Jumat, 07 April 2017

DENATURASI



denaturasi

Denaturasi adalah proses yang mengubah struktur molekul tanpa memutuskan ikatan kovalen. Proses ini bersifat khusus untuk protein dan mempengaruhi protein yang berlainan dan sampai yang tingkat berbeda pula. Denaturasi dapat terjadi oleh berbagai penyebab yang paling penting adalah bahan, pH, garam, dan pengaruh permukaan. Denaturasi biasanya dibarengi oleh hilangnya aktivitas biologi dan perubahan yang berarti pada beberapa sifat fisika dan fungsi seperti kelarutan
Pada percobaan ini, dilakukan tiga uji terhadap larutan protein. Pada uji yang pertama, ke dalam larutan protein ditambahkan dengan larutan HCl. Penambahan larutan HCl ini menyebabkan larutan protein mengendap. Mengendapnya larutan protein ini disebabkan karena setelah ditambahkan dengan larutan HCl, pH larutan protein berada di bawah titik isoelektrik Pada keadaan ini kelarutan protein berada pada titik minimumnya, sehingga dengan penambahan asam kuat membuat larutan protein semakin cepat mengendap karena kelarutannya dalam air sangat berkurang. Ketika ditambahkan dengan etanol, larutan protein semakin banyak yang mengendap. Hal ini terjadi karena gugus –OH dari etanol lebih mudah terhidrasi daripada molekul protein, sehingga kelarutan protein dalam air berkurang. Pada uji yang kedua ditambahkan larutan NaOH ke dalam larutan protein. Penambahan NaOH ke dalam larutan protein menyebabkan pH larutan di atas pH isoelektrik sehingga kelarutan protein dalam air meningkat dan larutan tetap bening. Ketika ditambahkan dengan etanol, larutan tetap bening. Hal ini terjadi karena molekul-molekul protein yang kelarutanya telah meningkat akibat penambahan basa tidak kalah bersaing dengan gugus –OH dari etanol untuk mengikat air, sehingga molekul protein tidak mengendap dan larutan tetap bening. Pada uji yang ketiga, larutan protein ditambahkan dengan buffer asetat. Penambahan buffer asetat ini menyebabkan protein mengendap. Hal ini dikarenakan kondisi larutan berada di bawah pH isoelektrik, hal ini disebabkan karena pH buffer asetat yang sedikit asam. Pada kondisi ini kelarutan protein berada pada titik minimum, sehingga protein akan mengendap. Dengan penambahan alkohol menyebabkan protein semakin banyak yang mengendap. Ini disebabkan karena molekul protein kalah bersaing dengan gugus –OH dari etanol untuk mengikat air, sehingga molekul protein akan mengendap

6. Denaturasi Protein
Denaturasi protein merupakan perubahan struktur protein yang menyimpang dari struktur alamiahnya. Denaturasi disebabkan karena hilangnya sifat-sifat struktur lebih tinggi oleh rusaknya ikatan hidrigen dan gaya-gaya sekunder lain yang membutuhkan molekul itu. Akibat suatu denaturasi adalah hilangnya banyak sifat biologis protein itu. Penyebab terjadinya denaturasi protein adalah karena adanya perubahan suhu atau pH yang tidak terlalu ekstrem.

Pada pengujian ini dilakukan pengujian terhadap sifat alamiah protein. Pada percobaan ini dibuat tiga larutan protein, dimana pada masing-masing larutan protein tersebut ditambahkan dengan senyawa yang berbeda. Pada larutan protein I ditambahkan dengan larutan HCl 0,1 M, kemudian dipanaskan. Setelah ditambah dengan HCl dan dipanaskan tidak terjadi perubahan pada larutan protein. Hal ini terjadi karena penambahan HCl yang bersifat sebagai asam kuat menyebabkan pH larutan protein menjadi sangat asampada percobaan selanjutnya ditambahkan dengan NaOH 0,1 N kemudian dipanaskan. Penambahan larutan NaOH ini tidak menyebabkan perubahan pada larutan protein. Hal ini disebabkan karena larutan NaOH bersifat sebagai basa kuat, sehingga terjadi perubahan pH yang sangat extrem pada larutan protein menjadi basa. Endapan putih yang terbentuk mengindikasikan terjadinya denaturasi protein. Denaturasi ini disebabkan karena buffer asetat sangat kuat mempertahankan pHnya pada pH 4,7 sehingga dapat merusak keseimbangan switer ion ke kondisi asam di bawah titik isoelektrik. Perubahan struktur yang diakibatkan proses denaturasi adalah perubahan konfigurasi protein a-heliks menjadi memanjang. Hal ini disebabkan karena rusaknya ikatan hidrogen dan ikatan nonpolar yang terjadi pada struktur berlipat dari protein

Pada percobaan ini larutan albumin tabung pertama ditambahkan HCl 1 M, tabung kedua NaOH 1 MSetelah masing-masing tabung ditambahkan reagen diatas, ketiga larutan tersebut menjadi berwarna putih telur dan pada bagian atas tabung terdapat pemisahan antara reagen dengan larutan albumin tersebut, sehingga dinyatakan larutan tersebut tidak larut atau memisah.
Kemudian dilakukan pemanasan pada tiap larutan selama 5 menit, dan telah terjadi pengendapan pada masing-masing tabung. Tabung dengan penambahan buffer asetat yang larut dan mengendap sempurna lebih dahulu dibandingkan dengan penambahan HCl 1 M, dan NaOH 1 M. Pada tabung dengan penambahan HCl 1 M mengendap lebih banyak tetapi termasuk pengendapan sebagian karena masih terdapat pemisahan lapisan antara larutan yang mengendap dengan larutan berwarna bening pada bagian atas tabung, begitu juga dengan penambahan NaOH 1 M mengendap sebagian dan pada bagian atas masih terdapat larutan berwarna kuning bening. reaksi yang terjadi yaitu terdapat 2 lapisan pada larutan, tabung pertama dengan lapisan atas berwarna bening dan lapisan bawah berwarna putih dan tidak terbentuk endapan dikarenakan protein telah dulu rusak oleh pemanasan, sedangkan percobaan kedua bagian atas berwarna bening dan lapisan bawah berwarna putih tetapi pada bagian tengah terdapat endapan berwarna kuning bening itu berarti protein mampu membentuk endapan kembali. Pada hal ini terjadi proses denaturasi karena terjadi endapan.  Endapan yang paling banyak dihasilkan oleh HCl, dan yang paling sedikit pada NaOH.

Perubahan pada Denaturasi protein meliputi ganguan dan kerusakan yang mungkin terjadi pada struktur sekunder dan sruktur tersier protein. Pada struktur protein tersier terdapat empat jenis interaksi yang membentuk ikatan pada rantai samping seperti ikatan hydrogen, jembatan garam, ikatan disulfida dan interaksi hidrofobik non polar, yang kemungkinan mengalami gangguan. Denaturasi yang umum ditemukan adalah proses presipitasi dan koagulasi protein seperti asam amino, protein yang larut dalam air akan membentuk ion yang mempunyai muatan positif dan negatif. Dalam suasana asam molekul protein akan membentuk muatan positif, sedangkan dalam suasana basa akan membentuk ion negatif. pada titik isolistrik protein mempunyai muatan psitif dan negatif yang sama, sehingga tidak bergerak kearah elektroda positif maupun negatif, apabila ditempatkan diantara dua elektroda tersebut.