawaban dari kelompok yang sedang presentasi.

vMerumuskan kesimpulan

Ø Guru mempertegas kesimpulan materi pembelajaran dari hasil temuan kelompok belajar.
Ø Kegiatan kelompok selesai dan siswa kembali ke tempat duduk masing-masing.
Ø Guru meminta siswa untuk mengumpulkan LKPD ke meja guru.
Ø Maencatat kesimpulan yang disampaikan guru.
Ø Kembali ke tempat duduk masing-masing.
Ø Mengumpulkan LKPD
3.
Kegiatan Akhir (15 menit)
Ø Membimbing siswa untuk merangkum hasil diskusi secara lisan.
Ø Guru memberikan kuis tertulis pada siswa.
Ø Meminta siswa untuk mengerjakan kuis dan setelah selesai langsung mengantarnya ke depan meja guru.
Ø Guru meminta siswa membaca materi berikutnya
Kegiatan Akhir (± 15 menit)
Ø Dibantu guru siswa mencoba menyimpulkan materi yang telah diberikan
Ø Menjawab soal kuis
Ø Mendengarkan perintah guru







4.      Insrtrumen Penelitian
1)      Standar Isi
Standar isi merupakan struktur tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Standar isi ini terdiri dari Standar Kompetensi. Standar isi yang digunakan adalah standar isi kelas X IPA 1 MA Abdulloh Tahun Ajaran 2016-2017.
2)      Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan memuat rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian proses.
3)      LKPD (Lembar KegiatanPeserta Didik)
LKPD adalah lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan siswa baik secara individual maupun kelompok.
4)      Soal Kuis beserta kunci jawaban (Pre-Test)
Sola kuis yaitu soal yang dirancang oleh peneliti untuk setiap materi yang telah dipelajari. Soal kuis digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman atau daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan.
5)      Materi Ajar
Materi yang disampaikan ketika proses belajar dan mengajar yang sedang berlangsung.
6)      Soal ujian blok beserta kunci jawaban (Post-Test)
Soal ujian blok beserta kunci jawaban yaitu soal yang disusun oleh peneliti untukbeberapa pokok bahasan yang sudah dipelajari.





5.      Teknik Analisa Data
Data hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi metode inkuiri dianalisis dengan teknik kuantitatif dikarenakan dalam mengolah data-data terebut menggunakan angka-angka yang dijumlahkan untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang kemudian dipresentasekan. Analisis data pencapaian hasil belajar siswa dilakukan dengan melihat a) daya serap siswa, b) ketuntasan individu, c) ketuntasan klasikal

a)      Daya serap
Untuk menentukan daya serap digunakan rumus sebagai berikut :
Daya serap=(jumlah siswa lulus : jumlah keseluruhan siswa) x 100%
            Untuk mengetahui daya serap siswa dari hasil belajar, dikelompokkan dengan menggunakan kriteria seperti pada tabel berikut :
Interval
Kategori
91-100
Sangat Baik
83-90
Baik
75-82
Cukup
67-74
Kurang
≤66
Kurang Sekali
Sumber: Dimodifikasi sesuai dengan KKM sekolah MA Abdulloh Mojo ≥ 75

b)      Ketuntasan individu siswa
Seorang siswa dikataan tuntas dalam belajar apabila mencapai daya serap minimal dari KKM yang diterapkan oleh sekolah. Di MA Abdulloh Mojo Kediri, nilai KKM yang ditetapkan yaitu ≥75. Ketuntasan individu dapat dihitug dengan menggunakan rumus :
KI = SI : SMS
Keterangan :
KI = Presentase ketuntasan individu
SI = Skor Individu
SMS = Skor maksimal Soal



c)      Ketuntasan klasikal
Suatu kelas dinyatakan tuntas apabila sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa tuntas. Ketuntasan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
KK = JST : JS
Keterangan :
KK = Presentase Ketuntasan Klasikal
JST = Jumlah siswa yang tuntas (tolak ukur KKM)
JS = Jumlah seluruh siswa.[14]




















DAFTAR RUJUKAN

Nasir, Muhammad. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Aritonang, Keke T. 2008. Minat dan Motivasi dalam belajar siswa. Jurnal pendidikan penabur.
Pratiwi, L. Dkk. 2012. efektifitas model pembelajaran inkuiri terbimbing ... unnes science education journal.
Elvis. Konstruktivistik dalam pembelajaran biologi, diakses dari http://elvisuir.blogspot.com/2010/01/konstruktivistik-dalam-pembelajaran.html pada tanggal 28 September 2016 pukul 19.30
Nizamudishamazia’s, paradigma belajar IPA, diakses dari : http://Nizamudishamazia’s.wordpress.com/paradigma-belajar-ipa-biologi/. Pada tanggal 28 september 2016 pukul 19.45
Kurniawan, A.D. 2003. metode inkuiri terbimbing dalam pembuatan media pembelajaran biologi ... Jurnal pendidikan IPA Indonesia
Nasrullah, Akhid. 2008. penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa ... skripsi program studi PAI. STAIN Kediri
Herniati, Liza. 2008. penerapan metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran koperatif ... skripsi pendidikan matematika. UNP Kediri
Syarifah, Hindun. 2008. penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing ... skripsi program studi biologi, UNP Kediri
Elvis, Teknik Analisis Data. Diakses dari : http://elvisuir.blogspot.com/2010/03/teknik-analisis-data.html. pada tanggal 28 September 2016 pukul 20:30 WIB



[1] Moh Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2003), Hlm 151
[2] Aritonang, Keke T. 2008. Minat dan Motivasi dalam belajar siswa. Jrnal pendidikan penabr. Hlm 11
[3] Ibid, hlm 31
[4] L. Pratiwi dkk, efektifitas model pembelajaran inkuiri terbimbing ... unnes science education journal. 2012 hlm 87
[5] Ibid, hlm 90
[6] Elvis, Konstruktivistik dalam pembelajaran biologi, diakses dari http://elvisuir.blogspot.com/2010/01/konstruktivistik-dalam-pembelajaran.html pada tanggal 28 September 2016 pukul 19.30
[7] Nizamudishamazia’s, paradigma belajar IPA, diakses dari : http://Nizamudishamazia’s.wordpress.com/paradigma-belajar-ipa-biologi/. Pada tanggal 28 september 2016
[8] A.D. Kurniawan, metode inkuiri terbimbing dalam pembuatan media pembelajaran biologi ..., 2013,  Jurnal pendidikan IPA Indonesia, hlm 9
[9] Aritonang, Minat dan motivasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa, jurnal pendidikan penabur, 2008, hlm 35
[10] Akhid Nasrullah, 2008, penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa ... skripsi program studi PAI. STAIN Kediri hlm, 79
[11] Liza Herniati, 2008, penerapan metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran koperatif ... skripsi pendidikan matematika. UNP Kediri, hlm 152
[12] Hindun syarifah, 2008, penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing ... skripsi program studi biologi, UNP Kediri, hlm 176
[13] Akhid Nasrullah, 2008, penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa ... skripsi program studi PAI. STAIN Kediri hlm, 187
[14] Elvis, Teknik Analisis Data. Diakses dari : http://elvisuir.blogspot.com/2010/03/teknik-analisis-data.html. pada tanggal 28 September 2016 pukul 20:30 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar